...

Agar Khusyu Dalam Shalat (14-18)

Artikel - 2 years ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

(14)
Bersungguh sungguh dalam berdoa terutama di waktu sujud

Salah satu cara lainnya untuk mendapati khusyu dalam shalat adalah dengan cara sebenar benar sujud

Orang yang shalat senantiasa melihat ke arah tempatnya bersujud, dan sudah semestinya bersungguh sungguh dalam sujudnya

• Tidak Sujud seperti Anjing
• Meletakkan Dahi dan Hidung di Tanah
• Mata Tidak Terpejam
• Merasa Sangat Rendah dihadapan Allah
• Berdoa (Doa dlm Shalat Berbahasa Arab)

Nabi kita yang mulia
shallallahu alaihi wasallam bersabda: "
Sedekat-dekat hamba dengan Tuhannya yaitu ketika ia bersujud, maka perbanyaklah doa "
(H.R Muslim)


(15)
Menghilangkan, Menghindarkan diri dari pandangan yang menyibukkan mata, ditempat orang yang shalat

Anas bin Malik berkata :
" Qiram (tirai yang ada lukisannya ada juga yang mengatakan pakaian yang berwarna) milik 'Aisyah yang digunakan untuk penutup/tirai di samping rumahnya "

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya:
" Hindarkanlah ia dariku, karena lukisan tersebut tampak dalam shalatku "
(H.R Bukhari)

Selain ada larangan tentang pajangan, gambar, dan ciptaan serupa makhluk hidup, tenyata juga dapat mengganggu kekhusyuan shalat

Kemudian tidak pula shalat dengan mengenakan pakaian yang bergambar atau bertuliskan atau berwarna yang dapat mengganggu orang yang shalat

Dari 'Aisyah :
" Nabi shallallahu alaihi wasallam shalat dengan mengenakan pakaian yang bercorak/bergaris, maka beliau memandang pada coraknya "

Seusai shalat beliau bersabda:
" Bawalah pakaian ini ke Abu Jahm bin Hudzaifah, dan tukarlah dengan pakaian yang tidak bercorak, karena tadi shalatku terganggu karenanya "
(H.R Muslim)

Gambar gambar, corak, motif, warna warni dan lainnya, baik baju, sajadah dll, sangat mempengaruhi ketidakkhusyuan kita dalam shalat. Maka sebaiknya kita menggunakan pakaian yang putih bersih, polos, tidak bercorak, tidak bermotif, tidak mengganggu pandangan mata, dan dimana mata selalu coba untuk difokuskan di satu posisi, tidak terlalu banyak melirak lirik

______________________________

(16)
Tidak Shalat Ketika Makanan Telah Dihidangkan

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
" Tidak ada shalat jika makanan telah dihidangkan "
(H.R Muslim)

Melakukan shalat dalam keadaan makanan telah terhidang, dilarang (haram tp tidak memasukkan ke Neraka) oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam. Lebih dianjurkan untuk makan terlebih dahulu dan kemudian setelahnya baru melaksanakan shalat

Shalat yang dimaksud disini tentu saja Shalat Awal Waktu, (bukan Shalat Non Awal Waktu)

Kehilangan Pahala Shalat Berjamaah Awal Waktu, lebih baik, dibandingkan mengacuhkan makanan yang sudah terhidang

Adapun bagi yang rutin Shalat Awal Waktu dan kemudian "terpaksa" tidak Shalat Awal Waktu karena telah dihidangkannya makanan, ada pendapat bahwa Insya Allah shalatnya yang dilakukan telat segera seusai makan, akan tetap mendapat Pahala Shalat Berjamaah Awal Waktu, sebagaimana shalat yang rutin dikerjakannya

Shalat yang dilakukan, tetapi bertentangan dengan petunjuk, tuntunan, sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam, maka Insya Allah tidak akan mendapati level khusyu terbaik dalam Shalat


(17)
Tidak shalat dengan menahan kencing atau buang air besar

Tidak diragukan lagi, diantara hal yang bertentangan dengan kekhusyu'an adalah orang yang shalat dengan menahan BAK atau BAB. Karena itulah rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang hal itu

Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda :
" Tidak ada shalat jika makanan telah dihidangkan dan tidak pula dalam keadaan ia menahan dua hal yang buruk (maksudnya kencing dan buang air besar) "
(H.R Muslim)

Sikap menahan tersebut tentu akan menghilangkan kekhusyu'an. Termasuk dalam hal ini adalah menahan angin/kentut yang tidak tertahankan

Silahkan menunda, membatalkan Shalat, jika mengalami situasi BAK, BAB, menahan angin / kentut yang tidak tertahankan


(18)
Tidak shalat dalam keadaan mengantuk

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

" Jika salah seorang dari kalian mengantuk ketika (akan) shalat, maka hendaklah ia tidur, sampai ia mengetahui apa yang ia ucapkan (maksudnya dalam shalat) "
(H.R Bukhari)

Jangan salah mengartikan Tidur lebih diutamakan daripada Shalat. Maksud beliau disini adalah, Shalat dalam keadaan yang serius sungguh sungguh, bukan dalam keadaan mengantuk, bisa dengan bangun lebih awal, bisa dengan didahului mandi, cuci muka, olahraga, dll. Agar shalat yang dilakukan tidak dalam keadaan mengantuk

Adapun dalam keadaan kantuk yang tidak tertahankan, semisal Prajurit Perang setelah lepas jaga kondisi perang, Dokter selepas Operasi yang melelahkan, dll. Maka dipersilahkan tidur dahulu dibandingkan melakukan shalat dalam keadaan mengantuk

Orang mengantuk, akan tidak fokus dan tidak khusyu dalam shalatnya, dan akan tidak mengetahui apa apa yang dia ucapkan didalam shalatnya

(…Bersambung…)

 

..Wallahu a'lam..