...

Selingkuh

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Selingkuh terjadi 90 dari 100 kasus, menurut penelitian dari 100 pasangan maka 90 orang akan melakukan selingkuh atau merasakan diselingkuhi. Ini hanya perkara sudah dilakukan atau belum dilakukan saja, ini hanya perkara sudah ketauan / belum / tidak ketauan saja, ini hanya perkara melakukan selingkuh / diselingkuhi saja. Adapun 90/100 akan terjadi.
___

Selingkuh, atau gagalnya dalam hubungan antar orang berpasangan (pernikahan), jika kita kolerasikan permasalahan Rumah Tangga dari sisi Syariat, didapati dari angka persentasi 100% :

90% diantaranya akan gagal difase pertama setelah masa “honeymoon phase” (mau bahagianya saja / senangnya saja / tidak bersyukur / tidak merasa puas). 5% akan gagal di “difficult phase” (masa sulit/susah/miskin/sakit) 4% akan gagal di “bored phase” (bosan/jenuh). 99% pasangan (pernikahan) ini akan berakhir dengan perselingkuhan, keributan, perpisahan, perceraian. Salah satunya entah Istri atau Suami dari kelompok 99% ini akan mencari-cari tujuan kepuasan lain dari diri orang lain non pasangannya (selingkuh).

Hanya 1% pasangan (pernikahan) yang berhasil hingga maut memisahkan mereka, yaitu pasangan (pernikahan) yang melibatkan Allah dalam pernikahannya, yang menjadikan pernikahan sebagai kendaraan  bertujuan Surga, pasangan (pernikahan) yang kedua-duanya takut kepada Allah.
_______

Dari sini, kita jadi tau, bahwa 99% hubungan kita dengan pasangan (pernikahan) akan berakhir dengan kekecewaan, perselingkuhan, perpisahan, perceraian, dimana sekali lagi, ini hanyalah masalah sudah ketauan atau belum ketauan atau tidak ketauan, sekali lagi ini hanyalah persoalan selingkuh atau diselingkuhi.

Dari sini, kita jadi tau, bahwa sekitar 1%  hubungan kita dengan pasangan (pernikahan) akan berakhir dengan keberhasilan dan kebahagiaan, jika pasangan ini melibatkan Allah dalam pernikahannya, jika pasangan ini menjadikan Surga adalah tujuannya, jika pasangan ini kedua duanya takut kepada Allah.

Silahkan, jika mau tidak setuju dengan apa yang saya tulis diatas, dimana disini saya hanya sebatas menyampaikan itulah hasil dari penelitian dan kajian-kajian ilmiah dari berbagai bidang keilmuan terkait perihal selingkuh. Jika misal tidak setuju, silahkan saja bisa dibantah dengan membawa literatur atau hasil penelitian ilmiah lain yang mungkin lebih akurat. 

************

Diselingkuhi tentu rasa yang sangat menyakitkan, disebuah syair mengatakan, bahwa sakit hati rasanya jauh lebih sakit daripada sakit gigi. Diselingkuhi, akan menyebabkan kita kehilangan Hormon Endorfin, Dophamin, Testoteron dan lainnya, Hormon yang biasa membanjiri tubuh kita dengan perasaan kesenangan, kebahagiaan, kepuasan, mendadak hilang. Diselingkuhi bisa menyebabkan makanan terasa hambar, minuman manis terasa tawar, kehilangan nafsu makan, kehilangan kepercayaan diri, kehilangan harapan, kehilangan tujuan, kehilangan arah, trauma hebat, bahkan pada beberapa kasus, kekecewaan mendalam ini berujung kepada maut, tidak lagi mampu berfikir logis, dan objektif.

Padahal sebenarnya, logisnya, objektifnya, selingkuh adalah kelakuan orang orang rendah, tidak bermoral, tidak berakhlak, tidak beradab, tidak berprikemanusiaan kelakuan binatang, kelakuan hewan, kelakuan orang orang buruk, kelakuan orang orang pengkhianat, orang orang yang lain didepan lain dibelakang, atau bisa kita sebut orang-orang dengan ciri Munafik. Bagaimana mungkin orang dengan janji suci, janji setia, komitmen tingkat tinggi didepan Orang Tua, Keluarga, Wali, Hakim, terikat dengan ikatan yang sakral, melakukan pengkhianatan, ini kelakuan orang-orang sampah.

Padahal sebenarnya, logisnya, objektifnya, kenapa kita harus merasa kehilangan sampah, kenapa kita harus sedih, menangis, kenapa kita harus merasa tersakiti, kecewa, ketika kita mendapati fakta bahwa orang tersebut adalah binatang yang terbungkus bentuk orang. Seharusnya, sebenarnya, logisnya, objektifnya, kita bersyukur, mendapati fakta bahwa orang sampah ini tidak layak untuk bersama saya dalam pernikahan bertujuan Surga, bersyukur membukakan mata bahwa orang sampah ini bahkan sama Allah pun tidak takut, apalagi terhadap kita (suaminya/istrinya). Padahal sebenarnya bersyukur kita, mendapati fakta demikian, dimana kita punya alasan kuat untuk berpisah dengan orang sampah yang demikian.

*************

Terhadap rasa sakit yang demikian hebat, bolehkah kita berdoa keburukan untuk orang tersebut?

Ingatlah, bahwa rasa sakit ini, datang dari pengharapanmu yang berlebih terhadap manusia, dimana seharusnya engkau tidak berlebihan berharap kepada manusia, dan tempat berharap yang sesungguhnya adalah Allah. Rasa sakit ini adalah teguran dari Allah karena engkau berharap kepada manusia, bukan berharap kepada Allah.

Mengenai doa buruk, coba pahami baik-baik, bahwa orang ini sudah buruk, lalu buat apalagi kita mendoakan yang buruk untuk orang yang sudah buruk? Keburukan yang ada dalqm dirinya, pemikirannya, sifatnya, kelakuannya, pilihan hidupnya, akan membawa keburukan keburukan lain dihidupnya, dan keburukan diakhirat. Buat apa lagi kita mengotori mulut kita, mengotori tangan kita untuk orang yang sudah kotor.
———

Pada dasarnya Allah melarang kita untuk mendoakan keburukan untuk orang lain, terlebih kepada sesama muslim. Tapi, khusus terhadap orang-orang yang dizalimi Allah membolehkannya. Kalau dia mendoakan keburukan untuk orang yang menzaliminya itu, Allah akan mengabulkan doanya. 

Tetapi ingat orang itu berselingkuh (dibelakang) karena dia tidak ingin menyakiti kita (didepan), adapun kita sakit bukan karena dia dzalim, bukan karena dia menyakiti kita, melainkan rasa sakit ini datang dari pengharapan kita yang terlalu berlebih terhadap orang itu.

Pada dasarnya, tidak semua doa buruk yang diucapkan manusia, akan dikabulkan Allah. Allah berfirman, “Manusia berdoa untuk keburukan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa,”

Pada dasarnya, dalam agama dituntunkan ketika kita sedang tersakiti, disakiti, maka panjatkan doa berikut, yaitu : Allahumma ajirni fi mushibati wa akhlifli khaira minha yang artinya: "Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti yang lebih baik daripadanya."


..Wallahu a’lam..