Didapati kasus, Ayah membunuh anaknya yang berusia 9 tahun, karena berkeyakinan anak yang belum akil baligh, akan masuk Surga. Benarkah pemahaman demikian?
*****
Agama ini, tidak bisa kita “suka-suka” dalam memahaminya. Karena, jika semua orang bebas “suka-suka” dalam memahami agama ini, maka jika misal ada 2 Milyar Muslim di dunia ini, maka akan ada 2 Milyar pemahaman yang berbeda-beda. Adapun cara untuk memahami agama ini adalah mengikuti pemahaman Sahabat, dimana pemahaman Sahabat ini yang dijamin / digaransi selamat oleh Allah ﷻ. Dimana pemahaman Sahabat adalah pemahaman yang dikawal dan dibimbing langsung oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, seseorang yang diutus untuk menjelaskan sejelas-selasnya perihal agama ini.
Serupa dengan kasus ini, dahulu pernah didapati riwayat seseorang (Muslim) yang mewasiatkan kepada keluarganya agar ketika nanti seseorang ini meninggal, agar tidak dikubur melainkan minta dibakar, karena ketakutannya terhadap siksa kubur. Dia menganggap atau berpemahaman jika dibakar dan bukan dikubur maka dia tidak perlu menghadapi siksa kubur.
Pemahaman membunuh anak kecil agar masuk surga, minta dibakar agar tidak merasakan siksa kubur, tidak perlu shalat bertahun-tahun, nanti cukup shalat di Masjidil Haram karena berpahala 100.000x lipat, dihamili dulu baru dinikahi agar mendapat restu calon mertua, Dll. Tentu jelas ini pemahaman yang keliru, karena syariat-syariat Allah tentu tidak bisa “suka-suka” dipahami, atau diakal-akali.
___
Allah Maha Tau niat kita, pemikiran kita, tindak perbuatan kita, apakah karena takut kepada Allah dengan aqidah dan pemahaman yang benar, atau karena hal lainnya. Allah pun Maha Berkehendak, mau menakdirkan seseorang masuk surga atau masuk neraka. Namun disisi lain Allah juga Maha Bijaksana lagi Maha Adil, dan Allah akan menghukumi seseorang dengan pengadilan seadil-adilnya.
Perlu diketahui, untuk hal-hal demikian, terbagi menjadi dua kategori, saya coba dijelaskan dengan bahasa yang mudah yaitu : (1) Tidak diibuat-buat, dan (2) Dibuat-buat.
Jika misal, pada contoh lainnya, seseorang yang mati kecelakaan karena terjatuh dari pesawat secara alami, natural, tidak dibuat-buat, maka seseorang ini akan mati dalam keadaan syahid. Adapun seseorang ini mengakal-akali, membuat-buat, mematikan mesin pesawat, sengaja naik kepesawat rusak, atau sengaja menabrakkan pesawat, maka seseorang ini mati dalam keadaan konyol.
Jika misal, didalam pesawat tersebut ada 100 penumpang, dan sama-sama mati karena kecelakaan pesawat yang sama. Maka syahid atau tidaknya para korban muslimin kecelakaan pesawat tersebut, akan ditentukan dengan kematian yang didapat secara alami (tidak dibuat-buat), atau didapat dari kesengajaan (dibuat-buat).
___
Kemudian, kembali kepada Hadits shahih, riwayat tentang seseorang yang minta dibakar ketika mati karena takut dan agar terhindar dari siksa kubur diatas. Dijelaskan, ternyata orang ini tetap mengalami fase Alam Barzah (fase Alam Kubur) karena, fase Alam Barzah ini tidak dibisa dihindari dengan jazad yang dibakar, jazad yang di mumifikasi, atau disimpan disela-sela gunung.
Kemudian, setelah melalui fase Alam Barzah (Alam Kubur) terlepas dari apa azab kuburnya, seseorang ini akan tetap lanjut ke fase-fase selanjutnya, dan kemudian bertemu / berhadapan dengan Allah ﷻ.
Pada saat pertemuan dengan Allah, maka seseorang ini akan ditanya perihal tersebut dan akan menghadapi ujian terakhir penentuan untuk diampuni, dan ditimbang Dosa - Pahalanya, dan kemudian masuk Neraka terlebih dahulu kemudian Surga, atau tidak diampuni untuk kekal kedalam Neraka. Atau dijudul diatas saya istilahkan dengan Ujian “Knock Out”. Dimana pertanyaan dan ujiannya hanya Allah yang tau, dan hanya satu kali kesempatan, jika lolos maka lanjut perhitungan Dosa - Pahala, Neraka dan Surga, atau jika tidak lolos maka langsung masuk Neraka.
___
Ujian “Knock Out” ini, dimana akan langsung berhadapan dengan Allah, sangat jauh lebih berat dengan ujian demi ujian yang kita hadapi selama hidup didunia pada umumnya. Karena ujian demi ujian dunia kita berkesempatan belajar, mencari referensi, jikapun salah masih memperbaiki dan bisa bertaubat, adapun ujian “Knock Out” ini kita tidak tau apa ujiannya, dan hanya 1x percobaan, jika salah, tidak lolos dari ujian tersebut, maka kita tidak lagi bisa bertaubat, mengulang, remedial, her, atau lainnya, melainkan langsung masuk ke Neraka dan (berkemungkinan) kekal.
*****
Kembali kepada kasus anak kecil berusia 9 tahun yang dibunuh oleh ayahnya, apakah masuk kedalam Surga? Tentu hanya Allah yang tau, terserah sudut pandang Allah, dan terserah Allah sebagai pencipta setiap makhluknya. Mau mentakdirkan apa untuk para mahkluk ciptaannya, mau memasukkan kemana untuk para makhluk ciptaannya.
Adapun pemahaman kita, dari sisi sudut pandang makhluk, berdasarkan pemahaman yang rajih, dimana ini yang dijelaskan dan dipahami oleh para sahabat, para salafush shalih, dan kita yang mengikuti manhaj salafush shalih, yaitu : jika kematian ini tidak dibuat-buat, maka sang anak mati dalam keadaan syahid, dan Insya Allah masuk Surga. Adapun kematian ini dibuat-buat, disengaja, disetujui anaknya, atau skenario lainnya, maka si anak ini akan kelak berhadapan dengan Allah untuk ujian “Knock Out” terlebih dahulu.
Adapun pemahaman kita, dari sisi sudut pandang makhluk yaitu : Jika si ayah disini membunuh murni ingin mengakali Allah, karena keyakinan yang sesat, maka ayah ini berdosa besar, dan pasti akan masuk kedalam Neraka, berdasarkan Dalil larangan membunuh makhluk hidup. Adapun yang dilakukan sang ayah disini karena rasa takutnya yang tinggi kepada Allah, rasa inginnya masuk Surga namun menempuh cara dikarenakan kebodohannya, maka ayah ini kelak akan berhadapan dahulu dengan Allah untuk ujian “Knock Out” terlebih dahulu.
..Wallahu a’lam..