...

Traps Thought

Artikel - 5 days ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Traps Thought

 

Hampir semua (sekitar 99%) di antara kita melihat “dunia” dengan menggunakan persepsi di balik retina yang memproses penglihatan seseorang. Hampir semua (sekitar 99%) di antara kita menganggap bahwa persepsi adalah cara untuk melihat realitas.

 

Persepsi, adalah interpretasi seseorang terhadap “dunia” di sekitarnya. Persepsi dari tiap-tiap orang memiliki “keunikan” namun dalam konotasi yang negatif. Karena hanya orang tersebut yang memilikinya (yang memiliki persepsi tersebut), tidak ada orang lain yang memiliki persepsi tersebut, alias semua orang akan memiliki persepsi yang berbeda-beda.

 

Persepsi, adalah faktor utama di mana kita dapati orang-orang berdebat, bertengkar, beradu argumen atau berbeda pendapat. Mereka akan berusaha meyakinkan orang lain terhadap persepsinya, padahal setiap persepsi dari orang per orang akan pasti berbeda.

 

*************************

 

Padahal, cara yang benar untuk melihat “dunia” adalah dengan menggunakan perspektif (bukan persepsi).

 

Hanya ada sedikit (sekitar 1%) di antara kita, yang mampu melihat “dunia” dengan menggunakan perspektif, yang mana inilah cara yang benar untuk melihat realitas.

 

Perspektif, adalah “modal” untuk mendapati kebenaran, cara terdepan dalam pemikiran, cara untuk menang dalam pemikiran, cara untuk menang dalam argumen, menang ketika “melawan” terhadap apapun, situasi apapun atau siapapun.

 

Perspektif, adalah sebuah seni mengobservasi “dunia” dari sisi luar diri seseorang, sebuah seni pikiran yang membuat seseorang mampu melihat “dunia” dari sudut pandang yang berseberangan atau berlawanan, atau kemampuan untuk duduk pada posisi atau cara pandang dari pihak yang berlawanan dengan kita, atau yang lebih hebatnya lagi yaitu kemampuan melihat “dunia” dari sudut pandang ketiga.

 

Seseorang yang melihat “dunia” dengan menggunakan persepsi melihat sebuah koin yang kemudian akan diyakininya berbentuk bundar, sedangkan seseorang yang melihat “dunia” dengan menggunakan perspektif akan melihat koin yang kemudian disadarinya ternyata berbentuk bulat dan pipih.

 

Seseorang yang melihat dengan menggunakan persepsi akan memahami kehidupan dunia sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan, sedangkan kehidupan akhirat adalah sesuatu yang dikorbankan. Sebaliknya, seseorang yang melihat dengan perspektif akan memahami kehidupan akhiratlah yang harus diperjuangkan, walau mungkin harus dengan mengorbankan kehidupan dunia.

 

Seseorang yang mampu melihat “dunia” dengan menggunakan perspektif akan unggul dalam memahami “dunia”, kemudian mereka bergerak maju dan kelak beruntung pada kehidupan “akhirat”, dibandingkan mereka yang melihat “dunia” dengan persepsi, yang mana mereka terus akan berputar-putar di tempat yang sama, kalah dan merugi.

 

Persepsi kita dalam melihat “dunia”, tidak dibutuhkan orang lain, dan apabila persepsi tersebut dipaksakan bahkan bisa menjadi sebab perselisihan, kebencian atau ketidak-sukaan orang lain kepada kita, di mana setiap orang (sudah) memiliki persepsi masing-masing dan persepsi yang tentu berbeda.

 

Perspektif kita dalam melihat “dunia”, adalah sesuatu yang kita butuhkan dan yang dibutuhkan orang lain, sudut pandang yang luas, pengetahuan, serta pemahaman akan sesuatu dengan benar, yang mana orang lain membutuhkan perspektif yang tepat untuk mengimbangi persepsi yang menjadi dasar pemahaman seseorang.

 

Namun pada kenyataannya, sangat disayangkan kebanyakan dari kita adalah orang-orang yang terjebak dengan persepsinya masing-masing.

 

 

..Wallahu a’lam..