...

1 Muharram

Artikel - 9 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Selamat tahun baru 1 Muharram 1446 H.

 

 

Kita tau, tidak sebagaimana Kaum Nasrani, Yahudi, dan Majusi yang merayakan tahun baru dengan perayaan, kembang api, pawai atau doa bersama. Kaum muslimin sejatinya tidak mengenal perayaan kecuali 2 hari besar, 2 hari raya, yaitu : Idul Fitri, dan Idul Adha.

 

Sayangnya, kita tahu, sebagian besar saudara kita Kaum Muslimin malah membebek kaum kafirin dengan melakukan perayaan tahun baru. Mereka melakukan perayaan, shalat awal tahun, shalawat awal tahun, doa awal tahun, pawai obor, dll. 

 

Sebagian dari kita mengatakan Kaum Kafirin saja merayakan tahun baru, masa kita kaum muslim kalah, tahun baru islam malah sepi sepi saja, seharusnya kita juga merayakan tahun baru islam. Mereka merasa seharusnya islam bisa menandingi, padahal sejatinya mereka membebek, mengekor, meniru, bertasyabuh dengan Kaum Kafirin, yang dimana ini adalah haram.

 

*************************

 

Perihal 1 Muharam, sebenarnya ada sesuatu hal yang lebih memiliki urgensi untuk kita ketahui bersama, apalagi di negeri kita, terkhusus di pulau Jawa yaitu perihal 1 Suro. 

 

Perihal 1 Suro ini, banyak saudara kita Kaum Muslimin yang sampai saat ini tidak paham, dimana banyak aktivitas kesyirikan yang menyebabkan kita terancam kekal di Neraka.

 

Masih banyak saudara kita yang mencuci keris dan sebagainya, mereka mempersembahkan sesajen dan sebagainya, mereka merasa ini tanggal keramat, waktu keramat, pengaruh pengaruh mistis akan sangat kuat, bisa “mengirim” atau “dikirim” “sesuatu”, maka untuk menjaga segala sesuatunya tetap baik, jika punya keris, batu keramat, barang pegangan, bisa dicuci, dibersihkan, dimandikan, dan beranggapan barang tersebut “sakti” akan menangkal marabahaya, akan membawa keselamatan, dan sebagainya. Padahal ini adalah kesyirikan yang menyebabkan kita terancam berat kekal di Neraka kelak.

 

*************************

 

Padahal perihal 1 Muharam ini, adalah bulan yang mulia, bulan suci (selain Ramadhan), bulan penuh berkah, dimana didalam agama ini anjuran dan tuntunannya adalah berpuasa, bukan nyuci keris.

 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendorong kita melakukan puasa pada bulan Muharram sebagaimana sabdanya :

 

‎أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – yaitu Bulan Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

 

Puasa pada hari hari Bulan Muharam memiliki keutamaan sedikit dibawah Puasa pada Bulan Ramadhan, sebagaimana sebaik baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.

 

*************************

 

Akan dibahas sedikit tentang puasa pada Bulan Muharam ini. 

 

Tahun Islam adalah tahun yang dihitung berdasarkan peredaran bulan, ada masanya bulan sedang dekat dengan bumi, ada masanya bulan sedang jauh dari bumi, ada masanya bulan penuh (purnama), ada masanya bulan separuh, bulan sabit, dan seterusnya.

 

Bulan penuh, atau purnama, maka daya tarik bulan akan tinggi tingginya, dimana terjadi banyak perubahan kondisi, pasang surut air laut, kondisi hewan dan binatang, siklus udara, siklus angin dan lain lain. 

 

Pada waktu atau tanggal tanggal tertentu kita akan merasakan kondisi tubuh terkadang terasa yang tidak baik, sebagian dari kita mengatakan ini karena pergantian cuaca, faktor pancaroba, musim hujan, dan lainnya. Padahal ini sejatinya karena posisi bulan. 

 

Pada waktu atau tanggal tanggal tertentu dimana bulan sedang dalam posisi tertentu, ini mempengaruhi kinerja organ kita, tekanan darah, asupan udara / oksigen, fungsi organ yang tidak normal, dan lainnya, yang terkadang membuat tubuh kita tidak fit. Inilah sebabnya di dalam agama kita dianjurkan berpuasa, yaitu metode detoksifikasi alami. Misal kita dapati puasa ayyamul bidh, puasa pada menjelang pertengahan bulan tanggal 13,14,15 bulan Hijriyah, dimana setelah tanggal tersebut adalah fase bulan purnama setiap bulan Hijriyah, sekitar tanggal 17 bulan Hijriyah, dan pada tanggal tersebut kita dianjurkan berbekam.

_____

 

Adapun terkhusus pada Bulan Muharram, pada saat bulan sedang dalam posisi tertentu, kita dapati tuntunan didalam Islam, untuk banyak melakukan puasa, bahkan jika tidak dianggap menyaingi Bulan Ramadhan, puasa pada Bulan Muharram bisa saja dianjurkan setiap hari (namun yang rajih silahkan berpuasa hampir setiap hari).

 

Adapun terkhusus pada Bulan Muharram, bukanlah cuci keris, cuci batu keramat, cuci benda pusaka yang seharusnya kita lakukan agar sehat dan selamat, melainkan seharusnya yang dilakukan adalah banyak berpuasa.

 

Boleh saja puasa hampir setiap hari, namun jangan setiap hari karena seakan menandingi puasa di Bulan Ramadhan. Kita ketahui ada puasa senin dan kamis, ada puasa asyura’, ada puasa tasu’a, ada puasa ayyamul bidh, ada puasa Daud, dimana jika kita lakukan puasa puasa ini, maka seperti puasa setiap hari selama di Bulan Muharram ini, dan inilah yang semestinya kita lakukan, agar badan kita sehat, tekanan darah lancar, asupan oksigen baik, pencernaan baik, organ tubuh baik, tubuh melakukan detoksifikasi dan regenerasi sel sel,  self healing, sehat, dan selamat, bukan malah nyuci keris agar selamat.

 

**************************

 

Kemudian terkait 1 Muharam, banyak diantara kita saudara Kaum Muslimin yang lupa, atau tidak tau bahwa bulan ini adalah bulan untuk menunaikan zakat, agar sehat dan selamat, bukan nyuci keris.

 

Perhatikan nisab zakat kita, jika kurang lebih kita memiliki harta diam selama setahun pada angka kisaran Rp92.000.000 (kurs Emas saat ini) maka kita sudah terkena wajib zakat, sebesar 2.5% dari total harta (diam) kita, bukan 2.5% dari Rp92.000.000.

 

Adapun pendapat lain yang lebih berhati hati yaitu pada perhitungan dirham atau perak yaitu harta diam pada kisaran Rp48.000.000 (kurs perak saat ini), maka kita sudah terkena wajib zakat, sebesar 2,5% dari total harta (diam) kita, bukan 2,5% dari Rp48.000.000.

 

Silahkan keluarkan harta kotor tersebut, bersihkan harta tersebut, tunaikan hak atas harta tersebut. Inilah yang menjadikan kita sehat selamat, terjaga dari keburukan, dan berkehidupan yang mendapat keberkahan dan rahmat dari Allah, sekali lagi bukan dari nyuci keris.

 

*************************

 

Jika kita mau “merayakan” tahun baru Islam, rayakanlah dengan cara yang islami, cara cara sesuai sunnah, yang dianjurkan dan dituntunkan dalam agama ini, yaitu berpuasa sunat, yaitu membayar zakat. Bukan merayakan mengikuti atau bertasyabuh dengan cara Nasrani Yahudi Majusi, pawai obor, kembang api, petasan, pawai, dll. Bukan merayakan dengan cara cara yang bid’ah semisal shalat tahun baru, sholawat tahun baru, doa doa tahun baru, atau cara cara yang syirik semisal nyuci keris, nyuci batu keramat, ziarah kuburan keramat, dan lain sebagainya.

 

 

..Wallahu a’lam..