...

IQ 78.49

Artikel - 9 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Intelligence Quotient (IQ) adalah kemampuan seseorang untuk menalar, memecahkan masalah, belajar, memahami gagasan, berpikir, dan merencanakan sesuatu. Kecerdasan ini digunakan untuk memecahkan masalah yang melibatkan logika. Rata-rata IQ orang Indonesia juga jauh di bawah rata-rata IQ penduduk dunia, yaitu antara 85 hingga 115. Secara keseluruhan, sekitar 98% orang mempunyai skor di bawah 130, dan hanya 2% dari total populasi di dunia yang memiliki skor di atas 130.

 

Sebuah riset terbaru 22 Februari 2024 menjelaskan bahwa IQ rata rata orang Indonesia berada di peringkat ke-129 dengan skor IQ sebesar 78,49 yang mana ini sangat rendah sekali. Untuk menjadi wawasan, akan dilampirkan juga tabel berikut :

 

IQ 70-79 : Rendah (Terbelakang)

IQ 80-89 : Bodoh 

IQ 90-109 : Normal (Rata Rata)

IQ 110-119 : Normal (Cerdas)

IQ 120-129 : Superior (Sangat Cerdas)

IQ 130++ : Sangat Superior (Genius)

 

Saya pribadi pernah melakukan test IQ sebanyak 3x, yaitu waktu kecil saat peminatan bakat, saat akan menerima beasiswa, dan test sebagai syarat saat masuk kerja. Saya dapati hasilnya tiga digit alias skor 100++, (tanpa saya sebutkan detailnya), alhamdulillah. Adapun banyak masyarakat Indonesia yang IQ-nya rendah sekali, dengan rata rata 78,49, ini memprihatinkan.

 

*************************

 

Inilah sebab tidak heran, kita saksikan kebanyakan warga Indonesia menjadi netizen terbodoh didunia (tukang komen tanpa otak), pelaku judi online (yang sudah pasti kalah), terlibat narkoba, pengangguran, penonton cek khodam paling ramai (acara pembodohan), dll.

 

Inilah sebab tidak heran, kita saksikan kebanyakan warga Indonesia bodoh dalam beragama, pemahaman agama yang sangat rendah, sembah kubur, minta berkah kepada mayat, masih syirik, percaya keris kramat, percaya ilmu mistis, dll.

 

Inilah sebab tidak heran, kita saksikan pengajian dangdutan ramai, pecinta habib palsu ramai, pembodohan dari Habib, Ustadz, Kiyai, Gus, aliran sesat, pemahaman sesat, malah didapati jamaahnya ramai. Dimana ada kebodohan dan pembodohan, disitulah kebanyakan masyarakat Indonesia ada beramai ramai didalamnya.

 

*************************

 

Ada sebuah statement yang menunjukkan kebodohan IQ dari yang menulisnya, yaitu :

 

“Andai saja ajaran Wahabi Salafi itu benar menurut mayoritas muslim, tentu dalam sekejab akan banyak sekali pengikutnya, mungkin sampai beratus-ratus juta umat akan mengikutinya. ini logika sederhana yg semua orang bisa memahaminya, tetapi kenapa faktanya bertahun-tahun hanya ada segelintir orang yg ikut sektenya, itupun orng awam yg baru hijrah yg selama ini ikut disana.”

 

Nah, jika kebenaran itu berbanding lurus dengan apa yang dilakukan kebanyakan mayoritas Muslim, maka sembah kubur, minta berkah wali, syirik, bid’ah, shalawat dangdutan, maulidan, yasinan, manaqiban, judi online, akan menjadi pemahaman islam yang dianggap benar.

 

_

Padahal, kebenaran itu bukan apa kita lihat dilakukan mayoritas, kita ketahui sendiri mayoritas orang Indonesia yang beragama islam ini ber-IQ 78,49 alias orang orang yang sangat bodoh (dalam beragama).

 

_

Padahal, dalil mengatakan :

 

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

 

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah (lengkapnya ada pada surat Al An’am ayat 116-117)

 

_

Padahal, justru jika kita (beragama) mengikuti mayoritas apa yang dilakukan manusia, maka justru kita keliru, salah, dan akan tersesat.

 

_

Padahal, sungguh benar apa yang dikatakan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wasallam :

 

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ

 

Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana dia datang, maka beruntunglah orang-orang yang asing tersebut. (Muslim).

 

_

Padahal, di dalam riwayat lain ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang siapakah orang-orang asing tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 

قَوْمٌ صَالِحُونَ قَلِيلٌ فِي نَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ، مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ

 

Mereka adalah orang-orang shalih yang jumlahnya sedikit di antara orang-orang buruk yang jumlahnya banyak. Orang yang menyelisihi mereka lebih banyak daripada orang yang menuruti mereka. (Ash Shahihah).

 

_

Padahal, kebenaran itu ada pada kelompok yang sedikit, bukan yang banyak, padahal kebenaran itu hanya 1 (golongan) dari total 73 (golongan) dalam Islam. Padahal firman Allah didalam hadits qudsi, hanya ada (sedikit yaitu) 1 orang, yang benar dan masuk surga, diantara 1000 orang, dimana 999 orang diantaranya sesat, dan masuk neraka.

 

************************

 

Jika, kita berada dalam sebuah kelompok mayoritas, kelompok kebanyakan, justru berhati hatilah, karena ini adalah tanda bahwa kita tidak berada diatas kebenaran. Sebaliknya jika kita berada dalam sebuah “kelompok” minoritas, kaum yang sedikit, namun berpegang teguh diatas Al Quran dan As Sunnah, dengan pemahaman Sahabat dan orang orang yang selamat, maka ini adalah tanda kita sedang diatas kebenaran.

 

Jika rata rata, mayoritas, IQ orang orang Indonesia adalah 78,49, dan kita bersama meraka, maka buat apa berada didalam kelompok mayoritas.

 

Jika kita adalah kaum yang sedikit, minoritas, tetapi IQ kita tinggi, otak kita / logika kita berfungsi dengan baik, pemahaman agama kita benar, berbeda dengan mayoritas orang orang bodoh, maka bersyukurlah, dan tidaklah mengapa menjadi minoritas.

_____

 

Coba cek IQ anda, apakah anda termasuk orang orang yang bodoh seperti kebanyakan masyarakat Indonesia?. Jika demikian, lantas belajarlah, agar pintar dan lepas dari kebodohan yang ada pada diri kaum mayoritas.

 

Coba cek cara dan pemahaman beragama anda, apakah cara dan pemahaman anda dalam beragama termasuk orang orang bodoh seperti kebanyakan masyarakat yang mayoritas itu. Jika demikian, lantas belajarlah, agar pintar, agar lepas, dan selamat dari kebodohan yang ada pada diri kaum mayoritas.

 

 

..Wallahu a’lam..