...

The Paradox’s Answer

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Setelah sebelumnya kita bahas beberapa contoh fenomena demi fenomena, dimana yang kita tidak paham, dimana yang membuat kita bingung, dimana dengan memahami agama ini, dengan memahami Al Quran dan As Sunnah, dengan memahami Tauhid, dengan pemahaman yang benar, kita akan paham bahwa semua pemahaman atas semua fenomena, solusi atas semua perkara, ada jawaban tepatnya.

 

Setelah sebelumnya kita membahas paradox demi paradox :

 

Takdir, tetapi buruk

Berdoa, tidak terkabul

Stress, tetapi diminta sabar

Sabar, tetapi malah dizalimi

Terlihat kaya, padahal bangkrut

Bahaya kalau tidak ikut demokrasi

Dokter, tetapi salah memberi obat

Takut akan ancaman dunia

Islam agama selamat, tetapi tersesat

Pemahaman Salaf, tetapi kok nyoblos

Kelihatan sukses, padahal hutang Riba

Ingin taubat dari riba, tetapi malah miskin

Energi BBM tukar Listrik (Polusi Uap juga)

Sistem jahat kapitalis, tetapi kita ikut didalamnya

Dll 

 

Telah kita urai satu per satu,

Telah kita dapati jawabannya satu per satu,

Dengan memahami Tauhid, kita memandang dan mendapati jawabannya satu per satu. 

 

Karena dengan memahami Tauhid dan kemudian kita yakin, kita percaya, kita imani, bahwa ternyata ada (hanya satu satunya cara) baik dalam Rububiyah, Uluhiyah, dalam Asma wa Sifat, yang benar, dimana ada petunjuk yang menjadi solusi atas segala perkara, dimana selain itu akan salah, akan tersesat, akan menyebabkan malapetaka di dunia, dan juga yang paling mengerikan, menyebabkan kita masuk kedalam Neraka.

 

**************************

 

Kini kita tambah pembahasan kita, dengan memahami jawaban dari semua paradox, dimana ternyata paradox itu bukan perkara tanpa jawaban, melainkan ada jawabannya, atau “The Answer Of Paradox”.

 

_____

 

Didalam hidup ini, ada polanya.

Didalam hidup ini, ada patternnya.

 

Dimana misal : “smartphone”. Jika kita mengetahui polanya, mengetahui patternnya, maka handphone tersebut bisa kita buka, dan akses. Begitu pula dengan kehidupan.

 

Semakin kita kejar, semakin hal itu lari

Semakin berharap, semakin kita kecewa

Semakin kita baik, semakin kita dijahati

Semakin kita tolong, orang itu berkhianat

Semakin kita menabung, malah tidak kaya

Semakin kita sedekah, malah semakin kaya

Semakin berisi, semakin dia menunduk

Semakin Haq, semakin sedikit orangnya

Semakin berilmu, semakin dia tak terkenal

Semakin kosong, semakin nyaring bunyinya

Semakin dicari, semakin tidak ketemu temu

Dll.

 

Inilah polanya, inilah patternnya.

 

Semakin kita berpasrah (dengan definisi pasrah yang sebenarnya) semakin banyak kebaikan (keajaiban) yang terjadi pada kita.

 

Semakin kita tidak berniat apa-apa, semakin kita tulus, semakin kita ikhlas, semakin kita tidak berekspektasi (terhadap selain Allah), justru itulah asbab Allah ﷻ memberikan kepada kita.

 

Karena, kalau kita berniat apapun selain karena Allah, maka Allah tidak suka, adapun jika kita berniat, berharap, meminta, sebab, karena Allah saja, maka Allah akan berikan kepada kita.

 

Dengan kita Kaum Muslimin memahami ini, maka kita sangat bisa mendapat jawaban atas semua pertanyaan, tidak ada perkara yang tidak ada jawabannya (tidak ada perkara yang Paradox), karena semakin kita melepaskan, semakin kita mendapatkan ketenangan, dan justru Allah memberikan apa yang kita inginkan.

 

Jangan genggam dunia ini. Sebagaimana ini pemahaman Sahabat, mereka menggigit (menggenggam) akhirat di dalam hati, pikiran, pemahaman, dan perbuatan mereka. Sebaliknya dalam perkara dunia ini hanya seperti memegang air pada permukaan telapak tangan (tidak digenggam). Karena semakin kita menggenggam, semakin terciprat air itu keluar dari tangan kita, semakin kita genggam erat (tali) semakin terluka tangan kita. 

 

Ambisi tentu boleh, cita-cita tentu boleh, diikhtiarkan juga boleh, tetapi jangan paksakan takdirmu. Karena semakin kita memaksakan takdir, inilah sebab yang akibatnya (hasilnya) adalah trauma, depresi, stress, gila karena dunia.



 

..Wallahu a’lam..