ATOMMS Logical Fallacy | Extermination
3. Appeal To Popularity
Berikut akan kita bahas sebuah cacat logika yang sangat banyak Kaum Muslimin mengidapnya, yaiitu : “Appeal To Popularity”.
“Appeal to Popularity” (dalam bahasa Indonesia disebut "Argumen Popularitas") adalah sebuah kesalahan logika yang terjadi ketika seseorang mengklaim bahwa suatu pendapat atau kepercayaan adalah benar, karena yang mengatakan ataupun yang mempercayainya itu merupakan (tokoh) populer atau pendapat yang populer.
Argumen ini berdasarkan pada asumsi bahwa jika sesuatu populer, maka dianggap pasti benar atau baik. Namun, hal ini tidak selalu benar. Banyak contoh di mana sesuatu yang populer ternyata tidak benar atau tidak baik.
Contoh “Appeal To Popularity” :
- Kristen agama yang benar, karena jumlah pemeluknya terbesar di dunia
- Ormas Islam “A” pasti benar, karena pengikutnya terbanyak di Indonesia
- Ustadz “Fulan” berpaham ahlussunnah, karena jamaah pengajiannnya sangat banyak.
- Ustadz “Fulan” pasti ahli hadits, karena dia tokoh yang populer membahas hadits.
Didapati fakta, Kristen bukanlah agama yang terbaik atau terlengkap, didapati fakta Ormas “A” banyak kesyirikan, bid’ah, dan kurafat, didapati fakta tokoh fulan berpaham mutazili, asyari, maturidi, hizbi, dll, atau didapati fakta tokoh fulan adalah ahli sastra arab bukan ahli hadits.
Dalam contoh di atas, argumen tersebut berdasarkan pada asumsi bahwa popularitas adalah sesuatu yang menentukan kebenaran atau kualitasnya. Namun, popularitas tidak selalu menjamin kebenaran atau kualitas.
“Appeal To Popularity” dianggap sebagai suatu kesalahan logika karena bukanlah indikator kebenaran, tidak selalu relevan dengan kebenaran atau kesalahan suatu pendapat. Kebenaran suatu pendapat harus dinilai berdasarkan bukti ilmiah dan alasan yang kuat, bukan berdasarkan popularitas.
Jika ada gejala demikian di dalam cara kita berpikir atau cara kita berlogika, maka kita sedang mengidap cacat logika atau mengalami logical fallacy, “Appeal To Popularity”.
Kembalikan kebenaran dalam berkesimpulan, dengan argumentasi atau pendapat yang berdasarkan fakta dan bukti ilmiah yang kuat, bukan mengalihkan kebenaran berdasarkan apa yang dipilih, dilakukan, dipercayai oleh tokoh, golongan yang populer.
..Wallahu a’lam..