Metode “Grey Rock” adalah metode berinteraksi dalam berkehidupan, berkomunikasi dengan aman dan nyaman, terlebih pada kehidupan dunia yang menipu (dunia tipu tipu), menantang, ditantang, penuh dengan flexing, memakan banyak perhatian, pikiran, emosional, dan lainnya. Dimana seharusnya kita memutus interaksi kehidupan yang tidak sehat dengan lingkungan disekitar kita. Misal : dengan tetangga, teman, rekan kerja, atasan, saudara, bahkan keluarga.
Metode “Grey Rock” atau diterjemahkan sebagai batu abu abu, batu kali, batu batuan di pinggir sungai yang tidak biasa saja, tidak ada sesuatu yang menarik untuk ditanggapi. Semisal batu kali ini kita lempar ke dalam sungai pun, dia hanya berbunyi “plung”, masuk kedalam sungai, dan tidak ada yang kemudian perlu ditanggapi.
Metode “Grey Rock” ini, jika diaplikasikan pada kehidupan, maka akan terasa sangat datar dan minim reaksi, minim aksi, dan minim emosi, minim kontroversi, minim konflik. Misal : ketika ada tetangga kita yang membeli mobil baru, rekan kerja kita membeli handphone baru, kita tanggapi dengan ketenangan, seakan masa bodoh, dan pasif. Tidak perlu bereaksi terlalu berlebihan, tidak perlu terlalu memuji, mengomentari, memikirkan, memusingkan. Cukuplah dengan merespon, mengomentari, menjawab dengan :
- Oo
- Ok
- Iya
- Aku Tidak Tau
- Aku Baru Tau
- Hmm
- “Diam”
- “Minim Respon”
- “Tidak Buru Buru Berkomentar”
- “Diskusi/Bicara Dengan Nada Netral”
- Sekedar Jawab “Ya” / “Tidak”
- Banyak Dengar daripada Bicara
- Banyak Tenang daripada Aksi
- Menunjukkan “Rasa Tidak Tertarik”
- “Biasa Saja”, “Datar”, “Minim Reaksi”
Dengan menerapkan metode ini, sikap kita yang minim reaksi, kita akan menjadi orang yang tidak dengan mudah dapat terpancing atau dipancing didalam sebuah situasi. Tidak terlibat konflik yang tidak perlu, tidak terlalu mengurusi hal yang tidak perlu. Seseorang tersebut tidak mengambil kendali atas diri kita, melainkan karena kita menunjukan sikap yang seakan tidak terpancing, tidak termakan, tidak terpengaruh, oleh situasi yang diciptakan orang lain tersebut.
**************************
Jauh sebelum “The Grey Rock Method” ini ada, Islam sudah lebih dahulu menganjurkan manhaj, metode, atau cara bersosialisasi dengan sesama manusia dengan tuntunan yang lebih dalam, lengkap dan kompleks, atau yang biasa kita kenali dengan : “Zuhud”
Seorang Muslim, yang memahami agama ini dengan keliru, atau tidak memiliki ilmu kecuali sedikit sekali, mereka akan terpancing menerima, memahami, merespon, agama ini, berdasarkan cerita karang karangan dari para pendusta. Sebaliknya orang orang berilmu, akan menerima agama ini dengan benar yaitu memahami Al Quran dan As Sunnah.
Seorang Muslim, akan beragama dengan keliru, ketika dia mendengar dari sumber yang keliru, menyikapi dan menanggapi dengan berlebih lebihan atau sesuatu yang menipu, karang karangan, dan dusta. Sebaliknya orang orang yang berilmu, dia hanya memahami, menyikapi dan menanggapi agama ini dengan pas, seperlunya, secukupnya, dengan tepat dan presisi, tidak berlebihan, ghuluw, taklid buta, menambah nambah, atau mengurang ngurangi, tidak bertambah atau tidak berkurang dari apa yang seharusnya dipahami dari Al Quran dan As Sunnah itu sendiri.
Contoh :
1. Ada seorang dari kawannya, melakukan ibadah umroh, dan kemudian ditanggapi dengan berlebihan, misal tidak mau kalah, dan orang ini melakukan umroh juga, kemudian dikala umroh, dia selfie, ada niat riya’ dari selfienya, dia lantas keliru, karena umrohnya untuk dipamerkan kepada manusia lain, sia sia, tertolak, bukan lagi karena ibadah kepada Allah.
2. Ada seorang dari kawannya yang berjanggut, lalu kemudian ditanggapi dengan komentar “wahabi”, “teroris”, “tukang bom”, dll. Padahal kawan tersebut sedang mengamalkan sunnah, dan akibat dia bereaksi berlebihan terhadap sesuatu tersebut, menyebabkan dia tidak tau apa itu sunnah berjenggot, tidak kenal dengan sunnah, tidak kenal dengan manhaj salaf, malahan asbab itu dia keliru memahami agama ini.
______
Lebih spesifik keranah zuhud.
Ada seseorang yang tetangganya atau rekan kerjanya kedapatan membeli mobil baru atau hp baru, dan ditanggapi dengan tidak benar, iri hati, dengki, “duit dari mana tuh”, “hasil korupsi di kantornya”, diomongin, dighibahi, bahkan menebar fitnah, menebar kebencian. Padahal seharusnya terhadap hal yang seperti ini direspon dengan zuhud, yaitu ikut senang, ikut bangga, ikut bahagia, tidak iri, tidak dengki, mendoakan, dll.
“Zuhudlah kalian terhadap apa yang ada pada tangan manusia (dimiliki manusia), dan kamu akan dicintai Allah”.
Zuhud, adalah another highest level dari “The Grey Rock Method”, akan diterangkan lebih lanjut yaitu :
Pernah kita terpikir, iri, ketika tetangga kita, rekan kita, saudara kita, ketika mereka mendapati kebaikan pada diri mereka, beli mobil baru; beli hp baru; promosi pekerjaan; naik pangkat; diterima kerja; anaknya diterima dikampus yang bagus; dst, dan kita sekelebat merasa iri, kenapa bukan kita, mengapa orang itu, mengapa dia.
Padahal, iri terhadap sesuatu hal yang baik, adalah tanda diri kita tidak baik. Karena kalau diri kita baik, maka terhadap sesuatu hal yang baik kita pasti tidak akan iri.
Padahal, cek lagi siapa tau dia membeli mobil itu dengan cicilan, sedangkan kita sudah jauh mengenal sunnah, jauh mengenal hukum dan bahaya riba, dan seandainya membeli mobil pun kita tidak ingin dengan cara riba. Kita ngecek ngecek saldo dan dompet, kalau saya menghemat, mungkin saya bisa beli juga hp itu, motor baru itu, atau mobil baru itu. Padahal perkara menabung didahului rizki yang datang yang Allah berikan, jika kita sibuk menabung tetapi kepada Sang Pemberi Rizki kita tidak meminta, tidak dekat, dan Allah tidak menghendaki, apakah kita mampu membeli sesuatu, tanpa izin Allah?
Padahal Allah yang maha pemberi rezeki, Allah yang maha berkehendak.
Responlah perkara dunia ini dengan secukupnya jangan berlebihan, adapun pada perkara akhirat maka berlomba lombalah. Jika kita mendapati seseorang mendahului kita pada perkara dunia, tidak perlu direspon berlebihan, maka melainkan bersemangatlah untuk mengungguli mereka pada perkara perkara akhirat.
..Wallahu a’lam..