(16)
KECENDERUNGAN UNTUK MEMILIKI KETERAMPILAN
Hendaknya kita sebagai orang tua memanfaatkan kesiapan itu untuk menumbuhkan beberapa keterampilan seperti keterampilan berpidato, menulis atau keterampilan-keterampilan lain yang bermanfaat bagi kemajuan umat. Bukan malah mendukung dan mengakomodir ketrampilan seperti bernyanyi, bermusik, menari2, atau ketrampilan ketrampilan dunia yang didapati larangan dari Allah. Tidak mengapa jika orang tua meluangkan dan mengkhususkan waktu walau sehari sepekan untuk mengadakan suatu acara yang dapat meransum dan memotivasi keterampilan itu. Memberikan hadiah agar anak lebih merespons acara atau program itu
(17)
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA
Anak menikmati masa awal hidup mereka dengan menyerap secara cepat kosakata bahasa yang diucapkan orang tuanya. Karenanya kedua orang tua harus bersemangat untuk memperkaya putra-putri mereka dalam sisi ini. Baik dalam pembicaraan di antara mereka atau ketika bercerita tentang kisah-kisah Islami yang dikisahkan dengan bahasa formal sehingga dapat menambah perbendaharaan bahasa mereka. Jangan berfokus kepada Bahasa Daerah atau Bahasa Inggris, Bahasa Asing lainnya, tetapi melupakan Bahasa Arab. Ajaklah anak bersama sama mengenai kosa kata Bahasa Arab, meluangkan waktu membahas mempelajari Arti dari Bacaan Shalat atau Al Quran. Karena tidaklah lenyap bahasa Arab melainkan ketika kita melalaikannya. Pengetahuan anak akan bahasa Arab membantu mereka dalam memahami makna Kitab dan Sunnah. Oleh karena itu kita harus konsentrasi pada sisi ini dengan perhatian yang besar
(18)
KEMAMPUAN EKSPLORASI
Semestinya kita mengarahkan karakteristik tersebut dengan menanamkan kepada mereka hal-hal penting, tentu yang paling utama adalah ketertarikan mengeksplorasi, menggali, tentang ilmu agama seperti keterkaitan kepada Al Quran, Hadits, Kisah Perjalanan Nabi, Syariat Islam, atau juga ketertarikan mengetahui kehidupan Akhirat
(19)
DICINTAI, DITERIMA DAN DIHARGAI
Anak-anak butuh dicintai, diterima oleh kedua orang tua dan guru mereka. Sudah semestinya ia merasakan bahwa dirinya adalah sumber kebahagiaan, pujian, kebanggaan ibu, ayah, keluarga dan pengajarnya. Jika bicara, yang lain diam mendengar pembicaraannya dan memberinya kesempatan luas. Dengan demikian ia akan merasa diterima, dihargai dan terlihat kecintaan kedua orang tuanya padanya
Seperti diriwayatkan dari Ibnu Juraij berkata dari Atma :
“ Seorang lelaki berbicara kepadaku dan aku diam mendengarkan seolah belum pernah mendengarnya. Padahal aku telah mendengarnya sebelum dia dilahirkan. Ini pada orang dewasa. Lalu bagaimana dengan anak-anak, tentu lebih lagi "
(Bukhari No : 3747 Kitab Fadhail Ashab)
(20)
MENYUGESTI KEBERHASILAN ANAK
Setiap ayah dan ibu haruslah memiliki target. Targetnya adalah keberhasilan putra-putrinya dalam kehidupan ini. Puncak keberhasilan dari keberadaan mereka adalah terealisasinya keberhasilan bukan perihal dunia semata, tetapi penghambaan kepada Allah, Tuhan semesta alam sesuai dengan Al Quran dan Sunnah. Tentu sekali lagi itu bukan berarti melalaikan keberhasilan mereka dalam perkara duniawi
" Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka "
(QS Al Baqarah : 201)
Memang terkadang terdapat beberapa kendala, seperti perbedaan kemampuan dan karakteristik setiap anak. Ayah dan ibu hendaknya memperhatikan keadaan ini sehingga nantinya tidak membebani anak-anak dengan sesuatu di luar kemampuan mereka
Tidak boleh sama sekali membebani anak dengan pekerjaan sulit melebihi kemampuannya yang akan membuatnya gagal. Karena akibatnya ia akan merasa tidak mampu, kecewa, lemah dan menahan diri untuk melanjutkan aktivitasnya, bahkan menghindarinya
(…Bersambung…)
..Wallahu a'lam..