...

Dokter Palsu

Artikel - 7 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Ada seseorang dari Indonesia, mendapatkan pekerjaan menjadi seorang sales sebuah toko retail besar di Amerika Serikat. Pada hari pertama dia bekerja supervisornya bertanya “sudah dapat berapa pembeli hari ini”?. Kemudian dijawabnya “satu orang pak”. Bosnya lantas marah, karena setiap salesman disitu setiap hari setidaknya bisa melayani 20-50 pelanggan, “maafkan saya bos” ujar seseorang tadi. Bosnya kemudian bertanya lagi “sudah berapa amount (dollar) penjualan hari ini?” lalu dijawab “$1.5juta dollar bos”..  

 

Wakkk!!! bosnya sangat kaget.

_

 

"Memangnya orang itu beli apa?” tanya bosnya, dan kemudian orang ini menjawab :

 

“Awalnya pembeli tersebut hanya mau membeli obat sakit kepala, kemudian saya nasehati jangan sedikit sedikit minum obat, karena tidak sehat, lebih baik buang stress dan beban pikiran dengan menyalurkan hoby, misal memancing, saya tawarilah sebuah alat pancing (joran) yang bagus yang paling mahal, dia pun mau. Kemudian saya tanya akan mancing dimana, katanya dilaut, berarti dia membutuhkan kapal motor (boat), saya bawa dia ke bagian kapal motor dan dia setuju membeli boat dengan mesin ganda. Saya kemudian saya tawari dia mobil penarik boat, diapun setuju. Setelahnya saya tanya lagi mau mancing di laut mana, pembeli ini terlihat bingung, maka saya tawarkan camper van spesial camping terbaru dengan 6 tempat tidur dan diapun setuju” total pembelian orang itu $1.5juta dollar.

_

 

Bosnya takjub dan bertanya, “memang sebelum bekerja disini kamu bekerja dimana dan sebagai apa?” yang kemudian dijawab :

 

“Saya bekerja di Indonesia pak, di rumah sakit. Setiap ada pasien datang, walaupun sakitnya ringan saya suruh mereka periksa lab, SGOT, SGPT, kolesterol lengkap, asam urat, tekanan darah, CT Scan, MRI rekam jantung, cardiovaskular, rontgen thorax, gula, periksa darah lengkap, dan tidak lupa swab tes covid dulu.”

_____

 

Walaupun ini hanya cerita fiksi, namun ini cerita anekdot sarkasme ini  yang menggambarkan bagaimana realitas industri di Indonesia. Saya yang kebetulan pernah menjadi (mantan) sales otomotive, industri yang sangat industrialis, sangat familiar dengan teknik ini, dan tidak jarang memakai teknik sales ini. Saya tidak sibuk dengan berapa jumlah calon pembeli yang saya layani, tetapi berapa penjualan yang maksimal bisa saya lakukan. Saya tidak perlu melayani banyak orang, melainkan satu customer saya usahakan (selain) membeli mobil, akan membeli velg, audio, aksesoris, dan yang lainnya. 

 

Bagi sebagian sales istilah ini disebut “Python Sales” sekali berburu dapat mangsa yang besar dan bisa tidur  dalam jangka lama. Jika lebih spesific, teknik ini disebut “Creating Problem”, mencari masalah dan seorang “sales” tampil dengan membawa solusi. Dikenali juga metode seperti ini dengan istilah “cross selling”, yaitu : bukan hanya menjual 1 barang yang dibutuhkan pembeli namun mengait-ngaitkan, menyilangkan dengan barang barang lain yang terkait, agar terjadi double sales, bahkan tripple sales, hanya untuk satu pembeli yang sama.

 

*************************

 

Walaupun cerita diatas hanya cerita fiksi, namun itulah realitas atau fakta yang terjadi. Misal dirumah sakit, praktek industrialis seperti ini benar benar riil terjadi. 

 

Dokter yang seharusnya tugasnya mengobati orang sakit, melenceng dari sumpah jabatannya, menyimpang dari idealismenya, bukan lagi sebagai dokter, melainkan mereka jualan lab, jualan obat, mereka menjadi sales.

 

Guru yang seharusnya tugasnya mencerdaskan kehidupan bangsa, melenceng jauh dari jati diri asli seorang guru, melainkan mereka berjualan seragam, baju, buku, ekskul, bimbel, les, dll, alias mereka menjadi sales.

 

Ustadz yang seharusnya tugasnya mendakwahkan tauhid, menjauhkan umat dari bahaya kesyirikan, bidah, dll. Malah menyimpang dari niat dan tujuan awal yaitu akhirat, menjadi jualan air berkah karomah, jualan kuburan kramat, kajian kajian premium di hotel, jualan baju gamis turki, jualan kurma, jualan nasi kebuli, jualan ibadah haji umroh, jualan koperasi, jualan biro jodoh, jualan konsultasi rumah tangga, mereka berjualan ayat Al Quran dan Hadits, mereka menjadi sales.

_____

 

Jika memang mau berjualan, maka bekerja sajalah menjadi seorang salesman, ini jauh lebih bermartabat, profesional, karena pekerjaan mereka memang berjualan.

 

Jika mau berjualan, maka sebaiknya jangan pakai seragam dokter, yang orang tau menyembuhkan, mengobati. Jangan pakai seragam guru, yang mana orang tau mengajari dan mencerdaskan. Jangan pula pakai seragam ustadz, yang seharusnya mendakwahkan tauhid, mendakwahkan kebenaran. Dimana jika berjualan seperti ini, sungguhlah tidak profesional, tidak bermartabat, dan tidak bermoral.

 

Inilah sebabnya, terkhusus di Indonesia, kenapa banyak dokter namun tetap banyak orang sakit, banyak guru namun tetap banyak orang bodoh, banyak ustadz namun tetap banyak orang orang tidak bertauhid, dan sesat.

 

 

..Wallahu a’lam..