...

Menertawakan Dosa

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Ada sebuah dosa selain Membunuh, Riba, Zina, Judi, Minum Khamr, Lari dari Perang, Memperkosa dll (Dosa Syahwat/Maksiat), yang mana kita juga dilarang melakukannya, yaitu, menceritakannya.

Jika kita melakukan dosa, entah itu Membunuh, Riba, Zina, Judi, Minum Khamr ataupun lainnya, tuntunannya adalah menyesalinya, meminta ampun, dan bertaubat. 

Jika kita melakukan dosa, dan justru kita malah menceritakannya, ini sangat dimurkai Allah, ini sangat dibenci Allah, inipun berdosa. Menceritakan dosa-dosa yang pernah dilakukan ini seolah-olah kita bangga terhadap dosa tersebut, tentu Allah memurkai ini, dimana seharusnya kita sangat malu. 

Jika kita melakukan dosa dan justru kita menceritakannya, ini malah seakan akan kita mengajak pendengar cerita tersebut untuk ikut melakukan dosa itu juga. Jika kita melakukan dosa dan justru kita melakukannya, ini malah semakin membuat penasaran pendengar cerita tersebut untuk ikut melakukan dosa tersebut.
___

Dosa demi dosa tentu tidak boleh dilakukan, tentu haram dilakukan, dimana tentu ini akan berbuah hukuman di Neraka. Adapun dosa telah dilakukan, maka tuntunannya adalah diam merenunginya, menyesalinya, meminta ampun dan bertaubat, bukan menceritakannya, membanggakannya. Jangan diartikan bahwa dosa boleh dilakukan asalkan tidak diceritakan, tentu bukan demikian. 

Kemudian, jangan pula diartikan bahwa dosa sama sekali tidak boleh diceritakan. Pada kondisi-kondisi tertentu misal dalam kerangka kecil pengajaran, contoh-contoh nyata, maka bisa/boleh saja misal seorang ayah/guru mengajari anak/murid tentang perihal suatu dosa, dalam rangka pencegahan, dalam rangka memberi contoh dosa dan efek dari dosa tersebut, dalam rangka agar memahami dosa dan menghindarinya, dalam rangka takut akan dosa tersebut. Dimana mesti dipahami yang tidak boleh disini adalah menceritakan dalam rangka membahas, membanggakan, menertawakan, mengungkit ngungkit dosa, dimana dosa-dosa demikian harusnya kita bertaubat.
___

Adapun demikian, ada sebuah jenis dosa dimana kita boleh menceritakan dosa tersebut, yaitu Dosa Syubhat.

Diperjelas dahulu, bahwa Dosa Syahwat atau Dosa Maksiat adalah Dosa yang dilakukan karena tidak mampu mengendalikan hawa nafsu. Dimana seseroang ini tau bahwa misal Membunuh, Riba, Khamr, itu dosa, namun tetap melakukannya karena ketidakmampuan menahan hawa nafsu.

Diperjelas dahulu bahwa Dosa Syubhat adalah Dosa dikarenakan kebodohan dalam beragama. Dimana seseorang ini bodoh dalam agama, tidak tau, orang-orang ini beribadah namun salah, semisal Shalat Subuh 3 rakaat, Qobliyah Isya, Ba’diyah Ashar, Witir Genap, Tarawih 2x dalam semalam, membuat shalat berjamaah 2x, atau 2 Imam (Imam tandingan) dalam 1 masjid, yasinan malam jumat, tahlilan, maulidan, manaqiban, dll.

Adapun dosa-dosa demikian atau Dosa Syubhat, didapati riwayat dimana boleh untuk dibicarakan, diceritakan, ditertawakan. Sebagaimana dari Dalil-Dalil yang relevan kita dapati riwayat riwayat Sahabat bercerita bahkan menertawakan Dosa-Dosa Syubhat, semisal menertawakan pengalaman dahulu ketika belum paham Agama memakan buah buahan persembahan kesyirikan, menertawakan kebodohan-kebodohan dalam beribadah karena ketidaktahuan dahulu, dimana pada beberapa kesempatan ini didengar oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan beliau tidak marah (menceritakan Dosa Syubhat) malahan beliau ikut tersenyum dan tertawa.

Dosa Syubhat berbeda karakteristik dengan Dosa Syahwat yang tidak boleh diceritakan, dibanggakan, ditertawakan. Dosa Syubhat yang telah dilakukan dahulu, diperbolehkan untuk dibahas, diceritakan, ditertawakan, agar ini semakin diketahui umat, dan agar tidak dilakukan lagi oleh para pendengar cerita cerita yang demikian. 

Jika kita pernah Adzan Jumat 2x, jika kita pernah Qobliyah Jumat diantara 2 Adzan, kita pernah Qunut Subuh terus menerus, kita pernah Tahun Baruan Islam, Pawai Obor, Doa Ulang Tahun dll, ngaji Maulid duduk duduk ngopi ditrotoar dan bikin macet, pernah demo demo melakukan perlawanan kepada kebijakan Ulil Amri, pernah mendukung rakyat Palestina (dengan ketapelnya) berperang melawan tentara Israel (dengan Tankernya), pernah zikir pakai tasbih (tasyabuh), pernah mencukur jenggot, celana cutbray dll, maka silahkan diceritakan, dibahas, ditertawakan, diingat ingat kebodohan itu, untuk menjadi pelajaran bagi yang mendengar untuk penasaran dan lebih tau tentang agama ini, serta tidak terjatuh melakukan dosa dosa kebodohan yang sama.


..Wallahu a’lam..