Apakah anda sekalian pernah mendengar apa itu “Financial Freedom”? Apakah anda sekalian adalah termasuk orang orang yang sedang mengejar “Financial Freedom” alias kebebasan finansial?
Bagi sebagian besar orang “Financial Freedom” atau kebebasan finansial, atau konsep “pensiun dini” itu adalah seksi sekali, keren, dan menarik.
Tidak lagi perlu bekerja, tidak lagi terikat waktu, tidak lagi harus mengeluarkan effort untuk mendapatkan uang, bebas secara finansial, bebas mau melakukan apa saja karena punya waktunya, bebas mau membeli apa saja karena punya uangnya, bebas mau tinggal dimana saja, karena tidak harus bekerja, tidak harus terikat waktu, tidak harus khawatir tentang biaya hidup.
*************************
Padahal, semakin kita mempelajari, semakin kita paham, semakin kita tau bahwa “Financial Freedom” adalah sebuah fatamorgana. Semakin kita paham, semakin kita tahu bahwa berlaku “law of attraction” (hukum tarik menarik).
Semakin “Financial Freedom” ini kita kejar kesana, ternyata sesampainya disana “Financial Freedom” ini tidak ada disitu. Semakin “Financial Freedom” ini kita kejar, maka dia akan semakin lari menjauh dari kita.
Contoh :
Seseorang yang mengira jika dia punya uang 5 juta per bulan, maka hidupnya akan bebas, biaya hidup aman, uang jajan anak, uang sekolah, uang belanja dapur, bensin, listrik, aman. Tetapi, kita ketahui bersama, ketika kita memiliki uang 5 juta perbulan, kita akan merasa belum “Financial Freedom” dan hidup ini akan bebas ketika kita punya 10 juta perbulan.
Kemudian, ketika kita punya 10 juta perbulan, maka kita akan merasa benar benar bebas secara financial ketika kita punya 15-20 juta perbulan. Dan seterusnya, merasa bahwa “Financial Freedom” itu di angka 50 juta atau 100 juta perbulan.
Semua konsep “Financial Freedom” adalah semu, fatamorgana, dan sebenarnya tidak ada. Tidak benar juga kata beberapa motivator tentang mengejar kebebasan finansial.
Lihat Chairul Tanjung, lihat Hartono bersaudara, atau lainnya, yang bisa menghasilkan milyaran tanpa mengeluarkan effort apapun. Lihat Mark Zukerberg, George Soros, Carlos Slim, Bill Gates, Elon Musk, yang menghasilkan puluhan triliyun, mereka justru lebih sibuk, lebih padat aktivitasnya, lebih capek, lebih lelah, dan tidak juga mendapati apa itu “Financial Freedom”.
*************************
Pahami perspektif yang benar dalam melihat fenomena ini yaitu :
1. Standard of Living
2. Quality of Living
Standard of Living, yaitu mereka yang memiliki standar dalam hidup mereka. Jika penghasilan 5 juta, maka akan makan warteg, naik motor, naik angkutan umum, ngekos, ngontrak. Jika penghasilan mereka 20 juta maka akan makan di hotel, kredit mobil, kredit rumah, liburan ke Bali. Jika 50 juta perbulan, 100 juta perbulan, dll maka yang naik adalah standar hidupnya.
Taukah bahwa sebenarnya kita sedang dibohongi oleh sebuah “trik marketing”, jika kita memakai baju brand ini, jam tangan brand itu, mobil brand ini, tinggal di pemukiman itu, maka kualitas hidup kita akan naik, padahal tidak.
Dikatakan sendiri oleh Steve Jobs, yang intinya adalah jam seharga Rp200.000 dan Rp200.000.000 akan menunjukkan waktu yang sama, motor seharga Rp5.000.000 dan motor seharga Rp50.000.000 akan membawa kita ketujuan yang sama, dan seterusnya.
Quality of Living. Padahal jika kita mau sekedar menaikkan standar hidup, maka kita bisa pinjam uang dibank, untuk beli HP brand A, motor brand ini, mobil brand itu, rumah dikawasan premium, dll. Benar bahwa standar hidup kita akan naik, namun apakah kualitas hidup kita naik? Jawabannya tidak, kita masih berada dikualitas hidup yang sama, bahkan menurun karena (melainkan adanya) cicilan hutang di bank yang banyak.
Ketika kita tau perspektif ini. Maka yang seharusnya dinaikkan adalah “Quality of Living”, atau kualitas hidup, bukan standar hidup. Dan yang mengejutkan adalah, menaikkan kualitas hidup ternyata tidak ada hubungannya dengan penghasilan, gaji, pemasukan, pasif income, atau financial freedom itu sendiri. Misal bangun lebih pagi, komunikasi yang baik dikeluarga, makan bersama, ibadah bersama, ngaji bersama, memiliki teman yang baik, yang shalih, olahraga, dll.
Malahan, untuk menaikkan kualitas hidup, faktanya beberapa standar hidup justru diturunkan. Misal : berhenti pakai aplikasi premium, behenti mencicil barang ini itu yang sebenarnya tidak perlu, berhenti bergaul dengan orang orang dengan gaya hidup tinggi, mengurangi ke Mall, memperbanyak ke masjid. Tidak harus selalu naik mobil / motor (cicilan), melainkan bisa memperbanyak jalan kaki, naik KRL. Tidak selalu makan mewah diluar melainkan masak makanan sehat dirumah, dll.
*************************
Justru, ketika standar hidup kita turunkan, dan kualitas hidup kita naikkan, inilah “Financial Freedom” yang sesungguhnya. Kita tidak perlu tergantung dengan uang, gaji sekian, pemasukan sekian, pasif income sekian, untuk merasakan kebebasan, kebahagiaan, dan kualitas hidup yang baik. Kualitas hidup yang baik tidak perlu dengan cara menaikkan standar hidup, melainkan bisa disimpan dan dipergunakan untuk sesuatu yang menaikkan kualitas hidup itu sendiri.
Bisa tidur nyenyak, olahraga, istirahat cukup, waktu yang cukup, tidak ada hutang, tidak ada cicilan, tidak harus ambil kerja sambilan itu itu, tidak harus lembur, tidak harus korupsi sana sini, tidak pusing ketika teman ganti motor / mobil / HP baru, tidak harus beli sesuatu kalau tidak memiliki uangnya, tidak harus ngutang, tidak memaksakan nyicil, justru inilah “Financial Freedom”. Ketenangan, kebebasan waktu untuk ibadah, ngaji, sedekah, berbuat baik, bergaul dengan orang orang sholeh, mempergunakan waktu untuk kegiatan produktif, mampu memberi lebih, memberi manfaat lebih kepada orang lain, dibandingkan konsumtif, karena tidak lagi banyak standar hidup tinggi, dengan tanpa harus menaikkan standar hidup, inilah kualitas hidup yang sebenarnya, inilah “Financial Freedom” itu sendiri.
*************************
Sederhanakan gaya hidup, standar hidup, maka kualitas hidup kita akan naik, produktivitas naik, waktu yang bermanfaat akan naik, kualitas diri berguna, bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, orang lain akan naik. Inilah yang harusnya kita tuju, inilah “Financial Freedom” itu sendiri.
Setelah hidup kita sederhanakan, standar hidup kita turunkan, kemudian kualitas hidup menjadi meningkat, maka kita akan merasa, saya orang yang bebas, saya orang yang memiliki ketenangan, saya orang yang berguna, saya orang yang bermanfaat, dan saya akhirnya merasa, ternyata apa itu “Financial Freedom”
*************************
Dan terakhir ingatlah “Financial Freedom” yang kita kejar kejar selama ini tidak ada, tujuan pensiun dini, tujuan menikmati usia tua itu tidaklah lama, dan bukan itu sebenarnya tujuan kita. Melainkan kebebasan yang kekal dan lama yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah akhirat, maka persiapkanlah perihal akhirat.
..Wallahu a’lam..