...

Fenomena Hina Islam (Hina Nabi)

Artikel - 2 years ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Ini adalah ➡️ Fitnah

• Fitnah orang orang awam Agama
• Fitnahnya si pembuat karikatur, lalu
• Fitnahnya si pembunuh, lalu kemudian
• Fitnahnya Presiden Prancis, lalu kemudian
• Fitnahnya Kaum Muslimin yg ikut menanggapi
(Serampangan Tanpa Ilmu)
_

Dituntunkan oleh Agama ini, sebaik baiknya sikap, ketika menghadapi Fitnah adalah dgn
➡️ Meminimalisir-nya

Yg duduk lbh baik dr yg berdiri
Yg berdiri lbh baik dr yg berjalan
Yg berjalan lbh baik dr yang berlari
(Mendatangi / Menghampiri Fitnah)

Ibarat sebuah luka, kita menutupnya, membersihkannya, mengobatinya, bukan dengan membukanya, menambahnya, memperbesar memperlebar dengan luka luka baru
_

Jika kita meladeni; membalas; menyerang balik; memaki; menghujat; memosting; menyebarkan berita fitnah dan menyebarkan ajakan ajakan kebencian (terhadap sebuah fitnah)

Apakah lantas mendatangkan manfaat?
Atau malahan mendatangkan mudharat?


Setidaknya ada Dua Dalil Tegas & Masyur
Setidaknya ada Dua Tuntunan dari Nabi
(Ketika Menyikapi Kemungkaran)

1. Pertama

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya jika tidak bisa maka dengan lisannya, jika tidak bisa juga maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman
(Shahih Muslim)

1a.
Dengan Tangan disini berarti tangan Ulil Amri, Para Penguasa, Raja, Presiden, dengan kemampuan, dengan kekuasaan, dengan adanya kekuatan untuk merubah kemungkaran. (BUKAN TANGAN ULAMA)

1b.
Dengan Lisan disini berarti, lisan lisan hasil pemahaman dan pemikiran, nasihat orang orang Alim, Para Ulama, Para Scholar, Para Ahli Pakar, dan spesialist yang mengerti tentang permasalahan tersebut (BUKAN LISAN AWAM)

1c.
Dengan Hati disini berarti dengan Doa, Hatinya orang orang baik, yang mengingkari kemungkaran, yang merubah apa yang dia bisa (yaitu dirinya), yang dengan ketidakmampuannya merubah kemungkaran, kemudian dia berdoa kepada Allah meminta pertolongan Allah


2. Kedua

Allah Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya
(QS. Al-Isra’ : 36).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan :

أن الله تعالى نهى عن القول بلا علم بل بالظن الذي هو التوهم والخيال

Allah Ta’ala melarang untuk bicara tanpa ilmu, yaitu bicara dengan sekedar sangkaan yang merupakan kerancuan dan khayalan
(Tafsir Ibnu Katsir)
_

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بينما النبي صلى الله عليه وسلم في مجلس يحدث القوم جاءه أعرابي فقال: متى الساعة؟ فمضى رسول الله صلى الله عليه وسلم يحدث فقال بعض القوم: سمع ما قال فكره ما قال. وقال بعضهم: بل لم يسمع. حتى إذا قضى حديثه قال ((أين السائل عن الساعة)). قال: ها أنا يا رسول الله قال: ((فإذا ضيعت الأمانة فانتظر الساعة)). قال كيف إضاعتها؟ قال: ((إذا وسد الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة))

Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam duduk berceramah kepada beberapa orang, datang seorang Arab Badwi lalu ia bertanya: “kapan kiamat?”. Namun Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam meneruskan ceramahnya. Maka sebagian orang berkata: “Sebenarnya Nabi mendengar orang Badwi tadi, namun Nabi tidak menyukai apa yang dikatakannya”. Sebagian orang berkata: “Nampaknya Nabi tidak mendengarnya”. Hingga ketika Nabi selesai berceramah, Nabi bertanya: “mana orang yang bertanya tentang kiamat?”. Orang tadi menjawab: “saya wahai Rasulullah”. Nabi bersabda: “Ketika amanat disia-siakan, maka tunggulah kiamat”. Ia bertanya lagi: “apa maksudnya amanah disai-siakan?”. Nabi menjawab: “ Jika urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat "
(Shahih Bukhari)
_

Inilah yang kini terjadi, jika kita tidak kembali merujuk kepada Al Quran dan Sunnah. Kehancuran terjadi dimana mana, ketika orang orang yang tidak memiliki ilmu (Awam), mengurusi urusan urusan kemaslahatan Umat

• Yg bikin karikatur, awam
• Yg membunuh serampangan, awam
• Presiden Perancis, Kafir, sdh pasti awam
• Muslim yg meladeni fitnah, Fix orang2 awam

Diladeni oleh ⤵️

Awam sibuk melisankan ajakan2
Awam sibuk main tangan sendiri2
Padahal tidak Ber- ilmu
Padahal tidak Ber- kekuatan


Lantas Bagaimanakah Sikap Kita?
(Terhadap Penghinaan2 Terhadap Islam)

Tunggu Dulu ⤵️

Fahami Dahulu
Bahwa Kaum Kuffar, Kaum Yahudi, dan Nasrani, tidak akan pernah Ridho dengan Islam, tidak pernah senang, membenci dan merendahkan Islam. Mereka akan mengusahakan apapun untuk menjatuhkan Islam, sampai Umat Islam ikut kepada mereka

Allah Ta’ala berfirman

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu
(QS. Al-Baqarah: 120)


Sudah sangat sangat biasa, wajar, lumrah, (bukan suatu hal yang luar biasa) ketika Kaum Kuffar, Yahudi dan Nasrani begitu membenci Islam

Setiap waktu, setiap hari, setiap detik mereka melakukan langkah langkah kebencian dan penghancuran terhadap Islam, (Bukan hanya Karikatur saja)
_

Justru yang mesti diperhatikan
Justru yang luar biasa adalah, ketika Umat Muslim, Kaum Muslimin Sendiri yang menghina Islam, melecehkan Islam dengan terang terangan membangkang perintah Allah, terang terangan melanggar larangan larangan Allah.

× Mereka Syirik, merendahkan Allah
× Mereka Bid'ah, merendahkan Nabi
× Mereka Maksiat, merendahkan Agama ini

Bukankah permasalahan ini Lebih Prioritas untuk diperbaiki oleh Ulama, Ustadz, MUI, Ormas Islam, dan Kaum Muslimin itu sendiri????



Lantas Bagaimanakah Sikap Kita?
(Terhadap Penghinaan2 Terhadap Islam)

Al Jawab ➡️ Tergantung
Tergantung ➡️ "Situ Siapa?"

⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️

1. Sikap Awam

Yang tidak memiliki tenaga, kemampuan, kekuatan, kekuasaan. Tidak memiliki Ilmu, maka ingkarilah dalam Hati merubah sesuai dengan kesanggupannya (mengubah diri sendiri), meningkatkan Iman dan Amal Shalih, serta berdoa semoga Allah beri pertolongan dari Lisan Lisan Ulama, dan Tangan Tangan Penguasa
_

2. Sikap Alim Ulama, Pakar, Ahli
(Disambung oleh lidah Guru, Ustad, Dai)

Yang memiliki Keilmuan, Kefahaman, Pengetahuan, untuk merubah kemungkaran dengan memberi Nasihat Nasihat Pemahaman melalui Lisan Lisan Mereka
_

3. Sikap Penguasa

Dicontohkan, dituntukan Nabi shallalahu alaihi wasallam sebagai Ulil Amri, Khalifah, Pemimpin Umat Islam untuk mengajak kepada Tauhid, menyuratinya, menghimbaunya, atau jika menolak, maka memerangi mereka, maka berjihad atas mereka

Dalam hal Presiden Prancis ini, solusi bisa dengan membuka jalur komunikasi Politik Diplomatik, mengingatkan, memperingatkan, menyuratinya, mengecamnya, dan ancaman memeranginya, sampai kepada Jihad, Perang

Note :

Ajakan Jihad, Perang, Boikot, Qunut Nazilah, Bukan Ranah Ulama, Ketua Ormas, atau DKM Masjid melainkan Ranah Penguasa. Tidak ada Imam Bukhari, Imam Syafei, Imam Nawawi, mengomandoi Jihad, Boikot, atau Qunut Nazilah

Ajakan Jihad, Perang, Boikot, Qunut Nazilah yang dilakukan atas ajakan Ulama, Ustad, Ketua Ormas, atau DKM Masjid adalah jenis Ibadah Baru, Bid'ah, sesat, (terancam) Neraka

⤵️ Sedangkan ⤵️

Ajakan Jihad dari Ulil Amri adalah :
Kejayaan Islam di Dunia (Jika Menang)
• Syahid, Masuk Surga (Jika Kalah)


Bagaimana sikap kita jika upaya upaya perubahan terhadap kemungkaran belum terlaksana dan terakomodir dengan baik dan benar?

Al Jawab ➡️ Bersabar

Tidak menempuh cara cara "Kerdil"

Tidak menempuh cara cara yang Haram

Sesungguhnya Allah
Bersama dgn orang orang yg Sabar

..Wallahu a'lam..