Setelah sebelumnya kita bahas beberapa contoh fenomena demi fenomena, dimana yang kita tidak paham, dimana yang membuat kita bingung, dimana dengan memahami agama ini, dengan memahami Al Quran dan As Sunnah, dengan memahami Tauhid, dengan pemahaman yang benar, kita akan paham bahwa semua pemahaman atas semua fenomena, solusi atas semua perkara, ada jawaban tepatnya.
Setelah sebelumnya kita membahas paradox demi paradox :
Takdir, tetapi buruk
Berdoa, tidak terkabul
Stress, tetapi diminta sabar
Sabar, tetapi malah dizalimi
Terlihat kaya, padahal bangkrut
Bahaya kalau tidak ikut demokrasi
Dokter, tetapi salah memberi obat
Takut akan ancaman dunia
Islam agama selamat, tetapi tersesat
Pemahaman Salaf, tetapi kok nyoblos
Kelihatan sukses, padahal hutang Riba
Ingin taubat dari riba, tetapi malah miskin
Energi BBM tukar Listrik (Polusi Uap juga)
Sistem jahat kapitalis, tetapi kita ikut didalamnya
Dll
Telah kita urai satu per satu,
Telah kita dapati jawabannya satu per satu,
Dengan memahami Tauhid, kita memandang dan mendapati jawabannya satu per satu.
Karena dengan memahami Tauhid dan kemudian kita yakin, kita percaya, kita imani, bahwa ternyata ada (hanya satu satunya cara) baik dalam Rububiyah, Uluhiyah, dalam Asma wa Sifat, yang benar, dimana ada petunjuk yang menjadi solusi atas segala perkara, dimana selain itu akan salah, akan tersesat, akan menyebabkan malapetaka di dunia, dan juga yang paling mengerikan, menyebabkan kita masuk kedalam Neraka.
**************************
Kini kita tambah pembahasan kita, dengan memahami jawaban dari semua paradox, dimana ternyata paradox itu bukan perkara tanpa jawaban, melainkan ada jawabannya, atau “The Answer Of Paradox”.
_____
Didalam hidup ini, ada polanya.
Didalam hidup ini, ada patternnya.
Dimana misal : “smartphone”. Jika kita mengetahui polanya, mengetahui patternnya, maka handphone tersebut bisa kita buka, dan akses. Begitu pula dengan kehidupan.
Semakin kita kejar, semakin hal itu lari
Semakin berharap, semakin kita kecewa
Semakin kita baik, semakin kita dijahati
Semakin kita tolong, orang itu berkhianat
Semakin kita menabung, malah tidak kaya
Semakin kita sedekah, malah semakin kaya
Semakin berisi, semakin dia menunduk
Semakin Haq, semakin sedikit orangnya
Semakin berilmu, semakin dia tak terkenal
Semakin kosong, semakin nyaring bunyinya
Semakin dicari, semakin tidak ketemu temu
Dll.
Inilah polanya, inilah patternnya.
Semakin kita berpasrah (dengan definisi pasrah yang sebenarnya) semakin banyak kebaikan (keajaiban) yang terjadi pada kita.
Semakin kita tidak berniat apa-apa, semakin kita tulus, semakin kita ikhlas, semakin kita tidak berekspektasi (terhadap selain Allah), justru itulah asbab Allah ﷻ memberikan kepada kita.
Karena, kalau kita berniat apapun selain karena Allah, maka Allah tidak suka, adapun jika kita berniat, berharap, meminta, sebab, karena Allah saja, maka Allah akan berikan kepada kita.
Dengan kita Kaum Muslimin memahami ini, maka kita sangat bisa mendapat jawaban atas semua pertanyaan, tidak ada perkara yang tidak ada jawabannya (tidak ada perkara yang Paradox), karena semakin kita melepaskan, semakin kita mendapatkan ketenangan, dan justru Allah memberikan apa yang kita inginkan.
Jangan genggam dunia ini. Sebagaimana ini pemahaman Sahabat, mereka menggigit (menggenggam) akhirat di dalam hati, pikiran, pemahaman, dan perbuatan mereka. Sebaliknya dalam perkara dunia ini hanya seperti memegang air pada permukaan telapak tangan (tidak digenggam). Karena semakin kita menggenggam, semakin terciprat air itu keluar dari tangan kita, semakin kita genggam erat (tali) semakin terluka tangan kita.
Ambisi tentu boleh, cita-cita tentu boleh, diikhtiarkan juga boleh, tetapi jangan paksakan takdirmu. Karena semakin kita memaksakan takdir, inilah sebab yang akibatnya (hasilnya) adalah trauma, depresi, stress, gila karena dunia.
..Wallahu a’lam..