...

POST HOC ERGO PROPTER HOC

Artikel - 5 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

POST HOC ERGO PROPTER HOC

 

Pernah kita bahas perkara “Phenomena” alias sesuatu yang didefinisi oleh konsensus dan dianggap sebagai definisi kebenaran, dan “Noumena” alias kebenaran itu sendiri atas sesuatu tersebut.

 

Banyak diantara kita, terkhusus Kaum Muslimin memahami fenomena, yang beranggapan bahwa perkara sukses itu adalah perihal dunia, rumah mewah, mobil mewah, harta, jabatan, dsb. Padahal perkara sukses itu adalah perkara akhirat, perkara surga, pemahaman yang membawa kepada seluruh perilaku dan ikhtiar seseorang yang membawa seseorang tersebut berhasil masuk kedalam surga. Itulah sukses, dan sama sekali bukan perkara dunia.

 

Banyak diantara kita, terkhusus Kaum Muslimin memahami fenomena yang beranggapan bahwa perkara cerdas itu adalah perihal dunia, pendidikan, gelar, lulusan apa, predikat apa, sarjana, doktor, profesor, sudah membuat terobosan apa, sudah membuat karya apa, sudah menghasilkan hal apa, dsb. Padahal perkara cerdas itu adalah perkara akhirat, kemampuan seseorang dalam berfikir yang membawa kepada seluruh perilaku dan ikhtiar seseorang tersebut berhasil masuk ke dalam surga. Itulah cerdas, dan sama sekali bukan perkara dunia.

 

Kaya -> Perkara Dunia

Sukses -> Perkara Akhirat

Pintar -> Perkara Dunia

Cerdas -> Perkara Akhirat

 

Memahami arti dan makna, definisi dari 2 jenis kata ini saja secara “Noumena” alias arti sebenarnya dari sesuatu itu sendiri, sebagian besar dari kita masih keliru, masih gagal, yang mana keliru / kegagalan kerangka berfikir ini, kemudian menjadi sebab gagal pikir, cacat pikir, atau Logical Fallacy, kemudian mengakibatkan seseorang tersesat, salah jalan, dan sampai pada tempat tujuan yang salah (Baca : Neraka).

 

********************************

 

Salah satu penyebab paling fatal gagalnya seseorang kepada sukses, yaitu masuk surga, adalah kegagalan cara berfikirnya, kegagalan kerangka berfikirnya, kegagalan logika, cacat logika yaitu : “Post Hoc Ergo Propter Hoc”.

 

“Post Hoc Ergo Propter Hoc” singkatnya adalah kegagalan seseorang memahami tentang hubungan antara sebab dan akibat. “Post Hoc Ergo Propter Hoc” ini merupakan salah satu yang dipelajari di dalam ilmu filsafat dan psikologi yaitu “Logical Fallacy” alias cacat berfikir.

 

“Post Hoc Ergo Propter Hoc”, “False Cause”, “False Equivalence”, “Equivocation”, adalah kegagalan atau cacat berfikir dalam memahami sebab akibat, ada lagi total sekitar 300 jenis dan kategori dalam kesalahan kerangka berfikir, atau cacat berfikir yang menyebabkan kegagalan berfikir.

 

Mungkin cukup sulit untuk mempelajarinya dan mengetahui semua 300++ Logical Fallacy (ies) tersebut. Akan tetapi cukup penting bagi kita untuk setidaknya sedikit-sedikit memahami diantaranya untuk :

 

1. Mengambil Keputusan Dalam Hidup

(Memahami ketika berhadapan dengan pilihan, hendak menuju sebuah arah, menentukan tujuan dalam menjalani hidup)

 

2. Menghindari Debat Dengan Orang Bodoh

(Memahami, mengetahui tingkat kecerdasan seseorang dan menghindari diskusi apalagi perdebatan dengan orang-orang yang nalarnya tidak logis)

 

*******************************

 

Banyak sekali contoh-contoh “Logical Fallacy Post Hoc Ergo Propter Hoc”, ini bisa kita dapati ada di sekitar kita, bahkan pada diri seorang Ustadz, Guru, orang-orang pintar, akademis, orang kaya, pebisnis, dll.

 

Para Ustadz yang tidak mampu, gagal cara kerja otaknya, cacat berfikirnya, cacat logikanya, cacat nalarnya, yang mana sebenarnya sebab mereka berdakwah adalah berharap wajah Allah dan berakibat kepada Surga di akhirat. Didapati kini, sebagian di antara para Ustadz sebab mereka berdakwah adalah uang, harta, bisnis, seminar, kepada dunia dan berakibat kepada Neraka di akhirat.

 

Para Guru yang tidak mampu, gagal cara kerja otaknya, cacat berfikirnya, cacat logikanya, cacat nalarnya, yang mana sebenarnya sebab mereka mengajar adalah sebagai cahaya dalam kegelapan, berakibat terusirnya kebodohan. Didapati kini, sebagian diantara para Guru sebab mereka mengajar adalah uang, tunjangan, jabatan, dll, berakibat kebodohan tetap terpelihara.

 

Para Dokter yang tidak mampu, gagal cara kerja otaknya, cacat berfikirnya, cacat logikanya, cacat nalarnya, yang mana sebenarnya sebab mereka bekerja adalah menyelamatkan nyawa, mengobati orang sakit, menyembuhkan. Kini, sebagian dari mereka Para Dokter masa bodoh dengan nyawa, jualan obat, jualan lab, sebab mereka bekerja hanyalah uang, komisi, persentasi, bonus, dll, yang mengakibatkan orang sakit tetap sakit, rumah sakit banyak namun yang sakit semakin banyak.

 

Para Akademis, Pebisnis, Pedagang, Pekerja, yang tidak mampu, gagal cara kerja otaknya, cacat berfikirnya, cacat logikanya, cacat nalarnya, yang mana sebenarnya sebab mereka bekerja, berusaha, berdagang harusnya adalah bentuk peribadahan ghairu maghdah kepada Allah, yang berakibat dan bertujuan kepada Surga. Kini, sebagian dari mereka sibuk dengan dunia, mencari uang, harta, jabatan, kekuasaan, keuntungan, atau kekayaan semata, yang malah berakibat masuknya mereka kelak ke Neraka.

 

Takut sama bosnya -> Takut Dipecat

Takut sama clientnya -> Takut Proyek

Takut sama Istrinya -> Takut Harta Mertua

Takut sama sedekah -> Takut Miskin

 

Yang penting dia “spending” kecil,

Yang tak penting dia (malah) “spending” besar.

 

Asbab yang penting, dianggapnya tak penting,

Akibat yang besar, dianggapnya kecil.

 

Sibuk dia perkara dunia (yang hina),

Lupa dia perkara akhirat (yang mulia).

 

Buat kopi, 200ribu,

Buat donasi, 20ribu.

 

Tentu, masih banyak lagi contoh-contoh yang lain dan yang sebagainya, contoh-contoh lain dalam kegagalan kerangka berfikir, cacat berfikir, cacat logika, cacat nalar, alias ini adalah Logical Fallacy.

 

********************************

 

Kita telah ketahui, dari bahasan-bahasan sebelumnya, ada Ustadz, Guru, Dokter, dll, yang cacat logikanya, cacat nalarnya, cacat cara kerja otaknya.

 

Kini coba kita bercermin diri, apakah jangan-jangan diri kita ini sama saja dengan orang-orang itu, yang cacat logikanya, cacat nalarnya, cacat kerja otaknya.

 

Sebabnya belajar hanya sekedar agar berakibat pintar, namun tidak menjadikannya cerdas. Sebabnya berniaga atau bekerja hanya sekedar agar kaya, padahal tidak menjadikannya sukses.

 

Betapa sangat meruginya orang orang tersebut, jika pendidikannya, gelar akademisnya, ijazahnya, kepintarannya, tidak menjadi sebab kecerdasan yang mengakibatkan masuknya dia kedalam Surga.

 

Betapa sangat meruginya orang-orang tersebut, jika perniagaannya, pekerjaannya, uangnya, hartanya, mobil mewahnya, rumah mewahnya, tabungannya, asetnya, kekayaannya, tidak menjadi sebab kesuksesan yang mengakibatkan masuknya dia ke dalam Surga.

 

*******************************

 

Betapa beruntungnya orang-orang yang tidak mengalami salah satu Logical Fallacy paling fatal yaitu “Post Hoc Ergo Propter Hoc” ini.

 

Betapa beruntungnya, jika seseorang tahu sebab dia mengejar dunia akan berakibat tiada lain hanyalah kepada kefakiran dalam dadanya, bahkan masuk Neraka. Betapa beruntungnya, jika seseorang tahu sebab dari sibuk mempelajari agama, sibuk ibadahnya , sibuk akan perihal akhirat, akan berakibat kepada kekayaan dan kesuksesan yang sebenarnya yaitu Surga, dan di mana dunia akan mengejarnya dalam keadaan hina.

 

..Wallahu a’lam..