...

Bukan Sikat Gigi

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Jauh-jauh melangkah dan tinggi-tinggi sekolah, namun mayoritas dari mereka (khususnya saudara kita Kaum Muslimin) tidak tau hal-hal yang dekat, fundamental, dan krusial, yaitu Tauhid dan Aqidah. Sebagai seorang Muslim, sebenarnya mereka tidak tau perihal sikat gigi plastik yang mengandung jutaan mikro plastik (nilon) dan setiap hari dimasukkan kedalam mulutnya.

Dicontohkan dengan analogi sederhana bahwa lantai kamar mandi saja tidak kita sikat dengan zat pembersih pada setiap hari atau bahkan dua kali sehari. Akan tetapi untuk gigi mereka disikat dua kali sehari atau bahkan lebih. Aktivitas tersebut tentunya akan memasukkan jutaan mikro plastik, zat detergen, hydrogen, dan zat keras lainnya kedalam mulutnya.



Tetapikan sisa hasil sikat giginya tidak ditelan, hanya kumur-kumur dan dibuang. Kemudian, jika tidak sikat gigi (dengan sikat gigi plastik) akan membuat gigi kita kotor, tidak bersih, mulut kita bau, nafas kita bau sehingga bisa bersarang kuman, menyebabkan gigi bolong dan lainnya. Lalu, kalau pakai siwak merasa tidak bersih, dan lainnya.



Dicontohkan dengan analogi sederhana, kita yakin benda atau makanan yang dihinggapi lalat pasti terdapat jutaan bakteri dan kita tidak akan ingin makan dan menelannya, bahkan sekedar dimasukkan ke mulut sambil kumur-kumur dengan air dan kemudian dimuntahkan saja kita tidak mau.

Dicontohkan dengan analogi sederhana, lantai kamar mandi akan bau karena adanya kotoran yang menempel karena tidak disiram sehabis BAB dan BAK. Akan tetapi jika disiram sehabis BAB dan BAK, maka tidak akan menimbulkan bau. Hal tersebut menunjukkan jika terdapat sisa kotoran dan kemudian langsung disiram dan disemprot, maka kotoran tersebut tidak akan menempel dan mengerak. Kemudian, joka terdapat lantai yang berlubang, maka diperbaiki lantainya, bukan disikat. Lantai kamar mandi boleh saja disikat sekali dalam 1-2 pekan atau sekali dalam 1-2 bulan, bukan sehari 2x



Mulut kotor bukan karena tidak sikat gigi (dengan sikat gigi plastik), melainkan karena (setelah makan)  tidak disiram dan tidak kumur-kumur. Mulut bau itu bukan karena tidak sikat gigi (dengan gigi plastik) melainkan karena lidahnya yang tidak pernah dibersihkan (bau lidah), dimana seharusnya dengan alat pembersih lidah bukan sikat gigi. Nafas bau itu bukan karena tidak sikat gigi (dengan sikat gigi plastik) melainkan karena giginya ada yang bolong, tidak ditambal, dan tidak diperbaiki.



Berikut cara membersihkan gigi atau menjaga kesehatan mulut adalah :

  1. Kumur-Kumur. Setelah makan lakukan kumur-kumur. Hal tersebut ternyata sudah kita lakukan dalam 5x sehari (wudhu) sedangkan makan hanya 2x sampai 3x sehari. Apa jangan-jangan cara kumur / cara wudhu kita yang masih keliru. Kumur-kumur juga bisa dilakukan dengan zat antiseptik yang berbahan aman untuk mulut.
  2. Perbaiki Gigi Rusak / Gusi Bermasalah. Bau nafas dan bau mulut ini bukan datang dari gigi yang tidak disikat. Siwak-pun menjadi percuma, jika gigi atau gusi ada yang berlubang, bermasalah, ataupun rusak. Adapun terhadap gigi atau gusi yang rusak dan bermasalah, bukan malah disikat dengan sikat gigi plastik, melainkan diperbaiki, diobati, ditambal, dicabut, diganti gigi palsu, dll.
  3. Bersihkan lidah. Bau mulut itu bukan karena tidak sikat gigi (dengan sikat gigi plastik). Orang yang menjaga wudhu, berkumur, bersiwak, bahkan berpuasa-pun mulutnya masih bisa bau, karena ternyata lidahnya yang kotor, bukan giginya. Maka, bersihkan lidahnya dengan alat pembersih lidah, bukan giginya.
  4. Siwak. Lepaskan paradigma keliru bahwa gigi bersih itu harus disikat (dengan sikat plastik), padahal sebenarnya kita sedang meletakkan jutaan mikro plastik berbahaya didalam mulut kita. Gigi akan bersih apabila di kumur kumur, dan sangat bisa dibersihkan dengan siwak. Silahkan buat ujung siwak menjadi serabut dan gosok gosokkan lembut dan perlahan ke gigi dan berkumur kumur. Siwak mengandung anti bakterial alami, pemutih alami, maka dengan menggosok serabut siwak ke gigi / lidah dan kemudian berkumur kumur maka gigi, lidah, dan mulut sudah pasti Insya Allah, bersih, sehat, dan kuat.
  5. Disikat Dan Disemprot. Sebagaimana kamar mandi yang tidak kita sikat 2x setiap hari, demikian pula dengan gigi, jika sudah kumur setelah makan, kumur ketika wudhu, jika gigi tidak berlubang, jika gusi tidak bermasalah, jika lidah sudah dibersihkan, sudah dengan antiseptik, namun terasa kurang, sesekali bisa disikat, tentunya dengan sikat gigi yang berbahan aman bagi mulut, dengan pasta gigi yang aman bagi mulut, disemprot, flossing, atau ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Ditegaskan, sikat gigi plastik dan pasta gigi berbahan tidak aman dan berbahaya tidaklah sampai kepada derajat keharaman (qadarallah Allah menciptakan “Antibodi”, namun bisa saja sesuatu yang berhukum halal menjadi haram karena pemahaman, perilaku atau aktivitasnya.



Dari sini kita tau, bahwa ada beberapa hal sederhana yang kita pikir kita sudah tau, ternyata kita belum tau apa-apa. Bahaya merasa sudah tau, padahal belum tau. Sesuatu yang terlihat kecil padahal bisa berdampak besar bagi diri kita.

Dari sini kita semakin mengerti, pentingnya mengetahui sesuatu hal secara presisi, dan ideal, (idealis), bahayanya paparan paham industrialis, pragmatis, dan ekonomis. Semakin paham kita bahwa hukum asal manusia salah satunya adalah tidak tau apa apa (bodoh), yang mana sifat dasar ini harus diselisihi dengan cara belajar dan mempelajari ilmu. Semakin mengerti bahwa hukum asal manusia suka dengan “shortcut” cara yang dianggapnya mudah dan baik, padahal belum tentu benar.

Dari sini kita semakin paham dan yakin, bahwa benar Al Quran dan As Sunnah adalah dari Allah dan Rasulnya, menjadi paham kita bahwa agama ini adalah Haq, petunjuk kebenaran, berisikan berbagai macam tuntunan sangat lengkap dan sempurna, perihal akhirat dan dunia bahkan perihal cara “sikat gigi”. 

Dari sini kita akan semakin tau, mengerti dan paham, setelah kita mendapati Al Quran dan As Sunnah, kita termasuk seorang Muslim yang beriman, dan bertauhid, menaati Allah dan Rasulnya, atau jangan jangan kita hanyalah Muslim pada kolom KTP, masih pikir-pikir, termasuk orang orang (Yahudi) yang menolak Al Quran dan As Sunnah.

..Wallahu a’lam..