Qurban Hidden Pleasant
Mungkin mustahil bagi kita mau menyembelih anak kandung kita sendiri, mungkin mustahil bagi kita seorang anak mau disembelih oleh ayah kita, mungkin hanya seorang ibu yang gila, yang setuju anaknya disembelih oleh suaminya. Tetapi inilah iman, yang artinya : taat, tanpa akal dan logika ikut terlibat. Seseorang yang beriman akan taat (kepada dalil) tanpa perlu meminta izin pada akalnya.
Bandingkan dengan klaim keimanan hari ini, dimana untuk taat kepada Allah, mereka harus meminta izin kepada istrinya, kepada bosnya, kepada kantornya, bahkan harus seizin dengan aturan-aturan orang kafir, orang-orang yang kufur. Mereka bukan lagi sedang taat mengikuti Allah satu-satunya entitas, melainkan mereka hanya sekedar mengikuti mayoritas.
Padahal Allah berfirman :
“Jika engkau mengikuti jalan kebanyakan manusia, niscaya engkau sesat, keluar (kufur) dari jalan Allah”.
Taat pada hari ini akan terasa aneh, akan terasa asing, karena akan menyelisihi mayoritas manusia, maka berbahagialah, jika kamu termasuk orang-orang yang “asing”.
_____
Berbahagialah, jika mayoritas menggunakan akal untuk taat, sedangkan kita tidak. Berbahagialah jika kebanyakan manusia berbuat syirik, sedangkan kita tidak. Berbahagialah jika sebagian besar manusia berbuat bid’ah, sedangkan kita tidak. Berbahagialah jika manusia lain malah izin dan taat kepada sesama makhluk, kepada sesama manusia, mereka kesulitan hanya untuk taat kepada Allah, sedangkan kita tidak.
Berbahagialah, karena ini ciri surga, yang bisa dirasakan di dunia, yaitu memiliki kehidupan dunia yang baik, bukan karena kaya harta, (pendidikan) jabatan, atau ketenaran, melainkan kehidupan yang memudahkan kita untuk taat kepada Allah.
Berbahagialah, karena ini ciri surga, yang ciri-cirinya Allah berikan berupa surga di dunia, bukan harta atau kekayaan, bukan kenikmatan dunia, melainkan kehidupan yang nikmat dan mengasikkan ketika kita taat kepada Allah.
Berbahagialah, jika memiliki rasa nikmat untuk taat, di mana kebanyakan manusia tidak memilikinya. Karena jika seandainya mereka tahu, niscaya mereka akan rampas kenikmatan itu dari kita. Karena seandainya mereka tahu nikmat taat ini, lebih dari nikmat birahi jasmani, nikmat harta benda, nikmat (pendidikan) pangkat jabatan, niscaya mereka akan rampas kenikmatan ini dari kita.
Berbahagialah, jika kita dipertemukan dan memiliki guru dengan manhaj yang shahih, yang dengannya kita asyik, menikmati, memperbincangkan lezatnya ilmu Allah, tidak terasa sampai tiba waktu sahur (sedangkan mereka tidak merasakan hal ini).
Berbahagialah, jika kita dipertemukan dan diperkenalkan kepada lingkungan yang membahas ilmu Allah, dan mampu merasakan lezatnya berada bersama-sama dengan mereka (sedangkan mereka tidak merasakan hal ini).
Berbahagialah, jika harta benda di dunia ini terasa hambar, karena kita tahu kelezatan yang sejati bukan kekayaan, hafalan, atau ketenaran, melainkan memiliki jalan kepahaman terhadap ilmu, yang kemudian membawa kita taat kepada Allah.
Berbahagialah, jika kita bukan sekedar merasakan lezatnya sate kambing, euforia jagal kambing, melainkan ketika kita mampu berkurban (bahkan) anak kandung sekalipun, berkurban istri sekalipun, berkurban kekayaan, berkurban jabatan, berkurban semua kenikmatan dunia, untuk merasakan kelezatan taat kepada Allah (sedangkan banyak di antara mereka tidak mampu melakukannya).
Berbahagialah, jika taat kepada Allah, akal dan logika kita bukan sekedar tunduk, namun tersujud dan tersungkur, di mana itulah kelezatan surga yang ciri-cirinya terasa di dunia.
Di saat mayoritas atau kebanyakan manusia tersesat, mereka ditipu iblis, mereka disibukkan dunia, diperdaya istri, dibudaki ego dan akal, mereka tidak mendapati kenikmatan ilmu Allah, dan merasakan lezatnya taat kepada Allah.
..Wallahu a’lam..