...

Servo Mechanism

Artikel - 6 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Servo Mechanism

 

Segala perbuatan seseorang, tindak tanduk seseorang, adalah atau output dari hasil pemikiran alam sadar maupun pemikiran alam bawah sadarnya. Segala keputusan yang diambil oleh seseorang untuk akhirnya kemudian dimanivestasikan dalam bentuk perbuatan, sikap, tingkah laku, adalah output dari “program” yang terinstal di dalam kepala kita.

 

Sebenarnya ada banyak program yang “terinstal” di dalam kepala kita, di bawah alam sadar kita, yang mana salah satunya akan dijelaskan dalam bahasan kali ini yaitu : “Servo Mechanism”.

 

“Servo Mechanism” adalah mekanisme perbuatan yang berulang-ulang. Diketahui dari sebuah riset, 88% tindakan seseorang merupakan kontribusi pikiran bawah sadarnya, sedangkan 12% tindakan seseorang adalah kontibusi dari pikiran sadarnya. Setiap manusia mempunyai ketakutan yang dipelajari saat tumbuh dewasa, ketika bayi lahir sampai usia sekitar 5 tahun pertama manusia diinstall kebenaran versi orang tua dan lingkungan yang akan dibawa terus sepanjang hidupnya.

 

“Servo Mechanism” adalah sebuah program yang telah diinstal (oleh pihak tertentu) kedalam kepala dan pikiran sebagian besar dari kita, untuk beberapa kepentingan kepentingan tertentu. Mereka yang “menginstal” program ini di dalam kepala kebanyakan dari kita, tau betul cara atau mekanisme dari sistem ini, dan tentunya ini dilakukan untuk kepentingan mereka, keuntungan bagi mereka. Mereka “menginstal” program ini sejak kita umur 5 tahun, mulai usia awal awal sekolah, lewat doktrinasi doktrinasi sistem pendidikan.

 

“Servo Mechanism” ini setelah “diinstal” didalam kepala kita akan bekerja otomatis dibawah alam sadar, tanpa kita sadari. Mekanisme ini akan secara otomatis terus membuat kita berada didalam stagnansi, berada didalam “lingkaran setan”.

 

Misalkan, seseorang ini sulit mengerjakan soal, menghadapi masalah atau sesuatu, sistem yang telah ditanam dikepalanya tidak membuatnya mampu mencari solusi atau jalan keluar, misal : belajar lebih giat, berteman dan mengambil referensi ilmiah, melainkan cukuplah mencontek (cheating), dimana sebenarnya itu bukanlah solusi, bukan jalan keluar, yang mana ketika setelahnya dia menghadapi persoalan yang sama, dia akan mengulangi mencontek (cheat), sama sekali tidak pernah bisa menemukan solusi, jalan keluar, atau bisa berkembang dari permasalahan yang ada.

 

Misalkan, untuk seseorang ini bisa hidup, dia akan dibuat terus bergantung dengan pekerjaannya, berkerja untuk orang lain, menjadi “budak”, sama sekali tidak punya kemampuan untuk bekerja bagi dirinya sendiri.

 

Misalkan, untuk seseorang ini bisa kaya, dia akan dibuat tidak bisa kaya, dia akan terus dibuai (bergantung) pada gaji, bonus, dan konsep menabung, atau bahkan korupsi, sama sekali dibuat tidak punya kemampuan untuk menghasilkan lebih, usaha, bisnis, atau ikhtiar halal lainnya.

 

Misalkan, ketika seseorang ini mengalami suatu masalah, telah tertanam di kepalanya untuk mencari jalan pintas, bukan jalan keluar, bukan solusi, dan selamanya dia akan seperti itu. Dia ketergantungan menempuh pinjaman online (pinjol), dia menempuh (judol) judi online, dia mabuk mabukan (alasan untuk mengatasi stress), padahal bukan itu solusinya.

 

Misalkan, ketika seseorang ini punya permasalahan pada istrinya, anaknya, dia takut pada masalah, atau dia “lari” dari masalah, dia pisah, dia cerai, dia “cheat”, padahal bukan itu solusinya.

 

Misalkan, seseorang ini punya trauma pada masa lalunya, dia terus membenarkan traumanya, terus hidup dengan traumanya, terus membenarkan traumanya, untuk kemudian menjadi pribadi yang stuck, stagnan, “gitu gitu” saja, padahal bukan itu solusinya.

 

Misalkan, ketika seseorang ini dalam proses ngaji, belajar, ibadah, atau konteks spiritual, dia lelah, mungkin didera futur, terbentur urusan dunia (industri bangkai kambing) dia memilih untuk berhenti, putar arah, melarikan diri, mencari yang gampang, “cheat” mencari di medsos, menonton dari youtube, padahal bukan itu solusinya.

 

Hal hal seperti ini akan terus berulang, terus menerus diulangi setiap menghadapi masalah, stuck, stagnan, tidak move on, dia merasa dia beranjak dari persoalan hidupnya padahal bukan itu solusinya, sejatinya dia sedang tidak bergerak kemana mana. Ini terus berulang hingga membentuk sebuah “servo” didalam kepalanya (mikro), kemudian lingkungan, pergaulan, dan “alam semesta” (makro) menjadi seakan membenarkannya, mempertemukannya dengan hal hal yang membuat tetap membuatnya seakan membenarkannya.

 

Sehingga terciptalah “lingkaran setan” di dalam kepalanya, dimana ketika apapun masalahnya maka solusinya adalah jalan pintas, “cheat”, dia seakan membenarkannya, padahal bukan itu solusinya, padahal sejatinya dia sedang tidak bergerak kemana mana.

Selamat, anda telah terjebak didalam :

“Servo Mechanism”

 

Selamat, anda telah berhasil dibuat :

Stuck, Stagnan, “Gitu Gitu Aja”

 

*********************************

 

Padahal, ini adalah sebuah program yang telah diinstal ke dalam kepala kita sejak kita usia 5 tahun, awal awal kita masuk sekolah, masuk dunia pendidikan, dengan kurikulum buatan mereka, agar kita tetap bodoh, tetap bergantung, tidak punya ide, selain hanya mencari jalan pintas, shortcut, ataupun cheat, yang tetap tidak punya solusi, tidak punya jalan keluar. Kita merasa kita sudah bergerak melangkah dijalan yang benar, padahal sejatinya kita sedang berputar putar di lingkaran setan, tidak beranjak, tidak bergerak, alias masih disitu situ saja.

 

Padahal, agama kita, agama yang sempurna ini, agama yang kita anut, yang kita percayai, yang kita imani, mengajarkan untuk bergerak dari kebodohan, padahal agama ini sangat rasional, mengajak kita menggunakan akal, nalar, dan logika, akal sadar. Mengajak kita untuk membaca (iqro), berjalan mempelajari agama ini dihukumi wajib, bukan hanya diam, duduk, rebahan, tiduran. lewat HP, lewat medsos, lewat youtube, dimana yang demikian disebutkan ilmu yang didapati bersanad pada setan, karena informasi yang kita dapati kemudian dipahami sendiri secara serampangan.

 

Padahal, agama kita ini menuntunkan untuk menjadikan Allah hanya sebagai satu satunya tempat bergantung, tanpa ada duanya, bukan bergantung kepada manusia, bos, perusahaan, bukan bergantung kepada dunia, bukan menuhankan dunia, melainkan kehidupan dunia ini diikhtiarkan agar menjadi bekal untuk kehidupan di akhirat.

 

Padahal, agama ini menuntunkan kita untuk bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan, menuntunkan untuk menghadapi masalah, bukan lari dari masalah.

 

Padahal, agama ini jika kita pelajari, mengerti, memahami, memberikan banyak sekali solusi atas semua permasalahan, baik ilmu dan pendidikan, baik rumah tangga dan keluarga, muamalah pekerjaan, dan lainnya, namun sayang sebagian besar kita tidak “menginstal” ini kedalam dirinya, namun sayang sebagian besar dari kita malah ikut program kaum kafir, tanpa sadar “menginstal” dirinya dengan program kafir, ikut kepada program kafir, bukan program dari Allah dan RasulNya.

 

..Wallahu a’lam..