Berasal dari kata “Gnostik” yang artinya ilmu pengetahuan. Dimana pemahaman dimana berlandaskan memiliki ilmu dan pengetahuan yang mempengaruhi pandangan terhadap subjek. Namun perihal ketuhanan sangat sulit dicari ilmu pengetahuannya, science-nya, buktinya, maka dalam hal ini tidak memiliki ilmunya. Kaum ini mempercayai adanya Tuhan, namun tidak memiliki ilmunya, dengan alasan tidak didapati pembuktiannya (atau sciencenya) = A-Gnostik (tak berilmu pengetahuan tentang Agama).
Didalam KBBI : ag·nos·tik artinya orang yang berpandangan bahwa kebenaran tertinggi (misalnya Tuhan) tidak dapat diketahui dan mungkin tidak akan dapat diketahui.
Agnostik percaya dengan adanya Tuhan, namun “ Bodo Amat “. Agnostik percaya dengan alam setelah dunia namun tidak memahami karena tidak didapati pembuktiannya. Agnostik memeluk agama tertentu yang sesuai dengan hatinya, atau yang relevan menurut sudutpandangnya, namun tidak menjalanlan ajaran agamanya.
***
Sebentar, sepertinya kita familiar dengan kalimat “memeluk agama namun tidak menjalankannya”?
Ya, kita dapati seseorang yang memeluk agama tetapi tidak menjalankan ajaran agamanya. Kita dapati seseorang yang beragama memeluk agama Islam, tetapi tidak menjalankan ajaran agamanya. Alias “Islam KTP”. ini sangat condong masuk kedalam kriteria Agnostik.
Dia pandai berilmu, dia pintar berpengetahuan, dia percaya ada Tuhan, dia percaya ada Agama, ada Surga ada Neraka, namun karena tidak memiliki keilmuan dan keterbatasan untuk melihat/membuktikan keberadaannya, maka menganggap Agama cukup dipercayai saja, tanpa perlu dipelajari, dimengerti, atau dijalankan.
Didalam Islam, ciri ciri seperti ini kita kenali
dengan istilah “Fasik”. Yang artinya keluar dari ketaatan terhadap (perintah Tuhan) Allah. Perintah untuk mengerjakan sesuatu, atau Perintah untuk meninggalkan sesuatu.
Seseorang yang dalam ketaatan, karena dilandasi keimanan terhadap Agama, terhadap Tuhan, terhadap Allah, dia tidak hanya mengerjakan perintah atau meninggalkan larangan saja, melainkan mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan secara bersamaan, dimana inilah yang Allah mau sebagai bentuk ketaatan.
Jika kita masih mengerjakan salah satunya, atau memiliih, perintah yang kita pilih untuk dikerjakan sebagian lagi tidak, larangan yang kita pilih untuk ditinggalkan sebagian lagi tidak, maka kita belum masuk kepada kategori taat, kita condong sekedar memeluk agama ini, namun tidak mengerjakan ajaran agama ini, kita condong kepada seseorang yang KTP-nya beragama Islam, namun hakikatnya kita jangan jangan adalah Agnostik, walyadubillah!
___
Agnostik; atau Fasik, ciri cirinya kita temui juga pada diri orang orang Yahudi;, orang orang Kafir;, dan orang orang Munafik. Sebenarnya mereka pandai, pintar, tau, belajar, berilmu, berpengetahuan, percaya, yakin, namun Ilmu dan Pengetahuannya dipakai untuk mengingkari Allah, dan tetap tidak mengerjakan perintah dan ajaran Allah.
Sebagaimana pemahaman mereka bahwa perihal Agama ini perlu dibuktikan, argumen ini sebenarnya cukup mudah dipatahkan. Sebagaimana kita yakin bahwa Nenek dari Nenek Neneknya kita ada, walaupun kita tidak bisa buktikan keberadaannya. Sebagaimana orang merasa takut setan dikegelapan, dan tempat angker, padahal kita tidak dapati pembuktiannya.
****
Jika kita beragama, jika kita cek di KTP kita ada isi tulisan “Islam” pada kolom agamanya, namun kita tidak mengerjakan perintah Allah, tidak menjauhi larangan Allah, maka jangan jangan kita ini : “Agnostik”.
Jika kita beragama, namun tidak belajar, memiliki ilmu dan pengetahuan akan agama yang kita peluk, maka jangan jangan kita ini : “Agnostik”.
..Wallahu a’lam..