...

Filsafat (Kelam) Kedokteran

Artikel - 8 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Disclaimer : Ilmu Filsafat yang dibahas di MJL adalah dalam rangka dunia, BUKAN rangka akhirat. Ilmu Filsafat yang dibahas di MJL ini untuk meningkatkan daya kerja otak dan nalar logis secara akademis dan cara memikirkan dan lebih memahami perihal dunia, memformulasikan maslahat dalam rangka dunia, BUKAN untuk memikirkan dan memahami, apalagi memformulasikan perihal agama.

 

*************************

 

Sebelumnya kita membahas ilmu Filsafat yaitu : Filsafat Ilmu Science (Fisika) dan Filsafat Ilmu Sosial (Hukum). Mengajak para pembaca sekalian untuk mengenali bagaimana kerangka berpikir akademis, nalar logis, dan meluaskan cara berpikir, kini saya akan lengkapkan edisi filsafat MJL ini dengan membahas satu lagi topik bahasan dari pandangan filsafat yaitu : Filsafat Ilmu Kedokteran (yang kelam).

 

Sebelumnya disampaikan bahwa saya tidak membahas dari awal bagaimana proses kelahiran ilmu kedokteran, melainkan lompat jauh kedepan membahas fenomena (kelam) yang terjadi didalam dunia kedokteran.

 

Sebelumnya, coba perhatikan dahulu dengan lebih mendalam. Fakultas kedokteran, adalah fakultas dengan biaya termahal, namun kita dapati dokter terus bertambah banyak, rumah sakit terus bertambah banyak, klinik bahkan menjamur bertambah banyak, anehnya orang yang sakit semakin banyak.

 

Banyak yang memahami bahwa rumah sakit, klinik, dokter yang banyak untuk mengantisipasi jumlah orang sakit yang banyak. Padahal logika berpikirnya justru sebaliknya, dimana rumah sakit, klinik, dan dokter yang banyak, seharusnya orang yang sehat semakin banyak.

 

Banyak yang keliru memahami ini, misal dimana banyaknya pabrik susu seharusnya berarti semakin banyak orang yang minum susu, bukan malah sebaliknya.

 

Banyak yang tidak tau, bahwa dari sisi penamaan saja kita sudah keliru, karena penamaan yang tepat seharusnya bukan Rumah Sakit melainkan Rumah Sehat.

_____

 

Lantas siapa yang salah? 

Dokter atau Pasien?

 

—> Pasien, adalah ibarat orang awam yang tsiqah kepada dokternya, dia mempercayai penyembuhan dan kesehatannya kepada dokter. Dikasih resep apapun, diberi obat apapun, tetap dibeli dan ditelan oleh pasien ini, tanpa tau itu obat apa, didalam obat itu ada apa, tanpa paham obat tersebut, sebenarnya apa.

 

—> Dokter, adalah seseorang yang dia tau benar bahwa orang yang sedang dihadapinya orang awam (orang bodoh), maka dia yang merasa lebih mengerti, “seenaknya” memberi resep dan obat, selain dengan motif untuk “menyembuhkan” si pasien, namun tentu juga motif agar bagaimana pasien ini, orang awam ini, orang bodoh ini, akan tetap datang lagi ke dokter tersebut. Ini sebenarnya adalah logika sederhana, karena jika si pasien ini sehat, maka dia akan kehilangan mata pencahariannya. Ini sebenarnya adalah logika sederhana, dimana pada dasarnya dokter akan membuat pasiennya “tetap sakit”.

 

Bagaimana? Menangkap?

Jika belum bisa memahami logika dan nalar sederhana ini, coba ulang baca lagi, coba ulang pikir lagi, sampai nangkap apa maksudnya.

_____

 

Sebuah fakta yang mencengangkan, ilmu yang dibahas di dunia kedokteran level spesialis, level S2, S3, ternyata tidak mengupas ilmu kedokteran sedetail bagaimana pasca sarjana dalam ilmu hadits mengupas ilmu kedokteran itu sendiri. 

 

Sebuah fakta yang mencengangkan, Ilmu kedokteran membahas ilmu kedokteran industrialis, sedangkan Ilmu hadits ilmu membahas kedokteran medis.

_____

 

Ini fakta, ilmu hadits mengupas ilmu kesehatan kedokteran, bagaimana kesehatan itu sendiri berasal. Dimulai dari memakan harta yang halal, makanan yang sehat, perihal imun tubuh, madu, habbatussauda, bekam, puasa, kay, sampai ruqyah.

 

Kemudian ini juga fakta, ilmu kedokteran membahas “eksonaparin” (Lovenox) obat pengencer darah bagi pasien jantung, stroke, pembekuan darah, yang mengandung porcine (babi). Membahas “Insulin” (Human Insulin) obat yang terbuat dari mayat manusia. Membahas “Codein”, obat nyeri dan batuk, yang mengandung derivat narkoba. Membahas “Analsik” obat nyeri resep paling familiar bagi dokter, yang isinya mengandung “Antalgin”, yaitu “Diazepam” dan “Metampiron” (golongan Narkoba), ini zat adiktif yang membuat ketagihan. Jika mau cari uang paling gampang, maka resepkan obat-obat ini, maka pasien akan kembali datang, ketagihan, karena narkotika dan zat adiktif lainnya membuat kecanduan. Membahas obat obat minum syrup yang (hampir) semuanya mengandung alkohol.

 

Kita tau, semua tau bahwa babi, mayat, narkoba, narkotika, zat kimia. zat adiktif berbahaya dan juga alkohol, adalah dilarang, dan haram. Namun dokter, seseorang yang belajar ilmu kedokteran, memasukkan ini kedalam tubuh pasiennya, agar pasien, orang awam, orang sakit ini, tetap sakit, dan kembali membutuhkan “resep” dari dokter tersebut. Ini bukan ilmu tentang memahami medis, melainkan ini ilmu tentang pemahaman industrialis.

 

*************************

 

Dalam rangka agama juga demikian bukan?

 

Kita dapati betapa banyaknya Buya, Gus, Kyai, Habaib, Dai, Ustadz, mereka mempelajari dan paham akan agama ini, namun orang orang awam yang tetap bodoh dalam beragama malah juga banyak.

 

Istilah “Dokter” bukan lagi sesuai hakikat maknanya yaitu seseorang terpelajar yang memiliki ilmu untuk menyembuhkan penyakit, tetapi hanyalah sebuah “pekerjaan” yang membuat orang tetap sakit. 

 

Sebagaimana istilah “Ustadz” bukan lagi sesuai hakikat maknanya yaitu seseorang terpelajar yang memiliki ilmu untuk mendakwahkan dan memintarkan perihal agama, tetapi hanyalah sebuah “pekerjaan” yang membuat orang awam tetap bodoh.

 

Tentu tidak semua, ada segelintir orang orang baik, yang benar benar “dokter”, bukan sekedar profesi pekerjaan. Tentu ada segelintir orang orang baik, yang benar benar “ustadz” bukan sekedar profesi pekerjaan. Dan, diantara yang sedikit itu, betapa beruntung dan bersyukurnya kita, jika kita mengenal orang orang yang demikian, dia dokter yang benar benar mau kita sehat, dia ustadz yang benar benar mau kita selamat.

_____

 

Adalah anomali, aneh, penyimpangan, kekeliruan, kesesatan, jika para dokter sibuk dengan bahasan dan nasehat tentang tekanan darah, kolesterol, urat syaraf, otot atau olahraga, namun disaat yang bersamaan, babi, mayat manusia, narkoba, narkotika, psikotropika, zat kimia, zat adiktif, alkohol, yang berbahaya, yang dilarang, yang haram, dimasukkan kedalam tubuh orang orang awam, para pasiennya, karena kepentingan mata pencahariannya, karena kepentingan industrialis.

 

Adalah anomali, aneh, penyimpangan, kekeliruan, kesesatan, jika para ustadz sibuk dengan bahasan dan nasehat tentang, sabar, ikhlas, durhaka, rumah tangga, mendidik anak, ekonomi islam, riba, asuransi, politik islam, dan lainnya, namun disaat bersamaan dia tidak paham tauhid, akidah, dia sesatkan umat perihal tauhid, akidah, dia menyimpang dari manhaj atau metode beragama yang benar, dia memasukkan orang orang awam, kaum muslimin kedalam neraka, karena kepentingan mata pencahariannya, karena kepentingan industrialis.

 

*************************

 

Materi kali ini, tidak saya tutup dengan kebingungan, melainkan akan saya tutup dengan kejelasan yang terang benderang.

 

Perihal kesehatan, lihatlah tuntunan Al Quran dan As Sunnah. Allah ciptakan manusia lengkap tanpa butuh zat tambahan (imunisasi-kita tau ini adalah industri) agar sempurna. Allah ciptakan imun tubuh, darah putih, anti racun, air liur, ingus, jenggot, bulu hidung, self defence, anti racun, anti oksidan, yang alami. Allah ciptakan support suplemen alami, madu, habbatussauda, bekam, puasa, self detox, self healing. Allah juga ciptakan makanan bergizi, vitamin, mineral, kalsium, zat zat alami, dll. Cukup, tidak perlu obat obat buatan. Adapun tubuh dalam keadaan tidak normal / cacat / sakit berat maka silahkan dengan abat tambahan, terapi, radiologi, operasi, akupuntur atau langkah tambahan lainnya yang Haq dan Halal, dari yang kita benar benar yakin adalah ahlinya.

 

Perihal agama, lihatlah tuntunan Al Quran dan As Sunnah. Allah ciptakan otak, mata, telinga, tangan, kaki, untuk berfikir, belajar, melihat, mendengar, menulis, melangkah, dll. Allah ciptakan Alam Semesta ini agar kita mengimani keberadaan Allah, dan utus para Nabi Nabi dan penerusnya Ulama yang menerangkan, menuntun dan membimbing kita, Allah perintahkan belajar, amal ibadah, berteman dengan orang orang shalih, dll, Cukup, tidak perlu yang lain. Adapun diri diri kita tidak bertauhid, kosong, cacat tauhid, masih bodoh, maka silahkan kita tempuh dengan ikhtiar lain, mempelajari, mencatat, privat, sekolah, kuliah, mulazamah atau lainnya yang Haq dan yang Halal, dari yang kita benar benar yakin adalah ahlinya.

 

 

..Wallahu a’lam..