...

Bahaya Merasa Pintar

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Merasa diri sudah tau, mengerti, pintar, pandai, dan sukses adalah hal yang sangat berbahaya. Sikap seperti tersebut membuat kita menjadi besar kepala.

Sebaliknya, jika merasa diri belum tau, mengerti, pintar, pandai, dan sukses adalah sesuatu hal yang baik. Sikap seperti ini yang membuat kita akan terus berkembang.



Dalam rangka agama, kita saksikan saudara-saudara kita yang merasa sudah pintar, sukses, mempunyai title, gelar, dan jabatan, mereka merasa sudah tau, merasa sudah mengerti, dan merasa sudah paham yang kemudian membuatnya menjadi besar kepala padahal ternyata dia belum tau apa-apa, belum paham apa-apa, masih keliru dan salah dalam memahami agama ini.

Dalam rangka agama, kita saksikan saudara-saudara kita, yang merasa dirinya belum pintar, belum sukses, menanggalkan titlenya, gelarnya, jabatannya, justru inilah baik. 



 Ada sebuah quote yang sangat bagus:

“Kegagalan yang membuat kita rendah hati, lebih baik dari kesuksesan yang membuat kita arogan”

Ada, wasiat dari Umar radhiallahu anhu:

“Jika seseorang memasuki tahap pertama (terhadap ilmu), dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua maka dia akan rendah hati. Jika dia memasuki tahapan ketiga maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya.”



Sebelumnya, kita telah membahas tuntas tentang paradox dan kita telah ketahui jawabannya.

Semakin seseorang merasa dirinya sudah pintar, sudah sukses, maka pasti sebaliknya. Adapun semakin seseorang merasa dirinya belum pintar dan belum sukses, maka Insya Allah akan pintar, sukses, dan selamatlah dia

Jangan malu, jangan segan, dan jangan minder untuk merasa bahwa kita belum baik, belum tau apa-apa, belum paham apa-apa, dan belum sukses karena justru ini alasan kita akan mau belajar dan terus mengembangkan diri.

Karena kalau merasa sudah baik, sudah tau, sudah mengerti, dan sudah pintar, lalu untuk apa kita (berkumpul disini) belajar lagi?



Namun, ada orang yang lebih buruk, dari apa bahasan diatas, yaitu :

Orang yang belum tau apa-apa, belum pintar, belum mengerti, belum paham, belum punya title, belum punya gelar, belum punya jabatan, belum sukses, belum kaya, namun sudah besar kepala, dia menganggap enteng, meremehkan ilmu, tidak mau belajar, meremehkan orang lain, tidak menghargai orang lain. Dia merasa sudah pintar, sudah mengerti, sudah paham, padahal sejatinya dia bahkan belum tau apa-apa.

Dia yang (katanya) berpendidikan dengan bisa membaca, tetapi dia tidak mengerti apa-apa dan tidak diberi pemahaman oleh Allah Azza wa Jalla. 

Disaat ada orang-orang lain yang tidak bisa membaca, tidak sekolah, tidak kuliah (mungkin), tidak berpendidikan, tidak punya gelar, tidak punya jabatan, tidak kaya, dan tidak sukses, tetapi dia mengerti dan diberi pemahaman oleh Allah Azza wa Jalla.

..Wallahu a’lam..