...

Wasilah Tergantung Tujuan, Dan Sebaliknya

Artikel - 2 years ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Beberapa hal yang masuk dalam kaidah ini, di antaranya adalah bahwasanya :

๐Ÿ’กPerkara wajib yang tidak bisa sempurna (pelaksanaannya) kecuali dengan keberadaan sesuatu hal, maka hal tersebut hukumnya wajib pula.

๐Ÿ’กPerkara sunat yang tidak bisa sempurna kecuali dengan keberadaan sesuatu hal, maka hal tersebut sunat juga hukumnya

๐Ÿ’กDemikian pula, sarana-sarana yang mengantarkan kepada perkara yang haram atau mengantarkan kepada perkara yang makruh, maka hukumnya mengikuti perkara yang haram atau makruh tersebut

Jadi, apabila Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya memerintahkan sesuatu, maka itu berarti sebuah perintah untuk melaksanakan obyek yang diperintahkan, dan hal-hal terkait yang menyebabkan perintah tersebut tidak sempurna kecuali dengan hal-hal tersebut


Maka perintah untuk melaksanakan sholat adalah perintah untuk melaksanakan shalat dan perkara-perkara yang shalat tidak sempurna kecuali dengannya seperti thaharah (bersuci), menutup aurat, menghadap kiblat, dan syarat-syarat lainnya. Dan juga, perintah untuk mempelajari hukum-hukum yang pelaksanaan shalat tidaklah bisa sempurna kecuali dengan didahului dengan mempelajari ilmu tersebut

Demikian pula, seluruh ibadah yang wajib atau sunnah yang tidaklah bisa menjadi sempurna kecuali dengan suatu hal, maka hal itu juga wajib karena perkara yang diwajibkan tersebut, atau menjadi amalan sunnah dikarenakan perkara yang sunnah tersebut


Demikian pula, masuk dalam kaidah ini adalah wajibnya mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat. Ilmu bermanfaat terbagi menjadi dua macam :

Pertama. Ilmu yang hukum mempelajarinya fardhu ‘ain, yaitu ilmu yang sifatnya sangat diperlukan oleh setiap orang dalam urusan agama, akhirat, maupun urusan muamalah. Setiap orang berbeda-beda tingkat kewajibannya sesuai dengan keadaan masing-masing

Kedua. Ilmu yang hukum mempelajarinya fardhu kifayah, yaitu ilmu yang merupakan bersifat tambahan dari ilmu harus dipelajari oleh setiap individu, yang dibutuhkan oleh muasyarakat luas

Yaitu tentang wajibnya mempelajari tanda-tanda datangnya waktu shalat, cara wudhu, batas aurat shalat, cara shalat, bacaan shalat, mengetahui arah kiblat, dll

Yaitu tentang perlunya mempelajari cara mengumandangkan adzan, iqamah, mengendalikan kepemimpinan yang kecil maupun yang besar, amar ma`ruf nahi munkar, jihad yang hukumnya fardhu kifayah, pengurusan jenazah dalam bentuk memandikan, mengkafani, menyolatkan, membawanya ke pemakaman, menguburkannya, serta hal-hal yang menyertainya, persawahan, perkebunan, muamalah, dll


Ketika suatu wasilah/cara baik
Namun tujuannya buruk
Ketika suatu tujuan baik
Namun wasilahnya/caranya buruk

Maka = Hukumnya-pun Menyertai


Seperti shalat namun tidak dengan wudhu yang baik, tidak dengan tata cara shalat yang baik. Seperti menjual anggur kepada orang yang akan membuatnya menjadi minuman keras (khamr). Atau menjual senjata kepada orang dalam kondisi fitnah, atau menjualnya kepada musuh dan perampok

Seperti shalat dengan wudhu, dan tata cara yang baik namun Riya, Seperti menjual dengan muamalah yang baik, tetapi menjual Khamr, Babi, atau menjual yang Allah Haramkan


Inilah sebabnya kita wajib memiliki ilmu tentang cara yang benar untuk suatu tujuan yang benar, dan inilah sebab kita wajib memiliki ilmu mengetahui tujuan yang benar, yang ditempuh dengan cara yang benar. Bahkan jika cara dan tujuan yang samar-samar, dianggap telah jatuh kepada perkara yang haram

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูˆูŽู‚ูŽุนูŽ ููŠู ุงู„ุดู‘ูุจูู‡ูŽุงุชู ูˆูŽู‚ูŽุนูŽ ููŠู ุงู„ู’ุญูŽุฑูŽุงู…ู ุŒ ูƒูŽุงู„ุฑู‘ูŽุงุนููŠ ูŠูŽุฑู’ุนูŽู‰ ุญูŽูˆู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุญูู…ูŽู‰ ูŠููˆู’ุดููƒู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ุชูŽุนูŽ ูููŠู’ู‡ู ุŒ ุฃูŽู„ุงูŽ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ู„ููƒูู„ู‘ู ู…ูŽู„ููƒู ุญูู…ูŽู‰ ุŒ ุฃูŽู„ุงูŽ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุญูู…ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุญูŽุงุฑูู…ูู‡ู

"Dan barang siapa yang jatuh ke dalam perkara yang samar, maka ia telah jatuh ke dalam wilayah perkara yang haram. Seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah larangan; dikhawatirkan ia akan masuk ke daerah larangan itu. Ingatlah, setiap raja memiliki daerah larangan; dan daerah larangan Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya"
(HR Bukhari)

 

..Wallahu a'lam..