Artikel kali ini, terinspirasi dari seorang teman, guru, pengajar, dosen, lulusan jurusan psikologi di UGM, founder dari “psikologi mengaji”, yang insya Allah juga telah menggenggam Manhaj Salaf.
Mie ayam, itu sangat berbeda dari mie rasa ayam. Mie ayam itu ada ayamnya, ayamnya beneran, dan ada gizi dari ayamnya, sedangkan mie rasa ayam itu tidak ada ayamnya, ayamnya tidak ada, gizi dari ayamnya juga tidak ada, melainkan hanya rasa rasa dari bahan kimia, MSG, perasa buatan, dan sejenisnya. Bahkan tidak jarang makanan ini (mie rasa ayam) sebenarnya makanan yang tidak ada gizinya, bahkan racun.
_____
Betapa banyak, misal : sesuatu itu dianggap inspirasi padahal itu bukan inspirasi, sesuatu itu dianggap motivasi padahal itu bukan motivasi, sesuatu itu dianggap mendidik padahal tidak mendidik, dianggap menyemangati padahal tidak menyemangati, melainkan hanya self interest atau adanya kepentingan pribadi.
Betapa banyak, misal : sebuah perusahaan mengadakan sesi pelatihan, pendidikan, training, motivasi, semangat, dll. Padahal sejatinya itu bukan bermaksud melatih, mendidik, memotivasi, melainkan ada self interest lain, yaitu agar profit perusahaan meningkat, agar keuntungan perusahaan semakin membesar, adanya motif lain, ada motif ekonomi disana.
_____
Manhaj salaf itu berbeda dari manhaj rasa salaf. Manhaj salaf itu ada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam didalamnya, ada imannya Abu Bakar, ada sedekahnya Umar, ada malunya Utsman, ada perkasanya Ali bin Abi Thalib, ada muamalahnya Abd bin Auf, dll. Ada pemahaman dan metode beragamanya Rasul dan Para Sahabat didalamnya, ada generasi salaf yang mengikutinya, ada Aqidahnya Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad, ada zuhudnya Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ibnu Taimiyah, dll. Metode mereka dalam beragama ada Surganya, benar benar lurus bertujuan Surga, bukan bertujuan lain, bukan bertujuan dunia.
Sedangkan manhaj rasa salaf, (ormas salaf, kelompok kelompok salaf, golongan golongan mengaku salaf), tidak ada Rasul dan Para Sahabat disitu, jauh dari Aqidah dan Manhaj para salaf. Cuma judulnya, cuma mereknya, cuma rasanya, padahal tidak ada salaf disitu. Mereka membuat ormas, membuat grup, kelompok, golongan, perkumpulan, bukan lurus bertujuan kepada Surga, melainkan bagi bagi jadwal ceramah di masjid, tujuan mereka bukan Surga, tetapi membawa bawa surga, tujuan mereka sururi, hizbi, haroki, ikhwani, namun rasa salafi. Mereka bawa Al Quran dan As Sunnah bukan dengan pemahaman Rasul dan Para Sahabat, namun untuk memenuhi hawa nafsunya, mereka berceramah, bersedekah, membuat tour and travel, dll, namun tujuannya bukan hanya niat berharap Surga, melainkan ada niat dan tujuan lain yaitu dunia, amplop, transferan, bisnis, dll.
*************************
Manhaj salaf, dakwah salaf, aqidah salaf, hanya berharap kepada wajah Allah, berujuan akhirat, bertujuan Surga, mendakwahkan dan memahamkan umat akan tauhid, bukan sibuk membahas yang lain. Mendakwahkan dan memahamkan Al Quran dan Sunnah sebagaimana yang dipahami Rasul dan Para Sahabatnya, bukan Al Quran dan Sunnah yang dipahami untuk memenuhi kebutuhan hawa nafsu, atau sesuai kepentingan tertentu.
Manhaj “rasa” salaf, bukan salaf, mereka ada harapan lain selain wajah Allah, selain surga, meraka ada motif lain, harapan lain, yaitu dunia. Mereka “berjualan” tauhid, namun mereka sendiri jauh dari tauhid, dakwah mereka jauh dari tauhid, mereka sibuk bahas dunia, ekonomi, politik, kontemporer, bisnis makanan, bisnis tour, pergerakan islam, demokrasi islam, dll. Mereka memakai Al Quran dan As Sunnah sebagai rujukan tetapi bukan sebagaimana yang dipahami Rasul dan Para Sahabat, melainkan sesuai kepentingan mereka.
*************************
Mie ayam, berbeda dengan mie rasa ayam. Manhaj salaf, berbeda dengan manhaj “rasa” salaf. Semoga bisa dipahami, semoga bisa membedakan. Makanlah mie ayam, bukan mie rasa ayam, pahamilah manhaj salaf, bukan manhaj “rasa” salaf.
..Wallahu a’lam..