...

99.99%

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Kebanyakan diantara kita, bodoh Karena informasi yang masuk kedalam kepala mereka, informasi “sampah”. Infotainment artis gosip (padahal acara ini sudah diharamkan MUI), tontonan medsos joget joget / aurat (padahal ini juga haram), debat pilpres (padahal debat yang demikian haram), lawak lawak berlebihan (padahal tertawa berlebihan adalah haram), bahkan “ustadz lawak”, ramai ditonton orang. Namun giliran akun edukasi, konten edukasi, pendidikan, keterampilan, kesehatan, majelis ilmu, membaca buku, sepi, bahkan nyaris NOL.

Kebanyakan dari kita menurut Kemenkominfo, sebesar 99.99% tidak memiliki minat membaca. Alias hanya 0.0001%  yang memiliki minat baca.

Artis cerai diperbincangkan, artis upload disosmednya punya sepatu baru dilike, artis lahiran jadi konten ramai di komen. Sedangkan dokter yang mengedukasi dibilang cari panggung, akun tentang tauhid dihujat, dianggap memecah belah. Inilah sebab Negara lain maju, karena bagi mereka, ilmu pengetahuan adalah kesehariannya, sedangkan kebanyakan orang di negara kita juara lomba “nyinyirin” orang (komen netizen).

Kebanyakan dari kita menurut “World Review”, ber-IQ rata rata di kisaran 78. Angka IQ ini adalah angka paling rendah diantara semua negara di Asia, kecuali Timor Leste, yang sama sama 78. Angka IQ ini bahkan lebih rendah dari rata rata orang di Papua (Nugini).

Kebanyakan IQ dan juga EQ rendah ini dimana Indonesia menempati rangking 126 dunia. Juga dipengaruhi oleh makanan yang dimakannya, seblak yang jadi makanan favorit masyarakat Indonesia, sangat minim gizi dan tinggi MSG, tahu goreng, bakwan goreng, atau gorengan pada umumnya, tinggi tepung, kalori, karbo, dan minyak, makan asal kenyang, murah, lalu setelah kenyang ngantuk / mager, menduduki posisi kedua makanan favorit, kemudian junk food, boba, minuman kaleng, jadi favorit selanjutnya, ini yang membuat otak tumpul.

Gizi pembentuk genetika juga kalah jauh,sayur buah kualitas terbaik di ekspor untuk konsumsi luar negeri, sedangkan konsumsi buah dan sayur kita, kualitas buruk yang sudah “hitam-hitam”, dilapisi lilin melamin, racun pestisida, daging daging dari hewan yang kurus kurus, atau gemuk gemuk karena suntik gen. Di Luar negeri gym ada di setiap beberapa meter, sedangkan di Indonesia minuman manis / gorengan ada di setiap beberapa meter.



Informasi yang masuk ke otak tidak jelas, kurikulum pendidikan dipaksakan padahal tidak sesuai bakat / minat. Nutrisi masuk ke tubuh tidak ada, rebahan, komenin orang, begadang. Bagaimana orang orang ini mau pintar, apalagi cerdas, bagaimana orang orang ini ketika ditanya / diuji memiliki kompetensi, orang orang ini mulutnya yang bekerja, sedangkan otaknya tidak pernah dipakai berpikir, inilah sebab kebanyakan kita gampang ditipu, dibohongi, dibodohi.

Nutrisi yang masuk ke tubuh tidak ada, dibohongi industri vaksin, tubuh (yang) sehat dimasukkan cairan buatan, padahal hukum asal obat itu adalah ketika sakit, bukan untuk badan normal / sehat, tiap hari kena asap knalpot, asap polusi, asap industri (asap riba juga). Setiap hari tubuh kemasukan racun, pestisida, vitamin buatan, suplemen buatan, minyak jenuh, garam berlebih, garam buatan (MSG), setiap hari urat nadi, syaraf, organ menerima benda berat, menyaring racun berat. Sering sakit, panas, demam (tanda reaksi tubuh sedang tidak baik baik saja) masuk RS. Capek capek kerja jadi budak korporat, menabung sekian belas tahun, siap siap uang puluhan juta, ratusan juta untuk biaya kesehatan dimasa tua.



Ketika kita sedang mengalami efek dari kebodohan kita, orang orang yang membodohi kita sedang membeli rumah baru, mobil baru, pindah ke kantor baru, buat gedung baru, sedangkan kita kerja keras siang-malam, terkena anxiety, depresi, bipolar, gangguan mental dan psikologis, dirawat, Tipes, DBD, Covid, Autoimun, Maag, Lambung, Kolesterol Tinggi, Asam Urat, Jantung, Gagal Ginjal, Cuci Darah, Kanker dll.

Orang orang pintar akan tambah kaya, orang orang bodoh akan tambah miskin. Kita berada di zaman Industrialisme, Kapitalisme, bahkan menganut “Kanibalisme”, siapa yang kuat dia yang menang, siapa yang lemah dia yang kalah, bahkan rela “memakan” manusia lainnya.



Baca, agar berwawasan, jangan cuma sekedar nonton, scroll, klik. Baca sebagaimana perintah pertama dalam Al Quran yaitu “Iqra”, baca buku, menulis, mencatat, merangkum, sibuk dengan ilmu pengetahuan (terutama syar’i), tidak sibuk dengan kepo, nyinyir, komentarin, ngurusin, kehidupan orang lain. Makan yang sehat, masukkan makanan, minuman yang bernutrisi baik kedalam tubuh, olahraga, tidak berlebihan, tidak sibuk mengurusi yang tidak perlu, tidak perlu ikut kepada semua hal (FOMO), tidak perlu ikut berjalan dengan mayoritas.

..Wallahu a’lam..