...

Kaidah Ambil Baiknya Buang Buruknya

Artikel - 2 years ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Kaidah Ambil Baiknya dan Buang Buruknya ini, entah datang dari mana, didalam Ilmu Ushul Fiqh, dan di literatur literatur keilmuan, tidak didapati Kaidah seperti ini
__________

Adapun
Kaidah yg dimaksud paling mendekati adalah :

Ambil yang bersesuaian dengan kebenaran
(Al Quran dan As Sunnah)

Tolak yg bertentangan dgn kebenaran
(Al Quran dan As Sunnah)
__________

Saya contohkan sebagai berikut

➡️Susu adalah = Baik
➡️Racun adalah = Buruk

Kita sepakati, bahwa Susu adalah Baik
Kita sepakati, bahwa Racun adalah Buruk

Namun ⤵️

Jika harus meminum dari sebuah gelas yang bercampur antara Susu dan Racun tentu pasti semua diantara kita sepakat untuk Menolak Minum dari Gelas tersebut
___

Orang Yahudi berkata "Jgn Mencuri"
Orang Nasrani berkata "Jgn Membunuh"
Tentu kita sepakati bahwa ini Baik

Namun Jika ⤵️

Jika harus mempelajari Ilmu (Agama) dari Yahudi dan Nasrani yang bercampur antara kebaikan dan keburukan (Syirik), tentu harus difahami benar, untuk menolak mempelajari Ilmu (Agama) dari Yahudi dan Nasrani
___

Ustadz A Berkata "Dirikan Shalat"
Ustadz B Berkata "Dirikan Puasa"
(Kita ambil krn sesuai dgn Kebenaran)

Kemudian ⤵️

Ustadz A Berkata "Bid'ah Gpp"
Ustadz B Berkata "Ibadah Mix Tradisi Gpp"
(Kita Tolak krn tidak sesuai dgn Kebenaran)

Namun Kemudian ⤵️

Jika harus mempelajari Ilmu Agama dari Ustadz, Dai seperti ini, yang mana dakwahnya bercampur kebaikan dan keburukan, tentu harus difahami benar untuk menolak mempelajari Ilmu Agama dari Ustadz, Dai yang seperti ini

******************************
******************************

Tetapi...

Bukankah setiap Manusia
Bukankah Ulama, Ustadz, Dai, Kyai
tidak ada yang sempurna?
tidak ada yang tanpa kekeliruan?
tidak ada yang tanpa kesalahan?

Jawaban kita :

Jika ada, ucapan, perkataan, ajaran, pemahaman di ranah Agama, dari Ulama, Ustadz, Dai, Kyai yang keliru atau salah, yang menyelisihi kebenaran dari Allah dan Rasulnya (menyelisihi Al Quran dan As Sunnah), dikarenakan kealpaan, ketidaksengajaan, keterbatasan ilmu, ketergelinciran, keterplesetan, keceplosan, maka disini terdapat Uzur

Silahkan ambil dari Mereka,
Dengan memberi Uzur pada keterbatasan, kekeliruan, kesalahan Mereka sebagai manusia biasa
___

Adapun jika ada ucapan, perkataan, ajaran, pemahaman dalam ranah Agama, dari Ulama, Ustadz, Dai, Kyai, yang keliru dan salah, yang menyelisihi Allah dan Rasulnya (Al Quran dan As Sunnah), hasil dari kesengajaan, terang terangan, pemikiran pribadi, ro'yu pribadi, analisa pribadi, pembenaran terhadap yang kesalahan, dikarenakan kepentingan tertentu, maka disini tidak ada Uzur

Tidak dipersilahkan, Tidak dibenarkan memberi Uzur pada kesalahan, kekeliruan, yang disengaja, yang terang terangan diyakini sebagai kebenaran bagian dalam Agama ini

******************************

Mesti bisa dibedakan

Mana itu 'Susu"
Mana itu "Racun"
Mana itu "Gelas Berisi Susu"
Mana itu "Gelas Berisi Racun'
Mana itu "Gelas Berisi Susu dan Racun"

➡️Sepakati Bahwa Susu adalah Baik
➡️Sepakati Bahwa Racun adalah Buruk

✔Pastikan meminum Susu, dari Gelas yang berisi Susu, atau Gelas Berisi Susu tetapi misal tidak sengaja kemasukan Air

❌Pastikan tidak meminum Susu, dari Gelas yang berisi Susu, namun jelas jelas, terang terangan, sengaja, nyata nyata, kemasukan Racun
_____

Terakhir.....

Jika kita tidak bisa membedakan
❓Mana Gelas berisi Susu
❓Mana Gelas berisi Susu campur Air
❓Mana Gelas berisi Susu campur Racun

Pastikan kita meminum Susu dari Gelas yang jelas jelas disajikan oleh orang kita kenal, kita tau betul, kita percayai, atau dari yang direferensikan

Pastikan kita tidak meminum Susu (Mirip Susu) dari Gelas yang tidak jelas, Gelas sembarangan, Gelas serampangan, Gelas yang disajikan oleh orang yang kita tidak kenal, tidak tau, tidak kita percayai, atau Gelas yang disajikan oleh orang orang yang tidak direferensikan

******************************

Sesungguhnya Ilmu ini adalah Agama, maka hendaklah kalian melihat dari siapa kalian mengambil Ilmu Agama Kalian
(Imam Ibnu Sirin. Muqadimah Shahih Muslim)

..Wallahu a'lam..