(1)
Istiqomah adalah anugerah Ilahiyyah dan hadiah Rabbaniyyah
Pertama-tama, Kaidah Awal tentang Istiqomah yang perlu difahami adalah ternyata Istiqomah itu adalah pemberian dari Allah Azza Wa Jalla
Tidak ada satupun manusia yang bisa berhasil Istiqomah apabila ternyata manusia tersebut tidak dikehendaki oleh Allah Azza Wa Jalla
Bisa saja seseorang berusaha mencari Hidayah, mendapati Hidayah, berusaha berjalan dijalan Hidayah, tetapi tidak berhasil Istiqomah, dikarenakan tidak dikehendaki Allah Azza Wa Jalla untuk Istiqomah, tidak diberi anugrah atau hadiah dari Allah Azza Wa Jalla untuk Istiqomah
Dari sini, jangan pernah membanggakan Islam, Iman, Ibadah, atau Hidayah yang telah ada pada diri kita. Karena jika Allah tidak menghendakinya, bisa saja Islam, Iman, Ibadah, atau Hidayah yang telah ada pada diri kita Allah cabut, jika Allah Azza Wa Jalla tidak memberi anugrah atau hadiah keistiqomahan kepada kita
Senantiasalah untuk selalu berdoa, meminta, agar Allah sudi kiranya memberikan kita Anugrah dan Hadiah untuk selalu berada dalam nikmat Islam, Iman, Ibadah, Hidayah Sunnah, dan senantiasa Istiqomah hingga tiba waktu ajal kita
Allah Ta'ala berfirman :
قال الله تعالى: {وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٢٥
" Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus "
(QS Yunus : 25)
Allah Ta'ala juga berfirman :
قال الله تعالى: {وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بَِٔايَٰتِنَا صُمّٞ وَبُكۡمٞ فِي ٱلظُّلُمَٰتِۗ مَن يَشَإِ ٱللَّهُ يُضۡلِلۡهُ وَمَن يَشَأۡ يَجۡعَلۡهُ عَلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٣٩
" Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya, dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus "
(QS Al An'am : 39)
Allah Azza Wa Jalla juga berfirman :
قال الله تعالى: {.. وَٱللَّهُ يَهۡدِي مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٤٦}
" Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus "
(QS An Nuur : 46)
Juga, Allah Ta'ala berfirman :
قال الله تعالى: { إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرٞ لِّلۡعَٰلَمِينَ ٢٧ لِمَن شَآءَ مِنكُمۡ أَن يَسۡتَقِيمَ ٢٨ وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٩}
" Al Qur'aan itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.. dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam "
(QS At Takwir: 27-29)
_______________________________
(2)
Istiqomah yang hakiki adalah berpegang diatas manhaj (metode atau cara) yang tegak dan berjalan di atas jalan yang lurus. (Baca : Manhaj Salafush Shalih)
Ibnu Rajab telah menyebutkan perkataan-perkataan salaf seperti di dalam kitabnya Jaami'ul ulum wal hikam. Beliau juga menjelaskan yang berkaitan tentang istiqomah tersebut dengan mengatakan:
" Istiqomah adalah menempuh jalan yang lurus, yaitu (jalan yang lurus tersebut adalah) agama yang tegak lurus tanpa ada kebengkokan sedikitpun baik ke kiri maupun ke kanan, yang mencakup di dalamnya semua perbuatan taat baik yang dhohir (nampak) maupun yang bathin (tersembunyi), dan meninggalkan seluruh larangan. Sehingga menjadikan wasiat ini (untuk istiqomah) merupakan wasiat yang mencakup seluruh dari cabang agama semuanya "
Kaidah selanjutnya tentang Istiqomah, yaitu kontinutias untuk terus berada pada jalan yang lurus, jalan yang dituntunkan oleh Rasul shallallahu alaihi wasallam, jalan yang ditempuh oleh Para Sahabat, Para Salafush Shalih
Tidaklah disebut Istiqomah, apabila berjalan di jalan selain jalan yang disebutkan diatas. Karena tidak mungkin ada Istiqomah tetapi berjalan pada jalan yang tidak semestinya (atau jalan yang bengkok), jalan selain jalan yang diridhai oleh Allah, jalan dituntunkan oleh Rasul shallallahu alaihi wasallam
____________________________________
(3)
Asal dari istiqomah adalah istiqomahnya hati
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari haditsnya Anas bin Malik dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam bahwasannya beliau bersabda:
" Tidaklah mungkin keimanannya seorang hamba (bisa istiqomah) sampai hatinya beristiqomah "
(HR Ahmad dalam musnadnya 13048 di hasankan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah 2841)
Asal dari istiqomah adalah istiqomahnya hati, dan hati jika baik dan dapat beristiqomah maka badan pun dengan sendirinya akan mengikutinya
Dari Nu'man bin Basyir, dia berkata saya pernah mendengar Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
" Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging, jika baik maka akan menjadi baik seluruh anggota badan, dan jika ia rusak maka rusak pula semua anggota badannya, ketahuillah bahwa segumpal daging tersebut adalah hati "
(HR Bukhari no: 52, Muslim no: 1599)
Jangan lupa, didalam Bahasa dan Kaidah Arab, bahasa asli yang dipergunakan Allah Azza Wa Jalla, Rasul shallallahu alaihi wasallam, Para Sahabat, dan keterangan keterangan Alim Ulama Salaf, arti yang sebenarnya adalah berkebalikan, jangan diterjemahkan secara bebas ke Bahasa Indonesia tetapi maknanya tidak terbawa
Hati yang mengontrol badan disini bermakna Badanlah sebenarnya yang mengontrol Hati. Karena tidaklah mungkin kita bisa menjaga hati, sebab hati itu lemah, liar, dan terdapat lintasan lintasan yang tidak bisa kita kendalikan
Sebaliknya, yang dimaksud disini adalah yang bisa kita jaga adalah lisan, badan, perbuatan. Jagalah lisan untuk selalu mengucap yang baik, jagalah anggota badan untuk selalu didalam penggunaan penggunaan yang baik, jagalah perbuatan untuk selalu melakukan hal hal baik. Maka Insya Allah hati akan terjaga dalam keadaan yang baik
Menjaga hati tetap baik agar perbuatan menjadi baik, makna sebenarnya disini yaitu berkebalikan, dimana menjaga perbuatan tetap baik agar hati terpelihara baik
Allah Ta'ala berfirman :
قال الله تعالى: {يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩} [الشعراء
" (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih "
(QS Asy-Syua'araa: 88-89)
Dan termasuk do'a yang biasa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam panjatkan adalah :
" Ya Allah sesungguhnya saya meminta kepadaMu hati yang sehat "
(HR Ahmad 17114. Nasai 1304. Di shahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 2328)
Jagalah selalu Keistiqomahan hati yang bersih, dengan menjaga lisan, perbuatan, dan anggota badan
(…Bersambung…)
..Wallahu a'lam..