Tidak perlu lagi saya perlihatkan, harusnya sudah terlihat jelas. Coba lihat lagi, apa kamu lihat, apa kamu perhatikan?
“Ustadz” isi stand up, “Ustadz” isi podcast, “Ustadz” perbolehkan riba karena alasan jual beli, “Ustadz” perbolehkan KPR, “Ustadz” perbolehkan asuransi, “Ustadz” foto foto bareng dengan Ahli bid’ah, cium cium pipi dengan alasan ukhuwah, “Ustadz” bikin fatwa, ikut organisasi, ikut partai?
Bukan Ustadz sembarang Ustadz
Ustadz ini mengakunya Ustadz Sunnah
Ustadz ini mengakunya Ustadz Salafi
___
Mungkin saya terlambat mengabarkan ini
Mungkin kita telat mengerahui hal ini
Tetapi disinilah kita sekarang,
Dimasa “Ustadz Ustadz” Sunnah,
Dimana “Ustadz Ustadz” Salafi,
Melakukan dan mendakwahkan hal hal yang tidak sunnah,
Jelas jelas…. Mendakwahkan yang tidak salaf
___
Apakah kamu masih berfikir, mereka kan S1 Agama, S2 Agama, S3 Agama, mereka kan lulusan pesantren, mereka kan sekolah di timur tengah?
Apakah kamu masih berfikir, dimana semua bukti bukti kesesatan maaf, saya ganti bahasa saya, dimana semua bukti bukti nyata bahwa pemahaman, perilaku dan dakwah mereka jauh dari sunnah, jauh dari sebagaimana salaf.. tetapi masih kamu anggap itu sunnah? Itu salaf?
___
Sama kasusnya, dimana para “Ustadz Sunnah” ini mempromosikan Tour n Travelnya, dimana Tour n Travel kecil mereka ini akan merge dengan Tour n Travel besar lain demi terpenuhinya kuota, dimana Tour n Travel ini membolehkan wanita safar tanpa mahrom.
Sama kasusnya, dimana para “Ustadz Sunnah” ini mempromosikan bolehnya perilaku ibadah tidak sunnah, yaitu Bidah Qunut Subuh, mau Qunut boleh, mau tidak Qunut tidak apa apa.
Apa kamu masih berfikir ini sunnah?
Apa kamu masih berfikir inilah salaf?
*****
Apa kabarnya dalil Agama ini Mulia dan bukan bahan lawak, dalil dalil Riba, dalil dalil Maisir, dalil dalil Ghoror, dalil dalil haramnya membuat golongan dalam rangka agama, apa kabarnya kita larangan bergaul dan duduk bersama dengan ahli bidah, apa kabarnya dalil tasyabuh mengikuti hukum hukum kafir, apa kabarnya dalil larangan safar tanpa mahram, apa kabarnya Nabi dan Para Sahabat tidak pernah menambah Qunut dalam shalat subuh?
Apakah telah tiba masanya kini, dimana dalil dikalahkan oleh orang orang berpendidikan Doktor, Profesor, pemilik pesantren, oleh tokoh yang lama di timur tengah?
Jika Manhaj Salaf tersusupi virus ini, lalu apa bedanya dengan Manhaj “Sebelah”? Yang mendewakan tokohnya, taklid buta kepada ustadnya, kiayinya, habibnya, walaupun berbeda dengan dalil?
Manhaj Salaf, bukanlah bermodalkan S1, S2, S3, Doktor, Profesor, Sekolah di Timur Tengah, atau sekedar punya pesantren, atau karena pengikutnya banyak, atau karena follower, dan subscribernya banyak. Kalau sekedar demikian yang jadi patokan Maka Manhaj Asyari, Maturidi juaranya, Manhaj CR7 juaranya (kalau patokannya follower), Manhaj Salaf bukanlah sekedar jargon cingkrang, jenggot, Qalallah Qalarasul, tetapi pemahaman, dakwah, dan implementasinya jauh dari Al Quran dan As Sunnah
****
Saya biarkan tulisan ini “tanggung”, alias tidak dibahas sangat panjang dan sangat lebar, agar menjadi rasa penasaran tersendiri untuk mempelajari Agama ini,
Agar kamu “Notice”
Agar kamu “Aware”
Siapa yang kamu tonton, dan dari
Siapa yang kamu ambil agamamu ini.
Orang orang itu mendakwahkan Sunnah, tapi disisipinya yang tidak sunnah. Orang orang itu mendakwahkan Salaf, tetapi disisipinya yang tidak salaf. Untuk apa? Macam macam motifnya :
1. Uang
2. Popularitas
3. Endorse
4. Follower
5. Bisnis Restoran
6. Bisnis Tour Travel
7. Jabatan, Posisi Tertentu
8. Kepentingan Dunia lainnya
9. Dll
Padahal, motif dakwah hanyalah 1, yaitu Akhirat
Padahal, motif dakwah Para Nabi Para Rasul Para Sahabat, Para Ulama, Sunnahnya, dan ini yang dilakukan Para Salafush Shalih dan yang tulus mengikutinya, yaitu adalah hanya Wajah Allah saja, alias Surga.
Sembari berjalannya kita terus belajar.
Insya Allah Allah pahamkan kita baik dari MJL ataupun dari bimbingan guru guru kita, ustadz kita, ulama kita, yang benar benar masih konsisten meniti jalan yang lurus, menuju surga. Bukan dunia.
..Wallahu a’lam..