Wajah Utara
Pada hari ini, ternyata didapati masih ada orang-orang yang bersedekah sebagaimana sedekahnya Abu Bakar, Umar, Utsman atau bersedekah sebagaimana sedekahnya Para Sahabat. Taukah kamu siapa mereka?
Mirisnya itu bukan dilakukan oleh diri kita kaum muslimin, mirisnya itu bukan ditiru oleh saudara-saudara kita bahkan yang mengaku bermanhaj salaf. Melainkan justru ditiru dan dilakukan oleh orang Yahudi dan Nasrani.
Salah satunya yaitu pendiri “The North Face”. Doug Tompkins yang menggunakan kekayaannya untuk membeli dan menyedekahkan, bukan 2 hektar, bukan 20 hektar, bukan 200 hektar, bukan 2000 hektar, melainkan 2.000.000 hektar hutan belantara di wilayah Amerika Selatan, bukan untuk diekploitasi namun untuk dilindungi, agar menjadi warisan bagi umat manusia.
Bersama istrinya Kristine, mereka bahkan mengeluarkan “uang tambahan” untuk memulihkan ekosistem yang rusak, mengembalikan habitat asli, menyeimbangkan alam dan menyumbangkannya untuk kepentingan pubilk. Hasilnya, adalah taman nasional paling menakjubkan didunia. Inisiatif ini masuk kedalam toplist salah satu donasi terbesar dan terbaik didalam sejarah.
_____
Pada hari ini, ternyata ada orang-orang yang bersedekah sebagaimana Abu Jahal dan Abu Lahab atau mindset sedekahnya orang-orang Quraisy (suku terburuk didunia), yang tidak mengeluarkan (sedekah) kecuali sangat sedikit. Itupun bukan karena kesadaran inisiatif melainkan karena adanya motif. Misal rasa tidak enak, untuk “personal branding”, bahkan dijadikan “alat tukar” didalam bisnis. Kesempatan dan kemampuan untuk bersedekah-pun “dijual” dengan pertimbangan dan motif untung rugi. Taukah kamu siapa mereka?
Mirisnya itu bukan dilakukan oleh Yahudi atau Nasrani, melainkan itu dilakukan oleh saudara kita kaum muslimin, sebagiannya yang merasa bermanhaj salaf. Melainkan itu dilakukan oleh diri kita.
Salah satu contohnya, tanpa perlu dijelaskan detail, silahkan untuk cek masing-masing diri kita, yang mana karakteristik itu, contoh-contoh itu, ternyata menempel pada diri kita sendiri.
*************************
Ikhlas, secara istilah dunia memiliki definisi niat paling tinggi, paling tulus, untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya; yang paling baik; yang terbaik.
Ikhlas, secara istilah syar’i memiliki definisi niat paling tinggi, paling tulus, untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya yang diperuntukkan hanya kepada Allah saja.
_____
Sebagian besar dari kita keliru memahami makna keikhlasan, yang tergedradasi menjadi “seikhlasnya” atau “sekedarnya”.
Sebagian besar dari kita memahami makna keikhlasan yang artinya sebaik baiknya, setulus-tulusnya dan idealnya dilakukan hanya untuk Allah, yang terdegradasi menjadi “seadanya”, “terpaksa” atau ada motif lain, misal dunia atau manusia (alias selain/bukan untuk Allah saja).
Bayangkan, sesuatu yang harusnya dilakukan dengan niat paling tinggi, paling tulus, paling baik, yang mana itu diperuntukkan hanya kepada Allah saja, malah dilakukan “sekedarnya”, “ala kadarnya”, serta malah itu dilakukan karena selain Allah (karena manusia atau motif dunia lainnya).
*************************
Padahal didalam ilmu Islam, sedekah itu ibarat sebuah biji yang bercabang 70 (pada riwayat lain bercabang 100), alias berkali kali lipat manfaatnya.
Padahal didalam ilmu Islam, sedekah itu adalah amalan yang “jariyah”, yang tetap mengalir kepada pelakunya dan tidak terputus kematian, memiliki manfaat yang bukan hanya kembali dirasakan didunia, melainkan di akhirat.
_____
Padahal didalam ilmu keuangan, uang yang dikeluarkan (diputar) akan mendatangkan keuntungan, alias mendatangkan uang yang lebih banyak.
Padahal dalam konsep energi keuangan, uang yang dikeluarkan akan kembali kepada dengan membawa “teman-temannya”, akan kembali kepada pelakunya dalam berbagai bentuk dengan manfaat yang lebih dari yang dikeluarkan.
_____
Seseorang yang bersedekah sejatinya dia bukan sedang kehilangan, melainkan berkelimpahan nikmat (pahala) yang banyak, dengan nikmat yang bahkan terus tidak berhenti mengalir hingga kedalam liang kuburnya.
Seseorang yang bersedekah, sejatinya dia bukan kehilangan, melainkan sedang memproduksi banyak hal, menggerakkan banyak hal, membuat dunia tetap hidup, yang mana dunia yang terus hidup, terus bergerak, dan yang mana itu akan kembali kepada dirinya dengan membawa manfaat yang banyak.
Bayangkan, betapa lugu dan sekaligus jahil (bodoh) orang yang tidak memahami konsep ini, betapa orang-orang seperti ini mengira dia sedang memperkaya diri dengan mengenggam uangnya, betapa orang-orang demikian mengira dia bisa memambah kekayaan dengan cara menyimpan uang, padahal sejatinya dia sedang merugi.
*************************
Kesalahan logika dari seseorang yang sedikit bersedekah karena dirinya merasa sedikit harta.
Padahal faktanya sedekah bukan perihal miskin harta atau kaya harta, melainkan miskin atau kayanya hati. Padahal sedekahlah yang membuat seseorang bertambah banyak hartanya, yang dari hartanya yang sedikit kemudian bertambah dan menghasilkan kekayaan yang sesungguhnya yaitu diakhirat.
Sedekah yang banyak, keluar dari orang orang banyak harta, kaya harta dan kaya hati. Sedekah yang sedikit, keluar dari orang orang sedikit harta, miskin harta, dan miskinnya hati.
_____
“Uang dan harta, tidak akan merubah karakter seseorang, melainkan memperjelas karakter seseorang.”
Keadaan yang miskin, tidaklah menghalangi sedekahnya seseorang yang dermawan. Sebaliknya keadaan yang kaya, tidak pula mempermudah sedekah seseorang yang bakhil.
Seorang dermawan yang kaya akan tetap dermawan walaupun dia miskin. Sebaliknya seorang bakhil yang miskin akan tetap bakhil, walaupun dia kaya.
..Wallahu a’lam..