...

The Curriculum

Artikel - 6 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

The Curriculum

 


Telah kita bahas pada kesempatan sebelumnya, tentang kurikulum “Prusia”, sebuah kurikulum pendidikan buatan Jerman yang membentuk pelajarnya menjadi “serdadu”, “pion”, atau kita kenali dengan bahasa “budak” industrialisme dan kapitalisme.

 

 

Kurikulum adalah ibarat sebuah alur jalan dalam proses pembelajaran, yang menuntun seseorang ke arah yang sesuai tujuan yang dikehendaki.

 

 

Berikut pada kesempatan kali ini akan kita bahas, beberapa kurikulum yang ada di Indonesia, yang merupakan kurikulum “turunan” dari kurikulum Prusia yang sudah sedikit banyak mengalami modifikasi. Agar menjadi pengetahuan bagi kita, ketika anak anak kita, generasi penerus kita, mendapati kurikulum ini dimasa masa pembentukan cara berpikir, belajar dan berpendidikannya.

 


________________________

 

 

1. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka yang diresmikan pada 26 Maret 2024 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah Kurikulum Nasional untuk semua jenjang pendidikan. Ini merupakan lanjutan dari Kurikulum Merdeka yang sudah diluncurkan sejak 2022. Kurikulum Merdeka fokus pada materi esensial dengan struktur yang fleksibel. Memadukan kurikulum yang membebaskan siswa didik untuk memilih pelajaran sesuai minat dan bakat mereka, dengan standar kualitas karakter dan kompetensi yang sesuai dengan kaidah kaidah Pancasila. Perlu juga diingat bahwa kurikulum ini dibuat dan diresmikan ketika Kemendikbud dipimpin oleh seorang yang terafiliasi dengan paham Industrialisme dan Kapitalisme.

 

 

Kelebihan
* Fleksibilitas dalam pembelajaran, memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode sesuai kebutuhan siswa.
* Memberikan kemandirian bagi siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat.
* Fokus pada pengembangan karakter melalui nilai-nilai Pancasila.
* Mendorong keterlibatan siswa dalam proses belajar.

 

 

Kekurangan
* Implementasi yang beragam di berbagai sekolah, mengakibatkan perbedaan kualitas dan hasil dari pembelajaran (27% sekolah belum menggunakan kurikulum merdeka)
* Beberapa sekolah masih kesulitan beralih dari kurikulum lama ke kurikulum merdeka
* Diperlukan biaya lebih untuk memakai kurikulum ini, membeli buku buku paket kurikulum baru, alat bantu didik, alat peraga, dll, yang tidak semua kalangan mampu jika dibebankan untuk mengeluarkan biaya lebih.

 


________________________

 

 

2. Kurikulum Cambridge
Kurikulum Cambridge adalah sistem pendidikan yang berasal dari Inggris dan diawasi langsung oleh Universitas Cambridge. Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan daya analitis, kritis, dan kemampuan public speaking pada siswa, kerangka berfikir analitis dan menuangkannya ke dalam kemampuan verbal, di mana mempersiapkan peserta didik untuk bersaing secara global. Kurikulum ini fokus pada pembelajaran bahasa Inggris untuk anak dan cara pandang internasional (globalisasi). Selain itu, mengutamakan proses pembelajaran dan pengembangan bakat siswa, dengan menggunakan metode pengajaran yang lebih modern.

 

 

Kelebihan
* Siswa dapat berbahasa Inggris dengan fasih.
* Memiliki kerangka berfikir analitis, perspektif luas, dan cara pandang internasional (global).
* Menggunakan metode pendidikan modern dan terkini.
* Meningkatkan kesempatan untuk melaniutkan ke universitas terbaik di dunia.
* Pelatihan guru yang sesuai dan relevan, menciptakan pengalaman belajar yang lebih santai, lebih flexible waktu, dan lebih menyenangkan.


 

Kekurangan
* Biaya pendidikan tinggi dibandingkan sekolah dengan kurikulum nasional.
* Keterbatasan dalam penerapan di sekolah-sekolah tertentu di Indonesia.
* Tidak selalu ada di kota-kota tertentu di Indonesia.
* Pendekatan internasional mungkin tidak selalu sejalan dengan nilai nilai lokal, dan Pancasila.
 


_______________________

 

 

3. Kurikulum Singapore
Kurikulum SPC (Singapore Curriculum) adalah sistem pendidikan yang diadopsi dari Singapura. Pada tingkat pendidikan usia dini memiliki tujuan memberikan pondasi peserta didik untuk membantu mereka mendapatkan keterampilan, pengetahuan, serta enam watak di bidang pembelajaran baik dalam bidang teknologi maupun bahasa Mandarin. Pada tingkat sekolah dasar, memiliki fokus dengan tiga domain proses belajar. Domain tersebut di antaranya keterampilan pengetahuan dan hidup, dan basis mata pelajaran. Pada tingkat menengah, peserta didik dapat memilih keinginan dan minat masing-masing terhadap mata pelajaran.

 

 

Kelebihan
* Siswa dapat berbahasa Inggris dengan fasih, dan bahasa Mandarin
* Menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing di dunia internasional.
* Menekankan potensi anak dan membebaskan mereka untuk mengekspresikan bakat dan minat.
* Memberikan pengetahuan akademis dan keterampilan sosial praktis yang relevan dengan dunia nyata (praktisi).
* Mengajarkan cara berkomunikasi dan bekerja sama dalam sebuah tim, serta mendorong interaksi dan persahabatan jangka panjang.

 

 

Kekurangan
* Biaya pendidikan relatif sangat tinggi dibandingkan sekolah dengan kurikulum nasional.
* Masih sedikit sekolah yang menerapkan SPC di Indonesia.
* Pendekatan internasional mungkin tidak selalu sejalan dengan nilai nilai lokal, dan Pancasila.

 


_______________________

 



4. Kurikulum International Primary
International Primary Curriculum (IPC) adalah kurikulum pendidikan yang dirancang khusus untuk anak-anak di tingkat sekolah dasar (usia 5-11 tahun) dengan fokus pada pembelajaran yang bersifat internasional dan holistik. Di IPC, fokus utamanya adalah pada perkembangan karakter dan pribadi siswa. Selain pelajaran akademis, anak-anak diajarkan untuk menjadi orang yang baik dengan cara beradaptasi, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan teman-teman. Ada delapan sikap positif yang ditekankan dalam IPC. Siswa belajar untuk adaptif, komunikatif, kolaboratif, empatik, etis, tahan banting, menghormati orang lain, dan berpikir kritis. Dengan pendekatan ini, IPC membantu anak-anak belajar sambil tumbuh memiliki mentalitas baik, dan menjadi pribadi yang lebih baik.

 

 

Kelebihan
* Siswa dapat berbahasa Inggris dengan fasih.
* Pendekatan berbasis siswa, membuat pembelajaran menyenangkan dan interaktif.
* Mendorong siswa menjadi individu yang baik secara sosial dan etika.
* Mengajarkan berpikir kritis dan bekerja sama.
* Meningkatkan pemahaman budaya dan komunikasi global. 

 

 

Kekurangan
* Biaya pendidikan tinggi dibandingkan sekolah dengan kurikulum nasional.
* Masih sedikit sekolah yang menerapkan IPC di Indonesia.
* Pendekatan internasional mungkin tidak selalu sejalan dengan nilai nilai budaya lokal dan Pancasila.

 


_______________________

 

 

5. Kurikulum Baccalaureate
International Baccalaureate (IB) adalah sebuah kurikulum pendidikan internasional yang diadaptasi dari Jenewa, Swiss, pada tahun 1960. IB yang bertujuan untuk mengembangkan siswa yang curious, berpengetahuan, percaya diri, dan peduli memiliki empati. Terdapat empat program pendidikan formal untuk siswa usia 3 hingga 19 tahun. IB memberikan pendekatan pendidikan yang berfokus pada siswa, dengan tujuan mengembangkan individu yang seimbang dan mampu menghadapi tantangan global dengan optimisme. Program ini telah diadopsi oleh lebih dari 4.500 sekolah di seluruh dunia, termasuk 52 sekolah di 11 provinsi di Indonesia.

 

 

Kelebihan
* Mendorong siswa untuk memiliki keterampilan abad ke-21 dan mengembangkan sikap positif seperti empati, kerjasama, dan kreativitas.
* Memfasilitasi pengakuan global dengan sertifikat yang diterima di banyak universitas di seluruh dunia.
* Membangun pemahaman lintas budaya dan menghargai keragaman.

 

 

Kekurangan
* Biaya pendidikan tinggi dibandingkan sekolah dengan kurikulum nasional.
* Mendidik para peserta didik membuka ruang dengan keberagaman dan perbedaan, membentuk pola pikir sekularis dan liberalis
* Pendekatan internasional mungkin tidak selalu sejalan dengan nilai budaya lokal dan Pancasila.

 


_______________________

 

 

6. Kurikulum Montessori
Adalah pendekatan pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori pada awal abad ke-20. Pendekatan ini menekankan pembelajaran yang berpusat pada anak, di mana siswa memiliki kebebasan untuk memilih aktivitas yang ingin mereka lakukan dalam lingkungan yang terstruktur. Kurikulum ini dirancang untuk mendukung perkembangan anak secara holistik, mencakup aspek kognitif, emosional, sosial, dan fisik. Kurikulum Montessori mengedepankan metode pembelajaran yang menggunakan alat peraga konkret dan pengalaman langsung. Anak-anak di lingkungan Montessori diajarkan untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Pengajar berfungsi sebagai pemandu, membantu anak-anak menemukan dan mengeksplorasi hal-hal yang ingin mereka pelajari, serta memberikan bimbingan saat diperlukan.

 

 

Kelebihan
* Anak-anak diajarkan untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
* Menggunakan alat peraga konkret memungkinkan anak untuk memahami konsep abstrak dengan lebih baik.
* Anak-anak memiliki kebebasan untuk memilih kegiatan, yang dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar.

 

 

Kekurangan
* Diperlukan keterlibatan aktif dari orang tua untuk mendukung metode Montessori di rumah.
* Beberapa kritikus berpendapat bahwa kurikulum Montessori mungkin kurang menekankan pada beberapa bidang akademis yang dianggap penting dalam pendidikan formal, seperti penguasaan bahasa atau matematika secara konvensional.
* Biaya pendidikan biasanya lebih tinggi dibandingkan sekolah dengan kurikulum nasional.
 

 

_______________________

 


7. Kurikulum Reggo Emillia
Adalah pendekatan pendidikan yang berasal dari kota Reggio Emilia, Italia, setelah Perang Dunia II. Pendekatan ini ditujukan untuk pendidikan anak usia dini dan menekankan pentingnya kreativitas, eksplorasi, dan kolaborasi. Dalam sistem ini, anak-anak dianggap sebagai pembelajar aktif yang memiliki hak untuk mengungkapkan diri dan mengeksplorasi dunia di sekitar mereka. Pendekatan ini menggunakan proyek jangka panjang yang didasarkan pada minat anak. Guru berperan sebagai pemandu yang membantu anak dalam eksplorasi, sementara lingkungan belajar dirancang untuk mendukung kreativitas. Anak-anak didorong untuk mengekspresikan diri melalui seni dan kerja sama dengan teman-teman, serta ada keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran.

 

Kelebihan
* Mendorong kreativitas dan pemecahan masalah.
* Pembelajaran berbasis minat membuat proses belajar lebih menyenangkan.
* Membangun keterampilan sosial yang kuat melalui kolaborasi.
* Keterlibatan orang tua meningkatkan dukungan dalam pendidikan.
* Fleksibilitas dalam menyesuaikan metode pembelajaran.


 

Kekurangan
* Diperlukan keterlibatan aktif dari orang tua untuk mendukung metode ini di rumah.
* Keterbatasan dalam standarisasi dan evaluasi kemajuan.
* Perlu adaptasi untuk diterapkan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
* Biaya pendidikan biasanya lebih tinggi dibandingkan sekolah dengan kurikulum nasional.
 

 

********************************

 


Jika kita perhatikan, semua kurikulum ini sibuk mendidik, dan menanamkan mindset dan keilmuan perihal urusan dunia, tidak ada satupun dari kurikulum ini yang mendidik peserta didik dengan pendekatan pendekatan pengetahuan urusan akhirat atau pendidikan Agama (Islam). Kita tau bahwa dalam kurikulum merdeka, khususnya pendidikan Agama Islam dicoret dari materi pendidikan primer, seakan ingin menjauhkan pengetahuan serta perspektif Agama Islam untuk peserta didiknya. 

 

 

Adapun pada sekolah sekolah dengan kurikulum modern ini, yang biasanya berbasis Non Islam, didapati menggenjot peserta didiknya pada materi sekunder sesuai dengan basis agama mereka (yaitu agama selain Islam) misal : pendidikan Agama Kristen, Katholik, Budha, Judhaism, dll.

 

Adapun pada sekolah sekolah yang kurikulum modern yang berbasis Islam, biasanya akan membuat pendidikan Agama Islam, masing masing dengan pendekatan referensi yang beragam, berbeda beda, misal : Asyariah, Maturidiyah, Sururiyah, Hizbiyah, dll, kemudian ilmu Filsafat Islam, Ilmu Kalam, Islam Ortodox, atau Islam dengan pendekatan lokal dan campuran terapan budaya, Islam progresif, Islam Liberalis, atau Islam Sekularis, dll.

 


_______________________

 


Dengan kita mengetahui, diantara kurikulum kurikulum modern dan modifikasi baru apapun itu, tujuannya hanyalah membentuk dan mendidik anak anak kita, generasi penerus, hanya untuk tetap menjadi “serdadu” menjadi “pion”, menjadi “budak” industrialis dan kapitalis yang siap dengan modernisasi dan globalisasi kehidupan dunia, tanpa penanaman nilai nilai Agama Islam, yang membuat tak berpengetahuan atau setidaknya jauh sekali dari nilai nilai agama dan pengetahuan akan kehidupan akhirat.

 

Adapun ternyata, di antara semua kurikulum kurikulum modern ini, ada sebuah kurikulum “klasik” yang bahkan sangat lengkap super komprehensif, yang mampu membentuk, mendidik, memberi jalan, menuntun kita ke sebuah arah dan tujuan yang benar, yaitu kurikulum buatan Allah (dan RasulNya), yaitu Al Quran dan Sunnah, yang dididik langsung oleh Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yang kemudian dipahami dengan baik dan benar dan diimplementasikan oleh Para Sahabat, orang orang yang sukses, berhasil, selamat, baik perihal dunia dan akhiratnya.

 


Kurikulum yang sangat lengkap dimana wajib bagi kita untuk mempelajarinya, mengerti, memahami, untuk kemudian mengistiqomahkan dan serta mendakwahkannya.

 


Kurikulum yang mengajarkan tentang Adab, Akhlak, budi pekerti, membentuk karakteristik manusia yang baik, jujur, amanah, dll. Kurikulum yang mengajarkan kita mengenal Dzat Pencipta yaitu Allah (secara Rububiyah, Uluhiyah, Asma Wa Sifat). Kurikulum yang mengajarkan kita memahami rujukan dan referensi yang benar tanpa ada kesalahan sedikitpun yaitu ilmu Al Quran dan ilmu Hadits. Kurikulum yang mengajarkan dari mulai bangun tidur hingga buang air, dari mulai aqiqah hingga menguburkan jenazah, dari perihal muamalah dan hukum hukum tentang permasalahan dunia, perihal ibadah dan hukum hukum terkait permasalahan akhirat. Kurikulum yang memberi referensi rujukan dari Para Ahli (Alim Ulama) dari jurnal jurnal ilmiah, dan argumentasi berbasis ilmu pengetahuan.

 


Dengan kita mengetahui ini, kita jadi menyadari betapa butuhnya kita (sebagai orang tua) mempelajari agama ini dengan benar dan kemudian bisa menanamkan dan menancapkan nilai nilai Agama Islam yang benar kepada anak anak kita, generasi penerus kita, generasi penerus Islam. Karena kita saksikan, dengan kurikulum yang anak anak kita dapati disekolah, sama sekali tidak mengajarkan dan membekali perihal Agama Islam malahan doktrin dari agama lain, atau mengajarkan anak anak kita dengan islam namun dengan pemahaman yang beragam, dan campur campur, alias bukan pemahaman Islam yang murni dan sebenarnya.

 


..Wallahu a’lam..