...

ISLAM THE MIRROR of POVERTY and IGNORANCE

Artikel - 5 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

ISLAM THE MIRROR of POVERTY and IGNORANCE

 

Islam adalah cerminan dari kemiskinan dan kebodohan. Ini fakta dan merupakan realita yang menyedihkan, kita akan bahas pada kesempatan kali ini, sekaligus apa penyebab banyak orang Islam atau umat Muslim yang miskin dan bodoh.

 

Ini adalah fakta, hanya segelintir negara Islam berpenduduk mayoritas Muslim yang kaya, yang maju dan makmur, dalam hal ekonomi dan kecerdasan. Itupun tidak lain karena negara tersebut didukung dengan faktor sumber daya alam yang melimpah bukan karena faktor sumber daya manusianya. Di mana selebihnya, negara-negara Islam berpenduduk Muslim mayoritas hidup dalam kemiskinan dan kebodohan.

 

_____________________________

 

Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa secara definisi Islam dan Muslim adalah dua hal yang berbeda (Islam -> Bukan Muslim). Di mana Islam merujuk kepada suatu agama, sedangkan Muslim adalah sebutan bagi seseorang yang menganut agama tertentu (yaitu Islam).

 

Sebagaimana, juga dengan dengan analogi yang sama, yaitu Sekolah dan Murid adalah dua hal yang berbeda (Sekolah -> Bukan Murid). Di mana sekolah merujuk kepada sebuah lembaga pendidikan, sedangkan murid adalah yang belajar disebuah sarana atau fasilitas pendidikan.

 

Sebagaimana, masih dengan analogi yang sama, yaitu Bank dan Nasabah adalah dua hal yang berbeda (Bank -> Bukan Nasabah). Di mana bank merujuk kepada sebuah lembaga keuangan, sedangkan nasabah adalah orang yang memiliki uang yang disimpan di bank.

 

____________________________

 

Islam sudah mengatur semua dengan sangat baik, namun kebanyakan Muslim tidak sami’na wa atho’na, mereka hanya menerapkan setengah-setengah, bahkan semaunya, hanya menjadikan agama sebagai sebagian ritual dan tidak menerapkan Islam dalam kesehariannya.

 

*******************************

 

Bukankah Islam juga mengajarkan kaya dan cerdas? bukankah Islam mencontohkan Nabi dan Para Sahabat yang kaya, dan juga yang cerdas? Lantas kenapa banyak Muslim yang miskin dan bodoh?

 

Didapati, karena adanya narasi narasi bodoh atau narasi pembodohan yang menyebabkan kaum Muslimin sesat fikir atau logical fallacy. Semisal :

 

“Gak apa-apa miskin, asal bahagia”

“Kaya tidak menjamin surga”

“Akhirat lebih penting dari dunia”

“Percuma kaya tetapi masuk neraka”

“Percaya takdir, sudah diatur Tuhan”

“Uang tidak bisa membeli kebahagiaan”

“Tidak masalah miskin dunia, asal kaya akhirat”

 

Kita jawab :

 

“Padahal kalau miskin gimana mau bahagia?”

“Padahal miskin juga tidak menjamin surga”

“Dunia juga penting, untuk mempersiapkan akhirat”

“Lebih menyedihkan sudah miskin, neraka pula”

“Miskin juga tidak lantas bahagia”

“Kaya di dunia, bisa jadi kendaraan untuk kaya di akhirat”

 

Bukankah tidak ada istilah “Miskin” di dalam Al Quran? melainkan Kekayaan disandingkan dengan Kecukupan? Namun kenapa banyak Muslim yang Miskin?

 

Bukankah kemiskinan dan juga kebodohan bertentangan dengan ajaran Islam? ajaran Nabi? Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mengajarkan lemah dan bodoh untuk urusan dunia? Bukankah diajarkan dalam Islam untuk berhasil dalam kehidupan dunia dan akhirat ? Bukankah aneh miskin di dunia / bodoh di dunia namun mau kaya / berhasil di akhirat? Bukankah justru keberhasilan dunia, finansial yang kaya menyebabkan lebih mudah membela agama, dan menyebabkan berhasilnya di akhirat masuk surga?

 

Perhatikan Ayat di dalam Al Quran berikut :

 

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْوَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

 

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al Hujurat : 15).

 

Perhatikan, di mana bukankah orang yang beriman itu adalah orang yang mendahulukan berjuang harta, barulah dengan jiwanya atau badannya?

 

Perhatikan, sebagaimana kaum Muslim yang beriman terhadap Islam, sudah seharusnya dan wajib untuk berjuang dengan harta baru dengan jiwa. Bukanlah jika seharusnya kaum Muslim ikut ajaran Islam, berjuang untuk harta barulah jiwa, maka pasti akan kaya seperti Nabi dan Para Sahabat?

 

Perhatikan, bukankah merupakan fakta di mana Rasul shallallahu alaihi wasallam dan para Sahabat adalah orang-orang yang kaya? Mas kawinnya 70 unta setara milyaran rupiah? Istri Nabi (Khadijah) merupakan seseorang yang kaya raya? Nabi adalah pebisnis handal selama 25th lebih? Beliau dan mayoritas sahabatnya kaya, dan dengan itu asbab kaya dan cerdas, mereka sukses dunia yang memudahkan akhirat mereka masuk ke dalam Surga?

 

Hastag

#muslimharuskaya

#muslimharuscerdas

 

*******************************

 

Sayangnya, statement di atas keluar dari orang-orang yang terpapar logical fallacy pula. Dia memahami Islam mengajarkan kaya, cerdas, muslim harus kaya, cerdas, dengan pemahamannya sendiri, membaca Al Quran dengan tafsirnya sendiri, membaca Hadits dengan terjemahannya sendiri, mendapati sirah nabi kemudian dipahami sendiri, dia ditipu iblis, bukan dengan sebagaimana pemahaman Rasul dan para sahabat, bukan dengan pemahaman salaf.

 

_____________________________

 

Fakta sebenarnya saat ini, Negara Islam dan mayoritas Muslim penduduknya, tidak ada yang kaya raya, kecuali negara tersebut didukung sumber daya alam yang kaya.

 

Fakta sebenarnya saat ini, Negara Islam dan mayoritas Muslim penduduknya, tidak ada yang cerdas, kecuali di negara tersebut tegak dakwah tauhid, banyaknya Alim Ulama, Ustadz, Dai, yang mendakwahkan tauhid.

 

Fakta sebenarnya, Negara Islam yang kaya, dikarenakan berlimpahnya sumber daya di sana, bukan karena ikhtiar manusianya. Adapun Negara Islam yang tidak didukung sumber daya alam, maka tetap miskin walau dengan ikhtiar dari sumber daya manusianya.

 

Fakta sebenarnya, Negara Islam yang cerdas dikarenakan banyaknya Alim Ulama, berlimpahnya ahli ilmu yang mendakwahkan tauhid dan manhaj. Adapun Negara Islam yang tidak didukung para Alim Ulama didapati banyak Muslim yang bodoh sumber daya manusianya.

 

_____________________________

 

Faktanya, beberapa diantara kita didapati Muslim, namun tidak mengikuti Islam itu sendiri.

 

Islam sudah mengatur semua dengan sangat baik, namun kebanyakan Muslim tidak sami’na wa atho’na, mereka hanya menerapkan setengah-setengah, bahkan semaunya, hanya menjadikan agama sebagai sebagian ritual dan tidak menerapkan Islam dalam kesehariannya.

 

_____________________________

 

Pada faktanya, dari segi definisi dan penyebab kekayaan dan kecerdasan itu berbeda.

 

Apa mereka lupa, Rasul dan para Sahabat yang kaya bukan dikarenakan sumber daya. Mekkah dan Madinah adalah wilayah tanpa sumber daya, negara padang pasir, yang kering. Apa mereka lupa, Negara Muslim yang kaya sekarang, karena sumber daya alam.

 

Apa mereka lupa, Rasul dan para Sahabat yang cerdas itu definisi dan penyebabnya berorientasi pada akhirat, Apa mereka lupa, Kaum Muslimin yang pintar saat ini malah berdefinisi dan berorientasi pada dunia.
 

_____________________________

 

Islam, yang dicontohkan Rasul dan Para sahabat memang kaya dan juga cerdas, yang kemudian memanfaatkannya untuk akhirat, untuk masuk surga.

 

Adapun sebagian Muslim, ingin kaya, namun sayangnya tidak dimanfaatkan untuk akhirat, tidak mengikuti sebagaimana kaya dan cerdasnya Rasul dan para Sahabat, melainkan mereka memanfaatkannya untuk dunia dan yang bertujuan neraka.

 

Benar, Islam yang dicontohkan Rasul dan Para Sahabat, di mana kekayaan mereka dipakai untuk agama bertujuan surga. Adapun sebagian Muslim kekayaan mereka dipakai untuk dunia bertujuan neraka.

 

Padahal Al Hujurat 15 mengatakan : orang orang yang beriman itu adalah orang yang berjuang dengan harta (terlebih dahulu) dan (kemudian) jiwa dan raganya, yaitu : mendahulukan harta-harta mereka, mendahulukan kekayaan mereka untuk agama barulah raga dan jiwa. Adapun ini diartikan keliru oleh sebagian Muslim, mereka mendahulukan mencari harta, bukan berkorban dengan harta, mereka mugkin memiliki harta namun mereka korbankan untuk dunia bukan untuk agama, ini jauh sekali dari definisi kaya dan cerdas dalam Islam yang dicontohkan Rasul dan Para Sahabat.

 

Padahal Nabi yang kaya, berkurban 1000 unta, Abu Bakar yang kaya dengan berkorban seluruh harta, Umar dengan separuh harta bernilai trilyunan, Ustman, Ali, Abd Bin Auf dan Sahabat kaya lain berjuang dengan harta senilai ratusan, puluhan milyar. Adapun sebagian Muslim yang kaya, tidak meniru ini, melainkan sedikit sekali yang mereka korbankan untuk agama.

 

_____________________________

 

Pada faktanya, dari segi definisi dan penyebab kekayaan dan kecerdasan itu berbeda.

 

Apa mereka lupa, bahwa penghuni surga mayoritas akan dihuni oleh orang miskin? Apa mereka lupa bahwa orang miskin 500 tahun, lebih dulu masuk surga dibandingkan orang kaya? Apa mereka lupa bahwa setiap yang ada pada diri mereka kelak akan ditanya, dipergunakan untuk apa? Apa mereka lupa, bahwa yang kaya dan yang cerdas membawa kepada surga itu hanya 0.1% (1 masuk surga dan 999 masuk neraka) melainkan sedikit? Apa mereka lupa bahwa hanya ada 1 diantara 73 dari Kaum Muslim yang masuk surga, sedangkan 72 masuk neraka yang sangat pedih terlebih dahulu.

 

Padahal sebenarnya, tidaklah menjadi masalah entah itu kaya atau miskin, pintar atau tidak, asalkan dia termasuk yang kepada golongan yang selamat, asalkan kekayaan atau kemiskinannya itu memasukkan dia ke dalam golongan yang selamat. Padahal sebenarnya alangkah percuma entah itu kaya atau miskin, jika tersesat, ujung-ujungnya masuk Neraka.

 

Padahal sebenarnya, orang miskin yang berjuang misal 10rb dari total hartanya 20rb, sejatinya dia adalah orang kaya karena berjuang dengan hartanya sebesar separuh hartanya (50%). Sedangkan orang kaya yang berjuang dengan 500rb dari total hartanya 1M sejatinya adalah orang miskin karena dari kekayaannya dia hanya berjuang 0.05% dari kemampuannya.

 

Padahal sebenarnya, apa dia lupa, ada orang orang yang terlihat kaya namun sejatinya dia miskin, kelak dia muflis bangkut di akhirat kelak. Padahal apa dia lupa, bahwa setiap apa yang ada pada dirinya kelak akan ditanya dipergunakan/dikeluarkan untuk apa? Untuk perihal akhirat apa dunia?

 

Padahal sebenarnya, apa dia lupa, bahwa kekayaan maupun kemiskinan itu bukanlah nikmat, melainkan ujian? Apa dia lupa, bahwa kekayaan yang dipergunakannya untuk agama adalah nikmat, sebaliknya kekayaan yang dipergunakannya untuk dunia adalah istidraj.

 

Padahal sebenarnya, apa dia lupa, Rasul memperisti Khadijah istri yang kaya, dipergunakan supportnya untuk rangka agama, bukan dieksploitasi untuk rangka dunia, alih-alih malah istri disuruh bekerja. Apa dia lupa, Rasul juga beristrikan orang miskin, lemah, dan yang jelas istrinya tidak ada yang disuruh kerja, untuk menambah kekayaan dunia.

 

Padahal sebenarnya lawan dari kaya adalah cukup, apa dia lupa ini syubhat datang dari salah satu ustadz yang katanya hafal quran hafal hadits namun aqidahnya berantakan. Apa dia lupa bahwa bisnis untuk mencari kekayaan dunia, bahkan dengan menjual agama, adalah syubhat yang datang dari ustadz hizbi yang pamer ferrari. Apa dia lupa, apakah Rasul dan Para Sahabat mengartikan kekayaan seperti demikian? Apa dia lupa, ulama salaf, ustadz salaf, apakah memahami kekayaan seperti demikian?

 

Padahal percuma bahkan sangat celaka, apabila kekayaan kita bukan sebagaimana kekayaan Rasul dan Sahabat yang memasukkan kedalam surga, namun malah memasukkan kita kedalam neraka, tanpa disadari atau apa mungkin dia lupa, kekayaannya ternyata hanya karena menghalalkan muamalah riba, rizwah, yang dipergunakan hanya untuk dunia, menyebabkan dorongan untuk sombong, pamer, menzalimi orang lain, mengambil hak orang lain, menahan hak orang lain, pelit, kikir, bakhil, jauh dari definisi kaya dalam Islam, melainkan yang dipahaminya adalah definisi kaya menurut abu jahal / abu lahab, menurut definisi orang orang kafir, menurut defininisi aqidah dan manhaj sesat, menurut paham hizbiyin, dll.

 

Padahal sebenarnya, apa dia lupa, di dalam Al Quran banyak sekali berseliweran kata “Miskin” yaitu orang orang yang muflis, kelak dia merugi, miskin, hancur sehancurnya di padang masyar kelak. Dimana definisi miskin ini bisa kita dapati dengan jelas ciri cirinya, yaitu :

 

1. Dia punya banyak harta, namun banyak dipergunakannya untuk dunia, adapun tidak untuk akhiratnya kecuali sangat sedikit sekali.

 

2. Dia sudah kedatangan hidayah, namun dia terus sibuk dengan perkara dunia, dia tidak sibuk dengan perkara akhirat, dia tidak sibuk mengamalkan hidayah yang ada pada dirinya, kecuali sangat sedikit.

 

*******************************

 

Islam The Mirror Of Poverty & Ignorance

 

Benar, ada banyak sekali di sekeliling kita orang Islam, Muslim yang demikian. Beragama Islam, namun kebanyakan dari mereka sejatinya adalah orang-orang Miskin dan Bodoh. Ini menjadi cerminan dan refleksi bagi kita apakah kita termasuk yang demikian, yang miskin dan bodoh. Di mana hanya 0.01% dari 100% yang masuk surga, di mana hanya 1 dari 73 yang selamat.

 

Benar, ada orang-orang yang mungkin terlihat miskin namun sebenarnya mereka kaya raya, cerdas, dan masuk surga, apabila mereka memahami dan menggunakan harta dan otaknya sebagaimana Rasul dan Para Sahabat

 

Benar, ada orang-orang yang terlihat kaya, namun sebenarnya mereka sangat miskin, muflis, dan merugi kelak di padang masyar, apabila mereka memahami dan menggunakan harta dan otaknya tidak sebagaimana Rasul dan Para Sahabat.

 

..Wallahu a’lam..